Bauran Pemasaran Marketing Mix

terjadi pada tingkat pengrajin produsen tapioka ditentukan oleh tingkat harga di pabrik penggilingan. Sebelum menjual produknya, pengrajin tapioka biasanya terlebih dulu melakukan survei harga ke beberapa pabrik pengolahan dan selanjutnya menjual produknya tersebut pada pabrik yang memberikan harga tertinggi.

6.3. Bauran Pemasaran Marketing Mix

Bauran pemasaran merupakan konsep yang digunakan perusahaan dalam memasarkan produknya sehingga produk tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan serta dapat diterima oleh konsumen. Bauran pemasaran pada perusahaan ini meliputi produk, harga, tempat, dan promosi. Produk Bahan baku pembuatan tapioka adalah ubi kayu. Ubi kayu yang bermutu baik mempunyai ciri keras, masa panen setelah 10 bulan dan apabila dipatahkan akan terasa apakah ubi kayu tersebut banyak mengandung butiran pati. Penggunaan ubi kayu yang bermutu baik berpengaruh nyata terhadap mutu tapioka. apabila ubi kayu yang digunakan baik maka akan lebih banyak tapioka yang dihasilkan Umumnya tapioka yang dihasilkan pengrajin merupakan kualitas B dan C, hal ini disebabkan oleh iklim dan cuaca serta bahan bakunya sendiri. Apabila cuaca cerah dan bahan baku bagus, maka tapioka yang dihasilkan dapat berkualitas B bahkan A, namun jika musim hujan maka kualitasnya berada pada kualitas C dan D. Proses penjemuran tapioka yang terganggu oleh hujan menurunkan kualitas produk. Akan tetapi perusahaan berusaha menanggulangi hal ini dengan merendam tapioka sebelum dilakukan proses penjemuran kembali. Deskripsi mengenai kualitas tapioka dapat dilihat pada Tabel 15. Kualitas tapioka dibedakan secara kasat mata berdasarkan warna, aroma, dan kandungan air. Penentuan kualitas biasanya dengan mengambil contoh tapioka dari dalam karung yang dibawa oleh pengrajin. Penentuan kualitas ini dilakukan oleh pihak pabrik yang sudah berpengalaman. Tabel 15. Kualitas Tapioka No Kualitas Deskripsi 1 A Berwarna putih bersih, kering, tidak lembab, halus butiran sangat kecil, kering 1 hari 2 B Berwarna putih pucat, kering, agak lembab dan agak kasar butiran kecil, kering 2 hari 3 C Berwarna kekuningan, agak kering, lembab dan kasar, kering lebih dari 2 hari 4 D Berwarna kuning kecoklatan, agak basah, lembab sekali dan kasar sekali, kering lebih dari 2 hari Harga Pengrajin tapioka memiliki jaringan informasi dengan pihak petani maupun pemilik pabrik penggilingan. Jika harga tapioka diperkirakan akan turun, maka pengrajin tapioka berusaha meminta penurunan harga jual ubi kayu dari pihak petani. Penurunan harga ini dilakukan secara bertahap, sehingga pada saat terjadi penurunan harga jual tapioka, petani tidak terlalu mengalami kerugian dan masih mampu beroperasi. Pengrajin tapioka biasanya menjual produk sesuai dengan harga yang berlaku di pasaran pada umumnya. Adapun rincian harga untuk masing-masing kelas ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16. Harga Jual Tapioka dan Onggok Berdasarkan Kualitas Desa Cipambuan Tahun 2006 No Jenis Harga Rp 1 Tapioka kw A 3.500 2 Tapioka kw B 3.200 3 Tapioka kw C 3.100 4 Onggok kw A 1.100 5 Onggok kw B 800 6 Onggok kw C 700 Keterangan: Penjualan tapioka dan onggok kualitas D jarang terjadi Tempat Pengrajin tapioka tidak memiliki kantor pemasaran khusus. Lokasi produksi dipilih berdasarkan atas kemudahan untuk mendapatkan bahan baku dan ketersediaan tenaga kerja. Tempat usaha berlokasi di sekitar pemukiman penduduk, sebagian di tanah milik PT. Sentul dan sekitar aliran sungai. Lokasi usaha yang sebagian bukan milik pribadi merupakan suatu kelemahan. Meskipun demikian, perekrutan tenaga kerja akan lebih mudah sehubungan dengan dekatnya lokasi usaha dengan pemukiman penduduk. Selain itu, pasokan air dan pembuangan limbah akan lebih lancar, karena lokasi usaha yang berdekatan dengan sungai. Keberadaan pengrajin tapioka terbilang cukup strategis. Karena dari segi pemasaran, lokasi tidak jauh dari pusat-pusat pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Pola pemasaran pengrajin tapioka dapat dilihat pada Gambar 4. Ada dua perilaku yang biasanya dilakukan pengrajin dalam memasarkan produknya, yaitu: Pengrajin langsung menjual produknya ke pabrik penggilingan tapioka halus atau menjual melalui bandar. Perbedaan harga pada pabrik dan bandar hanya berkisar Rp. 50-75 per kilo gram. Jika tapioka yang dihasilkan tidak dalam jumlah besar, pengrajin memilih untuk menjual produknya melalui bandar karena tidak perlu mengeluarkan biaya transport. Pengrajin Tapioka Pabrik Tapioka Halus Bandar Ekspor Pabrik Pangan Makanan Ringan Gambar 4. Pola Pemasaran Tapioka di Desa Cipambuan Produk sampingan berupa onggok dapat dijual kepada industri pakan, pabrik penggilingan atau langsung pada peternak guna diolah menjadi makanan ternak. Penjualan biasanya dilakukan sendiri tanpa melalui tengkulak. Promosi Sejauh ini pengrajin tapioka tidak melakukan promosi baik secara audio maupun visual. Bertambahnya pelanggan hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut. Hingga saat ini perusahaan berusaha untuk memenuhi keinginan konsumen dengan sebaik mungkin.

6.4. Hasil Keputusan Analisis Pasar