Gambaran Umum Bahan Baku Komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Bahan Baku Komoditas

Kedudukan ubi kayu dalam sistematika taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatofyta tumbuhan berbiji Subdivisi : Angiospermae berbiji tertutup Kelas : Dicotyledonae biji berkeping dua Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Manihot Species : Manihotsculenta crantz Sin. M utilissima Poh. Ubi kayu merupakan tanaman daerah tropis yang mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi baik terhadap iklim yang kurang baik, maupun jenis lahan yang kurang subur. Ubi kayu harus ditanam di daerah yang memiliki penyinaran penuh minimal 10 jam per hari guna mendapatkan hasil yang tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh pada segala jenis tanah terutama Latosol, Alluvial, dan Podsolik serta memerlukan curah hujan tahunan optimum 760 sampai 1.500 mm. Ubi kayu, di Indonesia, dapat ditanam di dataran sampai ketinggian kira-kira 1.500 m dari permukaan laut, suhu minimum 10 o C dan kelembaban rata-rata 65 persen Rukmana,1997. Gambar 1. Ubi kayu Batang tanaman ubi kayu berkayu, beruas-ruas dan panjang, berbentuk bulat dengan diameter antara 2,5 - 4 cm, dengan tinggi beragam mulai dari 1 - 4 m atau lebih, tergantung pada varietas dan kondisi ekologi. Empelur batang berwarna putih, lunak dan strukturnya empuk seperti gabus. Warna batang bervariasi tergantung kulit luar, tetapi pada umumnya batang muda berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu atau coklat kelabu. Daun ubi kayu termasuk daun majemuk menjari dengan anak daun berbentuk elips yang berujung runcing dan mempunyai susunan berurat menjari dengan canggap 5 - 9 helai Rukmana,1997. Perkembangbiakan ubi kayu umumnya dilakukan dengan setek walaupun tanaman ini dapat juga dikembangkan dengan biji yang kegunaan utamanya untuk pemuliaan tanaman. Bagian batang yang baik untuk keperluan bibit adalah batang yang sudah berkayu, berumur 7 - 15 bulan, diambil 1 - 3 m dari batang untuk setek dengan panjang setek kira-kira 25 cm. Pemanenan ubi kayu yang tepat adalah pada saat karbohidrat atau kandungan tepung dalam umbi dan produksi dalam keadaam optimal, yang ditandai dengan daun yang menguning dan banyak yang rontok, umur tanaman telah mencapai 7 - 14 bulan tergantung varietas yang ditanam Setyono, 1991. Petani memasyarakatkan ubi kayu karena mudah dibudidayakan dan mengandung karbohidrat yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan makanan pengganti beras. Daunnya dapat digunakan sebagai sayur yang mempunyai gizi tinggi. Selain sebagai bahan makanan, ubi kayu juga digunakan sebagai bahan pembuatan makanan ternak, bahan baku industri tapioka, bahan pembuat etanol dan gula cair Setyono, 1991. Sifat fisik dan kimia ubi kayu sangat penting diketahui apabila ubi kayu tersebut akan diolah. Ubi kayu mengandung asam sianida HCN yang kadarnya bervariasi tergantung dari jenis dan varietasnya. Berdasarkan sifatnya ubi kayu digolongkan dalam dua golongan yaitu golongan pahit kandungan HCN 50 mgkg bahan dan golongan manis kandungan HCN 50 mgkg. Umumnya yang dikonsumsi langsung adalah varietas manis dan varietas pahit digunakan untuk industri Sofyan, 2004.

2.2. Pengolahan Tapioka