Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan pengrajin tapioka milik Bapak Uhan Burhanudin di Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa pengrajin tersebut telah lama eksis dan dapat terus berproduksi secara kontinu. Penelitian ini dilakukan pada bulan November- Desember 2006.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer mencakup data yang berhubungan dengan biaya sarana produksi, termasuk biaya investasi, biaya operasional, dan biaya umum, jumlah produksi, tingkat harga dan sumber modal, aspek pasar, aspek teknis dan manajemen serta aspek sosial lingkungan usaha pengolahan tapioka. Data sekunder mencakup data mengenai sektor pertanian, subsektor palawija dan pengolahan tapioka secara umum. Data primer diperoleh langsung dari pengrajin sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur di lembaga atau instansi yang ada kaitannya dengan masalah penelitian, seperti Kantor Desa Cipambuan serta Kantor Kecamatan Babakan Madang, Perpustakaan, Dinas Pertanian dan Biro Pusat Statistik.

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif meliputi tahap pengolahan dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pengusahaan tapioka yang ada di lokasi penelitian dan mengkaji perkembangannya. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengkaji kelayakan usaha tapioka secara finansial. Analisis finansial dilakukan untuk menganalisis kelayakan usaha dari sudut pengrajin atau orang yang menanam modal. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kelayakan investasi dan analisis sensitivitas. Analisis ini dilakukan secara manual dengan kalkulator dan komputer dengan menggunakan software Microsoft Excell 2003. Hasil dari analisis ini disajikan dalam bentuk tabulasi dengan tujuan untuk mempermudah analisis data. Selain aspek finansial, penelitian ini juga mengkaji aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial lingkungan, dan aspek pasar.

4.3.1. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui analisis biaya dan manfaat, analisis rugi laba, analisis kriteria investasi, analisis sensitivitas dan analisis switching value . Adapun yang termasuk dalam analisis kriteria investasi yaitu meliputi NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return, Net BC Net Benefit Cost Ratio , dan Discounted Payback Period. Analisis biaya manfaat dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek berlangsung. Hasil analisis ini selanjutnya diolah untuk menghasilkan analisis rugi laba sehingga dapat diketahui jumlah pajak yang merupakan komponen pengurang dalam cashflow perusahaan. Setelah pajak diketahui maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi guna mengetahui kelayakan usaha dari sisi finansial. Tingkat kepekaan proyek terhadap beberapa perubahan dapat dicari melalui analisis sensitivitas. Adapun untuk mencari sejauh mana batas maksimal suatu perubahan usaha masih dikatakan layak dapat dilakukan dengan analisis switching value . A. Net Present Value NPV Net Present Value dari suatu proyek merupakan nilai sekarang present value dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh selama umur proyek. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika menghasilkan NPV lebih besar dari nol. Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut: NPV = ∑ = + − t t t t t i C B 1 Keterangan : B t = Penerimaan proyek pada tahun ke-t Rupiah C t = Biaya proyek pada tahun ke-t Rupiah i = Tingkat suku bunga t = Umur usaha tahun Berdasarkan nilai NPV, terdapat tiga kriteria kelayakan investasi: 1. NPV0, maka usaha layak dan dapat dilaksanakan. 2. NPV=0, maka usaha tidak untung tidak rugi, terserah kepada penilaian subjektif pengambil keputusan. 3. NPV0, maka usaha tidak layak dan lebih baik tidak perlu dilaksanakan.

B. Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return menunjukkan tingkat suku bunga yang berlaku ketika biaya yang dikeluarkan proyek sama dengan manfaat yang diberikan proyek. IRR, dengan kata lain, menunjukkan tingkat pengembalian proyek secara keseluruhan. Investasi dinilai menguntungkan dan proyek layak dilaksanakan jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang diisyaratkan. IRR dihitung dengan metode IRR yang diformulasikan sebagai berikut: negatif NPV positif NPV positif NPV + IRR = i 1 + + i 2 – i 1 Keterangan : IRR = Tingkat pengembalian internal i 1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif

C. Net Benefit Cost Ratio Net BC

Net Benefit Cost Ratio Net BC menunjukkan manfaat yang dihasikan proyek untuk setiap biaya yang dikeluarkan. Jika net BC ≥1, artinya manfaat yang diberikan oleh proyek lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan, sehinggga proyek layak dilaksanakan. Rumus yang digunakan adalah : Net BC ∑ ∑ = = + − + − = n t t n t t i Bt Ct i Ct Bt 1 1 Keterangan : B t = Benefit proyek pada tahun ke-t C t = Biaya proyek pada tahun ke-t n = Umur usaha tahun i = Tingkat suku bunga

D. Discounted Payback Period PP

Discounted Payback period menunjukkan masa pengembalian investasi yang dikeluarkan oleh proyek setelah memperhitungkan nilai waktu uang, biasanya dinyatakan dalam satuan tahun, bulan dan hari. Nilainya dapat dicari dengan menggunakan nilai sekarang dari total manfaat bersih, sebagai berikut: PV = FV1+i t Keterangan: PV = Nilai sekarang dari Net Benefit Rupiah FV = Nilai masa depan dari Net Benefit Rupiah i = tingkat diskonto persen t = tahun ke-t Setelah mendapatkan nilai sekarang dari keuntungan bersih maka akan dapat ditentukan pada tahun ke berapa total biaya investasi dapat tertutupi oleh keuntungan. Masa pengembalian investasi ditunjukkan pada saat proyek mulai mengalami nilai present value yang positif. Semakin cepat tingkat pengembalian suatu usaha maka akan semakin baik.

4.3.2. Analisis Sensitivitas dan Switching Value

Cashflow merupakan hasil pengolahan yang bersifat statik. Informasi keuangan usaha tapioka yang dituangkan kedalam cashflow hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan harga input, perubahan harga output dan tingkat produksi seringkali menjadi variabel utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan investasi pengusahaan tapioka ini. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap usaha tapioka guna mengatisipasi perubahan tersebut. Switching value adalah suatu nilai dimana pada nilai tersebut dicapai NPV =0, Net BC=1 dan IRR=i, yaitu untuk mencari nilai maksimal peningkatan harga input ataupun nilai maksimal penurunan harga output yang nantinya akan menjadi batas minimal bagi perusahaan sehingga dapat dikatakan sebagai usaha yang layak. Cara mencari switching value yaitu dengan trial dan error.

4.4. Definisi Operasional