Bahan Baku ANALISIS ASPEK TEKNIS

Kapasitas produksi usaha ini sebesar 5 ton per hari. Fasilitas dan peralatan produksi yang dibutuhkan oleh pengrajin untuk memproduksi tapioka disajikan pada Tabel 17. Masing-masing peralatan memiliki fungsi yang berbeda. Mesin induk merupakan mesin yang menjadi pusat dari seluruh produksi. Gambar peralatan produksi dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 17. Fasilitas dan Peralatan Produksi No MesinPeralatan Satuan Jumlah 1 - Mesin Parut ubi kayu unit 1 2 - Mesin Penghancur aci unit 1 3 - Mesin Pompa unit 2 4 - Mesin Ayakan sintrik unit 1 5 - Mesin Induk generator unit 1 6 - Bak Penampung M 2 6 7 - Saringan unit 4 8 - Alat Semprot selang M 20 9 - Bak Pengendapan unit 5 10 - Jemuran rak unit 5 11 - Pengki unit 4 12 - Tambir unit 5.000 13 - Dunak unit 10 14 - Timbangan unit 1

7.3. Bahan Baku

Ketersediaan bahan baku sangat menentukan kelancaran produksi. Selain itu, bahan baku harus tersedia pada waktu dan jumlah yang tepat. Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan tapioka adalah ubi kayu. Penggunaan ubi kayu yang bermutu baik berpengaruh nyata terhadap kualitas tapioka. Bila bahan baku ubi kayu terlalu muda atau tua, maka kadar tepung yang dihasilkan akan rendah. Ubi kayu yang dipanen setelah berumur 7 sampai 10 bulan akan menghasilkan tapioka berkualitas baik. Dengan kualitas bahan baku yang baik, satu ton ubi kayu dapat menghasilkan 300 kilogram tapioka dan 80 kilogram onggok. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 11. Sifat fisik dan kimia ubi kayu sangat penting diketahui apabila ubi kayu tersebut akan diolah. Ubi kayu mengandung asam sianida HCN berkadar rendah sampai tinggi, bervariasi tergantung jenis dan varietasnya. Ubi kayu yang berkadar HCN tinggi dapat digunakan dalam industri pengolahan pati ubi kayu tapioka dikarenakan selama proses pencucian maupun perendaman kadar HCN dapat berkurang. Tabel 18. Varietas Ubi kayu sebagai Bahan baku serta Potensi Hasil dan Sifat Penting Lainnya N o Jenis atau Varietas Produksi tonha Kadar HCN mg Karbohidrat Rasa 1 2 3 4 5 6 7 Mentega Gading Adira 2 Pucuk Biru Adira1 Mangi Tapikuru SPP Racun 20 20-30 20-35 20-35 20 30-35 20-25 22 31,4 123,7 27,5 30 130 150 26,0 36,0 40,8 45,2 30-37 - 27,0 Enak Enak Pahit Enak Enak Pahit Amat Pahit Sumber: Rukmana dalam Sofyan, 2004 Pengrajin tapioka dalam proses produksi yang terjadi di lapangan, pada umumnya membedakan ubi kayu dalam dua jenis, yaitu: 1. Ubi kayu Putih Adira, Pucuk Biru, Tapikuru, dan SPP 2. Ubi kayu Kuning Mentega dan Gading Kedua jenis ini memiliki keunggulan masing-masing dalam kualitas dan kuantitas. Ubi kayu putih menghasilkan tapioka lebih banyak jika dibandingkan dengan ubi kayu kuning, akan tetapi kualitas dari produk yang dihasilkan ubi kayu putih lebih rendah jika dibandingkan dengan ubi kayu kuning. Namun dalam memproduksi tapioka para pengrajin tidak memperhatikan proses pemilihan bahan baku dengan varietas khusus dan langsung memproduksi varietas yang tersedia. Hal terpenting dan menjadi perhatian bagi pengrajin tapioka adalah kesegaran bahan baku ubi kayu dikarenakan sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil produksi. Pengrajin tapioka terpaksa berhenti produksi pada musim hujan karena ketersediaan bahan baku berkurang, selain itu sulit untuk mengeringkan ubi kayu basah yang telah digiling. Dalam satu tahun 12 bulan hari efektif memproduksi tapioka kasar hanya 10 bulan, termasuk bulan Ramadhan apabila cuaca mendukung. Untuk kebutuhan produksi tapioka, kapasitas maksimum ubi kayu yang dapat ditampung pengrajin setiap harinya hanya sekitar 5 ton. Bahan baku ini didatangkan dari Leuwiliang, Jasinga, Parung, Ciampea, Gadog, Cipayung, Cianjur, Sukabumi, Karawang dan wilayah sekitar Bogor lainnya. Pengrajin tapioka memperoleh bahan baku yaitu melalui bandar atau makelar dengan sistem kepercayaan, dimana pengrajin tapioka terlebih dahulu memberikan uang muka kepada makelar. Harga bahan baku ubi kayu yang belum dikupas sebesar Rp. 500,- per kilo gram dan harga ubi kayu yang sudah dikupas sebesar Rp. 700,- per kilo gram. PENGRAJIN BANDAR PENGIRIM PETAN I Gambar 5. Jalur Umum Pengadaan Bahan Baku Tapioka di Desa Cipambuan

7.4. Tenaga Kerja