Arus Biaya ANALISIS ASPEK KEUANGAN

9.1.3. Nilai Sisa

Penerimaan nilai sisa dihitung berdasarkan nilai aset yang tidak habis saat umur proyek berakhir. Pendapatan nilai sisa antara Skenario 1 dengan Skenario 2 adalah sama. Secara terperinci, perhitungan nilai sisa usaha tapioka ini dapat dilihat pada Lampiran 12.

9.2. Arus Biaya

Arus biaya pada usaha tapoka merupakan komponen biaya yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional pada tahun pertama berbeda dengan tahun berikutnya dikarenakan perusahaan belum berproduksi dengan optimal.

9.2.1. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat memulai usaha untuk melakukan pengolahan tapioka. Biaya investasi pengolahan tapioka ini meliputi pembangunan tempat produksi dan gudang, sewa tanah, pembelian mesin dan peralatan. Biaya investasi pada Skenario 1 dan Skenario 2 adalah sama. Adapun jumlah investasi yang dibutuhkan perusahaan pada tahun pertama sebesar Rp. 295,060,000,-. Pada Tabel 24 dapat diketahui bahwa pengeluaran investasi tertinggi yaitu pada pembelian lahan dan pengadaan kendaraan, masing- masing sejumlah Rp. 90,000,000,-, dengan persentase sebesar 30,50 persen dari total biaya investasi secara keseluruhan. Selain itu, pengadaan mesin atau peralatan sebesar 25,26 persen juga merupakan investasi penting lainnya setelah lahan dan kendaraan, di samping pembuatan bangunan pabrik dan gudang 12,72 . Keseluruhan biaya investasi dikeluarkan dari modal mandiri. Tabel 24. Rekapitulasi Biaya Investasi Usaha Tapioka No Jenis Biaya Jumlah Nilai Penyusutan Persentase 1 Lahan 450 M ² 90,000,000 30.50 2 Sewa Tanah per tahun 2000 M ² 3,000,000 1.02 3 Bangunan PabrikGudang terlampir 37,530,000 6,350,800 12.72 4 MesinPeralatan terlampir 74,530,000 40,330,000 25.26 5 Kendaraan 1 90,000,000 9,000,000 30.50 Jumlah 295,060,000 55,680,800 100.00 Selain biaya invetasi, terdapat beberapa komponen biaya reinvestasi yang harus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya, antara lain sewa tanah serta peralatan lain seperti kain saringan, bambu, tambir, dan lain sebagainya.

9.2.2. Biaya Operasional

Biaya operasional usaha tapioka merupakan biaya tidak tetap variable cost yang besarnya tergantung pada kapasitas produksi. Komponen biaya operasional dalam pengolahan tapioka ini meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Biaya operasional tiap tahunnya diasumsikan konstan karena kapasitas mesin yang tetap. Usaha pengolahan tapioka Skenario 1 per tahunnya membutuhkan biaya operasional sebesar Rp. 841,462,500,- per tahun. Biaya terbesar 74,28 dikeluarkan untuk komponen pengadaan bahan baku ubi kayu sebesar Rp. 625,000,000,- per tahun, kemudian disusul komponen tenaga kerja 14,68 sejumlah Rp. 123,562,500,- per tahun seperti yang terlihat pada Lampiran 13. Rincian biaya operasional pengolahan tapioka yang dibutuhkan pada Skenario 2 dapat dilihat pada Lampiran 14. Biaya operasional Skenario 2 berjumlah Rp. 972,900,000,- per tahun. Serupa dengan Skenario 1, pada Skenario 2 biaya terbesar dikeluarkan untuk komponen bahan baku sebesar Rp. 812,500,000,- per tahun 83,51, kemudian disusul komponen tenaga kerja sejumlah Rp. 67,500,000,- per tahun 6,94 .

9.3. Analisis Rugi Laba