tingkat berapa proyek yang dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau jumlah input dan penurunan harga atau jumlah output Gittinger, 1986.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Berasal dari keinginan untuk memperbaiki keadaan menjadi yang lebih baik, masyarakat dan pemerintah daerah, mengupayakan usaha tapioka dapat
meningkatkan taraf hidup pendapatan masyarakat atau petani. Usaha ini juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam rangka mendukung perkembangan
ekonomi daerah serta sebagai upaya pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan khususnya.
Kebijakan pembangunan yang berorientasi pada sumber daya lokal, semangat otonomi daerah yang memberikan wewenang kepada daerah untuk
menggali segala potensi daerah, serta didukung oleh potensi fisik, potensi ekonomi, dan sosial budaya masyarakat setempat untuk usaha tapioka, serta
didukung oleh pasar terbuka. Hal tersebut merupakan prospek yang mendukung usaha tapioka ini.
Setiap usaha tentu ada resiko, demikian pula dengan usaha tepung tapioka. Kendala-kendala yang dihadapi dalam industri pengolahan ubi kayu ini adalah
pengadaan modal, kontinuitas ketersediaan bahan baku yang perishable, faktor cuaca, kualitas dan kuantitas produk dan harga jual yg rendah.
Melihat potensi dan kendala dalam usaha tapioka, analisis kelayakan investasi tentunya sangat diperlukan dalam menentukan pilihan apakah usaha ini
layak untuk diusahakan pada masa yang akan datang. Keputusan terhadap kelayakan investasi usaha tepung tapioka akan diperoleh dari hasil analisis secara
kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan terhadap analisa aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan melakukan analisis biaya manfaat, analisis rugi laba, dan uji kelayakan investasi. Adapun alur kerangka pemikiran operasionalnya diperlihatkan pada
Gambar 3.
Potensi:
9 Pemanfaatan potensi SDA lokal 9 Peluang pasar yang masih terbuka
9 Penggunaan teknologi yang sederhana
9 Padat karya 9 Berkembangnya industri berbahan
baku tapioka
ANALISIS ASPEK-ASPEK KELAYAKAN USAHA 1. Aspek Pasar
2. Aspek Teknis 3. Aspek Manajemen dan Sosial Ekonomi
4. Analisis Aspek Keuangan
• Analisis Biaya Manfaat • Analisis Rugi-laba
• Analisis Kriteria Investasi NPV, NET BC, IRR, Discounted PBP
• Analisis Sensitivitas • Analisis Switching Value
PENGUSAHAAN TAPIOKA
Kriteria Kelayakan:
• Aspek Pasar; adanya peluang pasar, dan strategi pemasaran yang telah sesuai
dengan kebutuhan
• Aspek teknis; lokasi usaha, layout usaha, proses produksi, merupakan kesatuan
untuk usaha peningkatan produksi
• Aspek manajemen; bentuk usaha, struktur organisasi, wewenang dan tanggung
jawab serta sistem pengupahan dikelola dengan baik
• Aspek sosial ekonomi; kehadiran kegiatan usaha berpengaruh positif terhadap
lingkungan sekitar
• Aspek finansial; NPV 0, Net BC Ratio 1, IRR tingkat diskonto yang
diisyaratkan, dan Payback Period umur proyek
LAYAK TIDAK LAYAK
PENGEMBANGAN USAHA TAPIOKA
Kendala: 9 Pengadaan modal
9 Kontinuitas ketersediaan bahan baku
9 Bahan baku yang tidak tahan lama 9 Faktor cuaca
9 Kualitas dan kuantitas produk 9 Harga jual yang rendah
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran
IV. METODE PENELITIAN