vii
C. Pengertian Kebenaran 126
D. Jenis-jenis Kebenaran 128
E. Teori Kebebanan 130
F. Kebenaran Ilmiah G. Penutup
140 143
G. Soal-soal Latihan 143
BAB VIII METODE ILMIAH
145 A. Pendahuluan
146 B. Teori tentang Pengetahuan
146 C. Usaha Memperoleh Pengetahuan
Ilmiah 155
D. Langkah-langkah Kegiatan Ilmiah 159
E. Pendekatan, Model, Teknik, dan Peralatan Kegiatan Ilmiiah
162 F. Jenis-jenis Metode Ilmiah
164 G. Penutup
168 H. Soal-soal Latihan
169
BAB IX PERANAN ILMU PENGETAHUAN
DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
171 A. Pendahuluan
171 B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
173 C. IPTEK dan Kebudayaan
178 D. Tanggungjawab Manusia dalam
IPTEK 185
E. Penutup 190
F. Soal-soal Latihan 190
DAFTAR PUSTAKA 193
DAFTAR ISTILAH
195
viii
1
BAB I MEMPERKENALKAN
FILSAFAT ILMU
A. Pendahuluan
Perguruan Tinggi idealnya merupakan lembaga pendi- dikan tinggi yang berperan membangun kampus sebagai
lingkungan masyarakat ilmiah. Sebagai lembaga ilmiah, selain terlibat dalam berbagai kajian bidang pengetahuan
ilmiah, Perguruan Tinggi tentu saja perlu memiliki sikap ilmiah dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya.
Sehingga dalam rangka pendidikan, perkuliahan yang merupakan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa juga
perlu diselenggarakan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah; perlu diusahakan secara rasional kritis, logis, dan
sistematis, perlu memiliki kejelasan obyeknya sebagai yang dibahasnya, arah-tujuannya serta perlu memiliki cara-cara
dan sarana-sarana yang dapat dipertanggungjawabkan.
Namun dalam kenyataannya, kegiatan perkuliahan sering berlangsung bagitu saja sebagai rutinitas, secara
kritis tanpa dipersoalkan dan dipedulikan arah-tujuan yang sebenarnya, tanpa dilihat konsistensi antara langkah-lang-
kah yang ditempuh dengan arah tujuan yang mau dicapai- nya. Secara tradisional kegiatan perkuliahan disadari
sebagai kegiatan menimba ilmu; mahasiswa menimba ilmu dengan menempuh berbagai macam mata-kuliah. Dalam
perkuliahan mahasiswa sekedar mendengar, mencatat, dan kalau perlu mengingat-ingat ilmu yang disampaikan oleh
dosen, baik secara tertulis maupun lisan. Perkuliahan
2
hanya sekedar difahami sebagai proses transfer penyam- paian ilmu pengetahuan transfer of knowledge, bukan
sebagai proses pembelajaran pada mahasiswa, agar mereka mampu melakukan kegiatan ilmiah, yaitu kegiatan menga-
mati, menanya, mencari dan mencoba meneliti persoalan atau permasalahan yang ada untuk selanjutnya dapat
menemukan langkah-langkah serta cara-cara mengusaha- kan jawaban dan pemecahannya, agar mereka mampu
menangkap kebenaran ilmiah dan selanjutnya menerapkan untuk memperoleh manfaat dalam kehidupan nyata
transfer of learning.
Agar dosen dan mahasiswa tidak hanya sekedar melakukan rutinitas kegiatan perkuliahan yang sebenarnya
tidak memiliki makna tersebut, mereka perlu berani merefleksikan orientasi perkuliahan yang sebenarnya, serta
langkah-langkah yang tepat untuk mendukung bagi terwujudnya tujuan perkuliahan. Kiranya tidak ada suatu
mata kuliah bidang studi yang secara khusus bertugas untuk secara kritis merefleksikan dan menguji kebenaran
orientasi dan langkah-langkah kegiatan perkuliahan yang berlangsung; untuk menemukan kebenaran tersebut perlu
suatu pemikiran rasional kritis, logis, dan sistematis serta bersifat obyektif, mendalam dan menyeluruh. Nam-
paknya pemikiran filsafatlah, yang hakekatnya memang mempersoalkan segala sesuatu secara kritis, memiliki tugas
yang tepat untuk dapat mengkritisi orientasi kegiatan perkuliahan sebagai usaha menggeluti ilmu pengetahuan.
Karena pemikiran filsafat ini lebih terarah pada kegiatan perkuliahan sebagai kegiatan menggeluti ilmu pengetahuan
sebagai obyeknya, maka layaklah pemikiran filsafat ini disebut Filsafat Ilmu Pengetahuan. Dan dalam tulisan
berikut ini kami akan memperkenalkan lebih lanjut tentang Filsafat Ilmu Pengetahuan. Pertama kali kami akan
mengemukakan pengertian singkat tentang Filsafat Ilmu Pengetahuan, selanjutnya kami akan membahas tentang
obyek dan tujuan kegiatan Filsafat Ilmu Pengetahuan, dan akhirnya kami akan membicarakan peranan dan manfaat
Filsafat Ilmu Pengetahuan bagi Perguruan Tinggi.