Pendahuluan SARANA BERPIKIR ILMIAH

104 dimaksudkan untuk mendapat pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Pada dasarnya untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan pemikiran rasional, yaitu kritis, logis, dan sistematis. Dan kemampuan berpikir tersebut sangat dibantu oleh sarana berpikir ilmiah yang berupa logika, bahasa, matematika dan statistika. Logika merupakan alat dasar yang dipakai manusia melakukan penalaran, dari proses mengidenti- fikasi, mendefinisikan, membandingkan, pengambilan ke- putusan hubungan antara satu pengertian dengan pengertian lainnya, serta melakukann kegiatan penyim- pulan. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kiranya tidak sukar untuk dimengerti mengapa mutu kegiatan keilmuan tidak mencapai taraf yang memuaskan sekiranya sarana berpikir ilmiahnya memang kurang dikuasai. Bagaimana mungkin seseorang bisa melakukan penalaran yang cermat tanpa menguasai logika yang memberikan penjelasan tentang langkah-langkah dan kaidah-kaidah penalaran agar menghasilkan pemahaman 105 yang jelas, serta kebenarannya dapat dipertanggungjawab- kan, dan struktur bahasa yang tepat? Demikian juga bagaimana seseorang bisa melakukan suatu perhitungan serta generalisasi tanpa menguasai matematika dan statistika? Untuk mengenal sarana berpikir ilmiah tersebut, kiranya perlu perkenalan dan penjelasan sekilas tentang logika, sebagai langkah-langkah penalaran dasar manusia dalam rangka untuk menemukan dan memahami keter- kaitan antara satu hal dengan hal-hal lainnya dengan jelas dan benar.

B. Logika

Manusia adalah makhluk yang luhur, memiliki kelebihan daripada makhluk-makhluk lainnya. Aktifitas yang terjadi pada makhluk-makhluk lainnya lebih ditentu- kan oleh stimulus-stimulus yang berasal dari luar serta dorongan-dorongan instinktif dari dalam dirinya. Aktifitas sebagai respon terhadap stimulus dari luar maupun dorongan instinktif dari dalam dirinya memang berjalan kurang lebih bersifat pasti dan sesuai hukum yang telah tertentu dan berlaku. Sedangkan manusia meskipun juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya maupun dorongan- dorongan dari dalam dirinya, ternyata manusia tidak semata-mata ditentukan oleh semuanya itu, tetapi memiliki kebebasan dan peluang untuk mengambil sikap dan bertindak sesuai dengan piilihan dan kehendaknya. Pada saat menghadapi dirinya, lingkungan sekitar- nya, menghadapi hal-hal yang dirasakan dan diingat dari masa lampau, menghadapi imaginasi-imaginasi dan ide- ide, manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir homo rasionale, melakukan kegiatan penalaran untuk memper- oleh kejelasan dan kebenaran. Sehingga pada saat manusia bertindak, manusia telah memiliki pengertian pemaham- an yang jelas dan benar untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk bertindak mewujudkan apa yang dikehendakinya. 106 Dengan inderanya penglihatan, pendengaran, pen- cecapan, penciuman, perasa manusia melakukan pengamatan dan penyelidikan dengan teliti dan cermat. Selain mengamati hal-hal yang telah tersedia dan terbuka, manusia juga terdorong untuk menguak hal-hal yang masih gelap dengan menggunakan penerangan, serta meng- ungkap hal-hal yang masih tertutup dengan menguak dan membongkarnya. Dalam rangka memperoleh pengertian dengan jelas dan benar tidak salah tentang suatu hal, pertama-tama manusia perlu memperoleh pemahaman atau pengertian, yaitu mengidentifikasikan hal-hal yang diamati dan ditemukannnya, memilah-milah unsur-unsur yang dapat dimasukkan sebagai isi pengertian dari hal yang dimaksudkan serta menyingkirkan unsur-unsur yang tidak dapat dimasukkannya. Misalkan: terkait dengan identitas pengertian “segi-empat” dapat memasukkan unsur-unsur yang menjadi isi dari pengertian tersebut, yaitu: gambar datar, memiliki empat sisi. Dengan menentukan dan meng- abstraksikan identitas pengertian tentang suatu hal, kita dapat memiliki gambaran dalam pikiran tentang unsur- unsur yang menjadi isi dari pengertian tersebut, serta dapat menentukan lingkup pengertian yang menjangkau hal-hal yang dimaksudkan. Lingkup penger tian tentang “segi- empat” dapat mencakup: segala segi empat, empat persegi panjang, empat persegi, jajaran genjang, belah ketupat, bujur sangkar. Pengertian yang disimbolkan dengan kata merupa- kan elemen dari kegiatan berpikir. Selanjutnya kegiatan berpikir melakukan penyelidikan terhadap hubungan- hubungan identitas dari pengertian-pengertian yang telah diperolehnya. Lebih lanjut penalaran pemikiran manusia melakukan kegiatan menyatukan atau memisahkan ber- bagai pengertian, mengakui atau memungkiri suatu hal dari hal lainnya. Dan kegiatan berpikir tersebut diwujudkan dengan membuat kalimat keputusan. Suatu kalimat kepu- tusan proposisi pada dasarnya memiliki 3 unsur, yaitu: Subyek S, Predikat P, dan Kata Penghubung.