Ilmu Pengetahuan sebagai Proses

72 logika, serta sistematis menyusun hasilnya dalam kerangka pemikiran yang konsisten dan koheren. Ciri penentu yang kedua dari kegiatan yang merupakan ilmu ialah sifat kognitif, bertalian dengan hal mengetahui dan pengetahuan. Pada dasarnya ilmu merupakan sebuah proses yang bersifat kognitif, yang merupakan suatu rang- kaian aktivitas yang mencakup antara lain: pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian, dan penalaran yang pada akhirnya manusia memperoleh pengetahuan tentang suatu hal. Selain merupakan sebuah proses pemikiran yang bersifat rasional dan kognitif, ilmu pengetahuan juga bercorak teleologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ilmu merupakan aktivitas manusiawi, yang melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam- macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing- masing ilmuwan. Dalam hal ini terjadilah kejamakan dan keanekaan tujuan, karena masing-masing ilmuwan meru- muskan sesuatu tujuan yang berbeda satu sama lain. Pendapat-pendapat yang berlainan dari berbagai ilmuwan atau filsuf dapat dikutipkan di bawah ini The Liang Gie, 1997: 98-106 :  Pernyataan Robert Ackermann : Kadang-kadang dika- takan bahwa tujuan ilmu ialah mengendalikan alam, dan kadang-kadang ialah untuk memahami alam.  Francis Bacon berpendapat bahwa tujuan sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu ialah sumbangan terhadap hidup manusia, yang berupa ciptaan-ciptaan baru dan kekayaan.  Pendapat Jacob Bronowski : Tujuan ilmu ialah mene- mukan apa yang benar mengenai dunia ini. Aktivitas ilmu diarahkan untuk mencari kebenaran, dan ini dinilai berdasar kesesuaiannya terhadap fakta-fakta terkait.  Pendapat Enrico Cantore: Tujuan ilmu ialah menemu- kan struktur yang terpahami dari realitas yang dapat diamati atau alam. 73  Menurut Albert Einstein: Tujuan ilmu di satu pihak ialah pemahaman selengkap mungkin mengenai pertali- an di antara pengalaman inderawi dalam keseluruhan- nya, dan dipihak lain ialah pencapaian tujuan ini dengan menggunakan seminimal mungkin pengertian- pengertian dasar dan hubungan-hubungannya.  Pendapat Robert Hodes: Tujuan penghabisan ilmu ialah menemukan ketertiban dalam alam. Semua metode ilmu pada dasarnya adalah usaha untuk menemukan keter- tiban demikian itu.  Pendapat Michael Martin: Tujuan utama ilmu ialah mencapai pemahaman ilmiah mengenai dundia ini.  Pendapat David Newton: Secara singkat dan spesifik tujuan ilmu ialah memerikan dunia alamiah.  Pendapat Karl Popper : Tujuan ilmu ialah mencari pen- jelasan-penjelasan yang memuaskan mengenai apa saja yang menggugah kita sebagai yang memerlukan pen- jelasan.  Pendapat F. Sherwood Taylor: Ilmu mempunyai dua tujuan utama, yaitu memungkinkan manusia berbuat, dan mengetahui.  Pendapat Landislav Tondl: Kadang-kadang dikatakan tentang ilmu bahwa tujuannya ialah membuat ramalan- ramalan atau membuat penjelasan-penjelasan menge- nai fenomena sebagai suatu latar belakang yang mung- kin bagi ramalan.  Pendapat Victor Weisskopf: Tujuan utama ilmu bukan- lah dalam penerapan, tujuannya ialah mencapai pema- haman-pemahaman terhadap sebab-sebab dan kaidah- kaidah mengenai proses-proses alamiah. Dari segenap kutipan di atas ternyata bahwa ilmu mengarah pada berbagai tujuan. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau dilaksanakan itu dapat secara teratur diperinci dalam urutan berikut The Liang Gie, 1997: 106 :  Pengetahuan knowledge  Kebenaran truth  Pemahaman understanding, comprehension 74  Penjelasan explanation  Peramalan prediction  Pengendalian control  Penerapan application, invention, production. Ilmu pengetahuan diperkembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai pengetahuan atau kebenaran. Dari kedua hal itu ilmu diharapkan dapat pula mendatangkan pema- haman kepada manusia mengenai alam semestanya, dunia sekelilingnya, atau sekarang bahwa juga mengenai masya- rakat lingkungannya dan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman itu ilmu dapat memberikan penjelasan tentang gejala alam, peristiwa masyarakat, atau perilaku manusia yang perlu dijelaskan. Penjelasan dapat menjadi landasan untuk peramalan yang selanjutnya bisa merupakan pangkal bagi pengendalian terhadap sesuatu hal. Akhirnya ilmu juga diarahkan pada tujuan penerapan, yaitu untuk membuat aneka sarana yang akan membantu manusia mengendalikan alam atau mencapai sesuatu tujuan praktis apa pun. Dengan demikian, ilmu tidak mengarah pada tujuan tunggal yang terbatas melainkan pada macam- macam tujuan yang tampaknya dapat berkembang terus sejalan dengan pemikiran para ilmuwan. Dengan ketiga sifat itu rasional, kognitif, dan bertujuan ganda sesuatu aktivitas termasuk dalam pengertian ilmu. Suatu hal yang kiranya perlu dijelaskan lebih lanjut ialah wujud aktivitas yang bagaimana tergolong sebagai science. Kiranya tidak menyimpang dari kenyataan apabila science diartikan sebagai rangkaian aktivitas mempelajari sesuatu. Aktivitas mempelajari sesuatu berarti mempergunakan pikiran secara aktif. Rangkaian aktivitas atau proses pemi- kiran itu lazimnya dinyatakan dengan istilah: study, inquiry, pursuit, quest, atau search untuk mencapai kebe- naran, memperoleh pengetahuan, mendapatkan pemaham- an. Penelaahan study bukanlah menunggu secara pasif sampai sesuatu pengetahuan datang sendiri, melainkan secara giataktif dengan pikiran mengejar, mencari, dan menggali pengetahuan mengenai sesuatu yang menarik 75 perhatian. Aktivitas yang demikian itu kini dalam istilah keilmuan disebut penelitian. Rangkaian aktivitas pemikiran yang rasional dan kog- nitif untuk menghasilkan pengetahuan,; mencapai kebe- naran, memperoleh pemahaman ;memberikan penjelasan, dan melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai ilmuwan. Setiap ilmuwan yang sejati bertugas melakukan penelitian dan mengembangkan ilmu.

C. Ilmu Pengetahuan sebagai Prosedur

Sebagaimana disebut di atas bahwa ilmu pengetahuan sebagai proses merupakan suatu rangkaian aktivitas yang disebut penelitian. Penelitian sebagai rangkaian aktivitas tentu saja mengandung prosedur tertentu, yakni serangkai- an cara dan langkah dengan suatu pola tertentu, yang dalam istilah keilmuan disebut metode, yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, serta cara tehnis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada. Menurut perumusan dalam The World of Science Encyclopedia meto- de ilmiah pada umumnya diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh ilmuwan-ilmuwan dalam pencarian sistematis terhadap pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang telah ada. Sedangkan dalam Dictionary of Science, metode ilmiah diberikan definisi sebagai tehnik-tehnik dan prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang dipergunakan oleh ilmuwan-ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya sesuai dengan asas-asas dan aturan- aturan tertentu. 76 Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai perumusan mengenai pengertian metode ilmiah sebagai berikut The Liang Gie, 1997: 110-111 :  George Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang memuat penyusunan dan pengujian pangkal- pangkal duga.  Arturo Rosenblueth memberikan definisi metode ilmiah sebagai prosedur dan ukuran yang dipakai oleh ilmu- wan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang pengetahuan khusus mereka.  Horald Titus merumuskan metode ilmiah sebagai proses-proses dan langkah-langkah yang dengan itu ilmu-ilmu memperoleh pengetahuan. Prosedur yang merupakan metode ilmiah sesungguhnya tidak hanya mencakup pengamatan dan percobaan seperti dikemukakan dalam salah satu definisi di atas. Masih banyak macam prosedur lainnya yang dapat dianggap sebagai pola-pola metode ilmiah, yakni The Liang Gie, 1997: 111 :  analisis analysis  pemerian description  penggolongan classification  pengukuran measurement  perbandingan comparisond  pengamatan survey Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis, maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan logika. Dengan demikian, prosedur-prosedur yang tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup metode ilmiah, misalnya The Liang Gie, 1997: 111 :  deduksi deduction  induksi induction  abstraksi abstraction