Penutup KONSEP ILMU PENGETAHUAN

86 umum. Dan akhirnya dari tinjauan aksiologis, kita dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan di samping memiliki nilai kejelasan dan kebenaran, juga memiliki nilai instrumental pragmatis, yaitu membantu kita menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan dan permasalahan yang mungkin kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan berdasarkan unsur-unsur atau bagian- bagiannya, ilmu pengetahuan dapat kita ketahui pada bagian prosesnya, sebagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia, yang diusahakan dengan menggunakan rasio akal budinya secara rasional kritis, logis, dan sistematis untuk menghadapi dan memikirkan berbagai macam hal yang menjadi lingkup bahan kajiannya, untuk memperoleh pengetahuan yang dapat diandalkan, sebagai kekayaan mental yang dapat berguna menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan dan permasalahan yang mungkin kita temukan dalam kehidudpan sehari-hari. Agar proses ketiatan tersebut sampai pada tujuan yang dapat diandalkan, kita perlu mengkuti cara-cara serta langkah-langkah yang merupakan prosedurnya. Karena kegiatan ilmu pengetahuan itu pada pokoknya adalah kegiatan berpikir, maka telah diperkenalkan berbagai macam cara berpikir, misalnya: berpikir deskriptik, yaitu berpikir untuk memberikan keterangan-keterangan yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hal yang dipersoalkannya; berpikir deduktif, yaitu penalaran pengambilan kesimpulan atas dasar rumusan yang bersifat umum ke dalam hal-hal yang lebih bersifat khusus; berpikir induktif, yaitu penalaran pengambilan kesim- pulan atas dasar hal-hal yang bersifat khusus-individual ke dalam rumusan yang bersifat umum; berpikir analitis, yaitu kegiatan berpikir untuk menemukan keterangan- keterangan, yang sebenarnya secara hakiki dan implisit sudah pasti ada dan melekat pada hal bersangkutan dan tinggal mengeksplisitkan saja; berpikir sintetis, yaitu kegiatan berpikir untuk mencari dan memberikan penje- lasan atau keterangan terhadap hal yang dipertanyakan, sementara keterangan-keterangan tersebut tidak selalu 87 terdapat pada hal yang bersangkutan, sehingga keterangan tersebut lebih bersifat aksidental atau kebetulan. Selain cara-cara berpikir seperti tersebut di atas, juga telah diperkenalkan langkah-langkah yang perlu kita jalani untuk sampai pada tujuan yang kita harapkan. Berkenaan dengan hal yang dibahas, pertama-tama kita perlu mene- mukan rumusan masalahnya. Rumusan masalah tersebut memicu kita berpikir untuk memberikan jawaban yang jelas dan benar. Dalam rangka usaha memberikan penjelasan, berdasarkan kerangka berpikir serta landasan teoritis yang telah kita susun, kita dapat memberikan rumusan hipotesis sebagai perkiraan jawaban yang masih bersifat sementara dan perlu dibuktikan terlebih dahulu. Terhadap jawaban yang bersifat sementara tersebut, kita perlu melakukan uji hipotesis, yaitu melakukan pembuktian di lapangan. Setelah diuji dan diteliti kecocokannya di lapangan, barulah kita memperoleh hasil apakah hipotesis tersebut dapat kita terima sebagai pengetahuan yang benar dan dapat kita terima, atau kah masih perlu hipotesis direvisi terlebih dahulu untuk menghasilkan pengetahuan yang benar dan dapat diandalkan. Setelah menjalani proses kegiatan berpikir dengan cara- cara dan langkah-langkah sebagai prosedur yang mesti kita jalani, barulah kita dapat menemukan rumusan pengetahuan yang diandalkan, yang merupakan produk dari kegiatan ilmu pengetahuan. Rumusan pengetahuan tersebut memiliki hubungan logis dan sistematis dengan kerangkan rumusan pengetahuan yang lebih luas, dan telah diakui kebenarannya. Selain itu rumusan pengetahuan tersebut tentu saja juga memiliki hubungan kesesuaian dengan realitas terkait. Dan dari rumusan ilmu pengetahuan ini diharap dapat menambah khasanah kekayaan ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan dalam menghadapi dan menjawab berbagai persoalan serta dalam memecahkan berbagai permasalahan yang mungkin kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. 88

F. Soal-soal Latihan 1.

Jelaskan ketiga landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis bagi pembahasan ilmu pengetahuan 2. Jelaskan konsep ilmu pengetahuan sebagai proses, prosedur, dan sebagai produk 3. Buktikan bahwa ketiga pengertian ilmu tersebut di atas merupakan satu-kesatuan yang logis yang mesti ada secara berurutan 4. Jelaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu rangkaian aktivitas yang bersifat rasional, kognitif dan teleologis 5. Sebutkan secara urut dan jelaskan beberapa tujuan yang dapat diusahakan dalam ilmu pengetahuan 6. Sebutkan dan jelaskan beberapa macam prosedur yang dapat dianggap sebagai pola-pola berpikir dalam metode ilmiah 7. Bandingkan antara pola berpikir deduktif dengan pola berpikir induktif 8. Sebutkan dan jelaskan langkah-2 baku dlm melakukan kegiatan ilmiah 9. Jelaskan dengan contoh beberapa istilah yg berkaitan dengan metode ilmiah ini: konsep, model, hipotesis, pendekatan, tehnik penelitian, dan alat-alat penelitian 10. Bandingkan dengan menggunakan contoh pengertian antara fakta dan data dalam suatu kegiatan ilmiah 89

BAB V OBYEK DAN TUJUAN

KEGIATAN ILMIAH

A. Pendahuluan

Di dalam pembahasan tentang konsep ilmu pengetahuan, di samping ilmu pengetahuan dipahami sebagai prosedur dan sebagai produk, ilmu pengetahuan dapat dipahami juga sebagai suatu proses, yaitu sebagai suatu rangkaian kegiatan-kegiatan yang berkesinam- bungan, yang bersifat rasional kritis, logis, dan sistematis, bersifat kognitif menghasilkan pengetahuan, serta bersifat teleologis mengarah pada target tertentu yang merupakan tujuannya. Sebagaimana kegiatan manusia pada umumnya, kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh manusia tentu saja juga memiliki tujuan yang perlu diusahakan untuk dicapainya. Dalam bab ini, kita akan mencoba untuk membahas lebih lanjut dan lebih mendalam tentang tujuan kegiatan ilmiah tersebut. Namun sebelum membahas tentang tujuan kegiatan ilmiah, akan membahas terlebih dahulu obyek dan sasaran kegiatan ilmiah. B. Obyek dan Sasaran Kegiatan Ilmiah Untuk membahas dan memahami lebih lanjut tentang tujuan kegiatan ilmiah, kiranya kita perlu melihat terlebih dahulu awal terjadinya proses kegiatan ilmiah. Sebagaimana disebutkan di atas kegiatan ilmiah pada pokoknya merupakan kegiatan berpikir yang bersifat rasional kritis, logis, dan sistematis serta bersifat kognitif,