Uji Normalitas Uji Autokorelasi

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi umum mengenai variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dilakukan, maka dalam penelitian ini akan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

3.5.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006 dalam penelitian Natalia, 2012. Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu Dajan, 1986:172 dalam penelitian Nurtanti, 2006. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analistik grafik dan uji statistik. a. Analisis Grafik Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Analisis Statistik Uji yang digunakan adalah uji statistik Kolmogorov- Smirnov K-S. Dasar pengambilan keputusan pada analisis Kolmogrov-Smirnov Z 1- Sample K-S adalah apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed kurang dari 0.05, maka H ditolak. Hal ini berarti data residual tidak terdistribusi secara normal. Sedangkan apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari 0.05, maka H diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.

3.5.2.2. Uji Autokorelasi

Kondisi adanya autokorelasi dalam model regresi timbul apabila terdapat korelasi antara anggota serangkaian observasi yang disusun menurut urutan waktu data time series atau menurut urutan tempatruang data cross sectional, atau korelasi pada dirinya sendiri. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2006 dalam penelitian Natalia, 2012. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pendeteksian autokorelasi menurut Singgih 2001:219 yakni dapat dilihat melalui uji D-W Durbin – Watson, namun demikian secara umum bisa diambil patokan: 1. Angka D – W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D – W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada korelasi. 3. Angka D – W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Singgih 2001:219 dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan cara, antara lain: 1. Melakukan transformasi data. 2. Menambah data. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel n dan jumlah variabel. Suatu model dapat dikatakan bebas dari autokorelasi positif ataupun autokorelasi negatif apabila nilai Durbin Watson tersebut lebih besar dari batas atas dU dan kurang dari 4 - dU. Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva berikut ini: Gambar 6: Kurva Durbin Watson Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ad a au to k o relasi p o si ti f daerah keragu raguan ad a au to k o relasi n eg ati f daerah keragu raguan Sumber : Singgih 2001 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.2.3. Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

4 28 162

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting.

2 10 18

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

0 0 17

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS BANK SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016 SKRIPSI Diajukan untu

0 0 135

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN JUMLAH DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI

0 0 28

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah tahun 2013-2016)

0 0 18