Proses regulasi eksternal mencakup fungsi audit eksternal beserta syarat-syarat pelaporan menurut undang-undang perusahaan dan aturan
praktik akuntansi yang terbaik, dan juga tindakan para pemegang saham serta peran Bursa Saham. Regulasi internal meliputi semua aktivitas dan dan fungsi
dewan direktur, direktur non-eksekutif, komite audit, dan audit internal. Semua ini harus dilengkapi dengan sistem kontrol internal yang bertujuan
untuk memastikan keamanatan laporan keuangan, kesesuaian dengan undang- undang dan peraturan, dan operasi yang efisien Lewis 2007:221.
2.2.3.7. Perbandingan Tata Pengelolaan Perbankan Konvensional dan Syariah
Dalam kegiatan praktik secara nyata banyak sistem konvensional yang diadopsi oleh Bank Syariah, namun prinsip utama Bank Syariah dalam
menjalankan aktivitasnya adalah pada kesesuaian aktivitas perbankan dengan nilai-nilai syariah. Antonio 2001 dalam penelitian Sudaryati dan Eskadewi
2012 menyebutkan adanya beberapa perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional yang antara lain adalah:
Tabel 2 : Perbandingan Antara Bank Syariah dan Konvensional Bank Syariah
Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-investasi yang halal
saja. 2.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa
3. Profit dan Falah kemakmuran dunia
dan kebahagiaan di akherat oriented 4.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan
5. Penghimpunan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
1. Tidak membedakan antara investasi
haram dan halal 2.
Memakai perangkat bunga 3.
Profit oriented 4.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur-kreditur
5. Tidak terdapat Dewan Pengawas Syariah
Sumber : Antonio 2001:34
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tata kelola perusahaan konvensional dan syariah memiliki banyak perbedaan sudut pandang Choudury dan Hoque, 2006 dalam Ekayani dan
Rahmadi, 2010. Perbedaan yang paling signifikan adalah peletakan ideologi tauhid dalam perspektif syariah serta ideologi rasionalisme dalam perspektif
konvensional. Selain itu, tujuan dari perbankan konvensional pada umumnya adalah berorientasi untuk maksimalisasi keuntungan, sementara pada
perbankan syariah lebih berorientasi pada kemakmuran dunia dan kebahagiaan di akherat.
Pada sistem konvensional selalu terdapat konflik tujuan untuk memperkaya pemangku kepentingan atau menyejahterakan masyarakat.
Sementara, dalam perspektif islami, kesejahteraan sosial adalah tujuan akhir dari setiap usaha, bukan pada maksimalisasi keuntungan pemangku
kepentingan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 3 : Perbedaan Cara Pandang dalam Tata Kelola Usaha Berbasis Konvensional dan Syariah
Perspektif Konvensional
Perspektif Islami
Titik tolak: Rasionalisme dan Rasionalitas Titik tolak: Tauhid
Pressure Group Dewan Syariah:
Penentu Kebijakan Pemangku
Kepentingan Musyawarah:
Otoritas Representasi semua elemen
Regulator pemangku kepentingan dan
komunitas Lembaga non-
manajerial Regulasi lebih sedikit kecuali
Konsumen pada unsur reproduksi
pengetahuan dan kontrol
Tujuan Privat:
SOSIAL Maksimalisasi
Keuntungan KESEJAHTERAAN
Pemangku SOSIAL:
Kepentingan Pengetahuan dan
pemenuhan keuntungan privat dan sosial
Sumber : Choudury dan Hoque 2006 dalam Ekayani dan Rahmadi 2010
Dewan Pimpinan
Eksekutif dan Direktur
Independen Manajemen
Pekerja
K o
nl fi
k
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hadirnya lembaga keuangan syariah pada khususnya dan sistem bisnis Islami berdasarkan syariah tentunya akan mempengaruhi dan menentukan
organisasi akuntansi yang digunakan. Hal ini muncul, karena karakteristik masyarakat Islam menuntut aspek-aspek yang berbeda dengan apa yang
terjadi dan berlaku dalam masyarakat kapitalis. Hal ini berarti pula bahwa akuntansi yang berlaku dalam sistem lembaga keuangan syariah, jelas berbeda
dengan sistem akuntansi yang berlaku dalam sistem lembaga keuangan konvensional Muhammad 2002:103.
Menurut Muhammad 2002:103, tujuan informasi akuntansi dalam lembaga keuangan syariah muncul karena dua alasan, yaitu:
1. Lembaga keuangan syariah dijalankan dengan kerangka syariah,
sebagai akibat dari hakikat transaksi yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional;
2. Pengguna informasi akuntansi pada lembaga keuangan syariah adalah
berbeda dengan pengguna informasi akuntansi di lembaga keuangan konvensional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengguna informasi akuntansi. Pengguna informasi akuntansi utama
dalam sistem lembaga keuangan syariah meliputi: a.
Shareholder b.
Deposan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Unrestricted investment account holders
d. Restricted investment account holders
e. Pengusaha, perusahaan atau agensi yang berhubungan
dengan bank; f.
Dewan Pengawas Syariah g.
Lembaga pemerintah, Bank sentral, Menteri Keuangan, Badan Administrasi Pengelola Zakat;
h. Masyarakat luas
i. Pengamat non-Muslim;
j. Peneliti;
k. Pegawai lembaga yang bersangkutan.
2. Informasi yang dibutuhkan pengguna, meliputi:
a. Informasi yang dapat membantu dalam menilai
pelaksanaan operasional bank dengan aturan tertulis dan jiwa syariah;
b. Informasi yang dapat membantu dalam menilai
kemampuan lembaga
dalam menjaga
aset, mempertahankan likuiditas, dan meningkatkan laba;
c. Informasi
tentang inisiatif
lembaga atas
tanggungjawabnya terhadap
pekerja, pelanggan,
masyarakat dan lingkungan; dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Informasi
yang dapat
membantu dalam
pertanggungjawaban manajemen.
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Governance
2.2.4.1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size,
nilai pasar saham, dll. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium-
size, dan perusahaan kecil small firm. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset perusahaan Suwito dan Herawaty, 2005 : 138
dalam Widyanti, 2012.
Perusahaan besar cenderung akan mengungkapkan informasi yang
lebih luas dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih memiliki kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya
tuntutan dari pemegang saham dan para analis. Hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan corporate governance dinyatakan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Maingot dan Zeghal 2008 mengenai analisis pengungkapan informasi CG oleh bank-bank di Kanada. Maingot dan Zeghal
2008 menyatakan bahwa bank-bank dengan ukuran yang besar menjadi pokok perhatian atau objek yang dapat diteliti lebih bagi investor, salah
satunya mengenai CG. Serta bank yang berukuran lebih besar mempunyai anggaran lebih banyak untuk hubungan investor dan mereka dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.