57
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono 2010:13 mendefinisikan bahwa objek
penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu
hal variabel tertentu. Sedangkan pengertian menurut Arikunto 2006:29 objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk
mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor, atau ukuran yang berbeda. Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu
mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini
adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan corporate governance pada seluruh Bank Umum
Syariah yang ada di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu pernyataan yang dapat memberikan makna untuk istilah atau konsep tertentu, sehingga tidak salah
dimengerri atau tidak salah diinterpretasikan. Definisi operasional variabel, mengubah konsep atau variabel yang abstrak dengan kata-kata yang
menggambarkan tingkah laku atau gejala yang dapat diamati, dapat diuji, dan ditentukan atau dinyatakan kebenarannya oleh orang lain.
Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen. Dengan pengungkapan Corporate Governance sebagai variabel dependen serta
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran dewan pengawas syariah
variabel independen. 3.2.1.
Variabel Dependen Y
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan bank umum syariah. Sebuah
indeks pengungkapan dibentuk sebagai standar untuk mengukur tingkat pengungkapan corporate governance pada bank umum syariah di Indonesia.
Penentuan indeks pengungkapan ini berdasarkan pada informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan mereka bagi
stakeholders. Metode yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah
dengan mengukur indeks pengungkapannya. Berdasarkan penelitian Rini 2010, cara untuk membuat indeks pengungkapan corporate governance
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah mengaplikasikan indeks tidak tertimbang dengan menggunakan nilai dikotomis, yaitu nilai 1 untuk item yang diungkapkan dan nilai 0 untuk item
yang tidak diungkapkan. Berdasarkan penelitian Bhuiyan dan Biswas 2007
dalam Rini 2010, indeks pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan perusahaan dapat dihitung manggunakan rumus sebagai berikut:
3.2.2. Variabel Independen
3.2.2.1. Ukuran Perusahaan X
1
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total asset perusahaan
menggambarkan kekayaan perusahaan. Beberapa penelitian mengenai pengungkapan CG dalam laporan penilitan menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan
dengan total aset berpengaruh secara signifikan dengan kualitas pengungkapan CG Rini 2010; Maingot dan Zeghal, 2008; dan Sayogo, 2006. Total aset perusahaan
kemudian diubah dalam bentuk natural log agar data yang didapat tidak terlalu besar.
3.2.2.2.Profitabilitas X
2
Profitabilitas menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur merupakan suatu faktor yang sangat penting
yang perlu mendapat perhatian di dalam menilai profitabilitas suatu
= �
� � � � ℎ
ℎ � �
� � ℎ � � �
ℎ ℎ
ℎ =
�
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan. Pada penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan ROE
Return on Equity. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya Kasmir 2008:204.
Aljifri dan Hussainey 2007 dalam Natalia 2012 menemukan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap praktik
pengungkapan dalam laporan tahunan. ROE merupakan proporsi laba bersih
terhadap total ekuitas.
3.2.2.3. Leverage X
3
Leverage merupakan sebagian pinjaman dari jumlah modal perusahaan dalam membiayai investasi. Tingkat leverage pada penelitian ini
diukur dengan debt to equity ratio. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi kreditor, semakin besar
rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.
Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik, karena semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar
batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan �
= �
�ℎ �
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan Kasmir 2008:157. Muhamad et
al. 2009 dalam Natalia 2012 menemukan bahwa tingkat leverage yang diukur dengan debt to equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengungkapan CG. Debt to equity ratio merupakan proporsi
total hutang terhadap total ekuitas.
3.2.2.4. Jumlah Dewan Pengawas Syariah X
4
Jumlah dewan pengawas syariah merupakan jumlah anggota dewan pengawas syariah pada Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS. Dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Dewan Pengawas diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas
rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank
agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Pengukuran dewan pengawas syariah dalam penelitian ini yaitu jumlah anggota dewan pengawas syariah dalam
Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS. � � � � =
� �
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3. Teknik Penentuan Sampel 3.3.1.
Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan
kualitas dan ciri-ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan
karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia sampai tahun 2012 yang berjumlah 11
Bank Umum Syariah. 3.3.2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berbentuk sensus yaitu mempunyai sampel dan populasi dengan jumlah sama, karena sampel diambil dari jumlah populasi yakni
seluruh Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2012 yang berjumlah 11 Bank Umum Syariah. Hal ini dilakukan bila populasi
relatif kecil yakni kurang dari 30 Supomo dan Indriantoro, 999:115. Adapun jenis metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Teknik sampling ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam
menentukan sampel penelitian Bungin, 2004:115.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan dan laporan GCG
periode 2012. 2.
Isi laporan GCG periode 2012 yang dipublikasikan paling kurang meliputi hal-hal yang wajib diungkapkan oleh BUS
sesuai pasal 62 PBI No. 11 Tahun 2009. 3.
Perusahaan yang mengalami keuntungan pada tahun 2012, karena hipotesis bersifat positif, artinya semakin tinggi nilai
profitabilitasnya, semakin tinggi tingkat pengungkapannya. 4.
Perusahaan memiliki data yang diperlukan dalam penelitian ini secara lengkap, yaitu data yang digunakan untuk
mendeteksi pengungkapan corporate governance. Adapun bank umum syariah yang telah memenuhi kriteria sampling
sebagaimana dijelaskan diatas adalah sebagai berikut: 1.
PT. Bank Syariah Mandiri BSM 2.
PT. Bank Muamalat Indonesia BMI 3.
PT. Bank BNI Syariah BNIS 4.
PT. Bank BRI Syariah BRIS 5.
PT. Bank Mega Syariah Indonesia BMSI 6.
PT. Bank Jabar dan Banten Syariah BJBS 7.
PT. Bank Panin Syariah BPS
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8. PT. Bank Syariah Bukopin BSB
9. PT. Bank Victoria Syariah BViS
10. PT. BCA Syariah BCAS
11. PT. Maybank Syaria Indonesia MSI
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1.