ROE,leverage DER, dan julah dewanpengawas syariah DPS, sedangkan 24,2 indeks pengungkapan corporate governancedapat dijelaskan oleh
variabel lain.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap PengungkapanCorporate
Governance
Hasil pengujian hipotesis untuk variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pengungkapan corporategovernance pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian Pramono
2011Natalia 2012, dan Putranto 2013 yangmenunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate governance.
Akan tetapi, hasil tersebut tidakkonsisten dengan penelitian Rini 2010, yaitu bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pengungkapancorporate governance. Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh
pasarmaupun publik secara umum, tetapi karena obyek dalam penelitian ini Bank Umum Syariah yang mungkin masih belum terlalu dikenal seperti
halnya Bank Konvensional, sehingga informasi yang diungkapkan dalam pengungkapan corporate governance tidak jauh berbeda antara Bank Umum
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Syariah yang
satu dengan
yang lainnya.
Alasan lain
yang memungkinkanukuran
perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapancorporate governance karena Bank Umum Syariah baik yang termasuk dalam kategori perusahaan dengan ukuran besar maupun kecilsama-
sama lebih mengutamakan prinsip-prinsip pengungkapan corporate governance, yakni transparancy, accountability, responsibility, independency,
danfairness dalam laporan pengungkapannya dibandingkan dengan jumlah informasi yang harus dimuat.
4.3.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Governance
Hasil pengujian hipotesis variabel profitabilitas menunjukkan bahwavariabel
tidak berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
pengungkapancorporate governance. Hasil ini tidak mendukung pernyataan hipotesis penelitian Shinghvi dan Desai 1971 dalam Kartika 2009 yang
menyatakan bahwa rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terperinci,
sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen. Pengaruh tidak signifikan
dari profitabilitas terhadap pengungkapan corporate governance, diduga karena manajemen enggan mengungkapkan laporan keuangannya secara
berlebih, maka perusahaan pesaing bisa lebih mudah mengetahui strategi perusahaan, sehingga dapat melemahkan posisi perusahaan dalam persaingan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jadi, ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat
mengganggu informasi tentang sukses perusahaan. Sebaliknya pada saat tngkat profitabilitas rendah, mereka berharap perusahaan pengguna laporan
akan membaca kabar yang baik mengenai kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup tata kelola perusahaan, dan dengan demikian investor akan tetap
berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan
corporate governance, sehingga penelitian ini mendukung penelitian Pramono 2011, Natalia 2012, dan Putranto 2013 yang menyatakan bahwa tingkat
profitabilitastidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate governance.
4.3.3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Governance