Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik

3.5.2.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel. Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel dapat dilihat melalui nilai tolerance dan lawannya, Variance Inflaction Factor VIF. Apabila nilai VIF 10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Selain menggunakan nilai tolerance dan VIF, cara yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat multikolinearitas dalah dengan melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen. Jika tingkat korelasi masih di bawah 95, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas yang serius. Pendeteksian multikolinearitas menurut Gujarati 1995:166, antara lain : a. Kolinearitas seringkali diduga ketika R 2 tinggi misalnya antara 0,7 dan 1 dan ketika korelasi derajat nol juga tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien regrresi parsial yang secara individual penting secara statistik atass dasar pengujian t yang konvensional. Jika R 2 tinggi, ini berarti bahwa uji F dari prosedur analisis varians akan menolak hipotesis nol bahwa nilai koefisien kemiringan parsial secara simultan sebenarnya adalah nol, meskipun uji t sebaliknya. b. Dalam model yang hanya meliputi dua variabel yang menjelaskan, ide yang cukup baik dari kolinearitas dapat diperoleh dengan memeriksa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. korelasi derajat nol atau sederhana antara dua variabel tadi. Apabila korelasi ini tinggi biasanya multikolinearitas adalah penyebabnya. c. Koefiesien korelasi derajat nol dapat menyesatkan dalam model yang meliputi lebih dari dua variabel X karena ada kemungkinan untuk mempunyai korelasi derajat nol yang rendah dan ternyata mendapatkan mutikolinearitas tinggi. d. Jika R 2 tinggi tetapi korelasi parsial rendah, multikolinearitas merupakan satu kemungkinan. Disini satu atau lebih variabel mungkin berlebihan. Tetapi jika R 2 tinggi dan korelasi parsial juga tinggi, multikolinearitas mungkin juga tidak bisa dideteksi. Tindakan perbaikan multikolinearitas menurut Gujarati 1995:168 yaitu : a. Adanya informasi sebelumnya. Misalnya disebutkan bahwa Size dan kekayaan mempunyai kolinearitas yang tinggi akan tetapi karena sudah memperoleh informaasi sebelumnya sehingga kita percaya bahwa tingkat perubahan konsumsi terhadap perubahan kekayaan sepersepuluh 110 dari tingkat perubahan terhadap Size. a. Menghubungkan data cross – sectional dan data urutan waktu. Jika kita mempunyai data cross sectional, kita dapat memperoleh taksiran yang dapat dipercaya dari elastisitas permintaan misalnya, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karena dalam data seperti itu, pada suatu titik waktu harga tidak banyak berubah. b. Mengeluarkan suatu variabel atau variabel –variabel dan berspesifikasi. Misal variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih variabel A atau B yang dikeluarkan dari model regresi, namun hal ini dapat mengakibatkan bias spesifikasi. c. Transformasi Variabel Salah satu cara untuk meminimumkan ketergantungan kedua variabel yang cenderung bergerak kearah yang sama, yaitu : Jika hubungan Yt =  1 +  2 X 2t +  3 X 3 + u t 1,1 Berlaku pada saat t, maka harus berlaku t-1 karena asal waktu sebenarnya sembarangan. Jadi kita mempunyai : Yt-1 =  1 +  2 X 2,t-1 +  3 X 3,t-1 + u t-1 1,2 Jika kita mengurangkan 1,2 dari 1,1 kita memperoleh Y t – Y t-1 =  2 X 2t – X 2,t-1 +  2 X 3t – X 3,t-1 + v t 1,3 Dimana v t = u t – u t-1 b. Penambahan data baru Karena multikolinearitas merupakan ciri sampel, maka mungkin bahwa dalam sampel lain yang meliputi kolinear variabel yang sama tidak begitu serius seperti dalam sampel pertama. Kadang hanya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan sekedar meningkatkan ukuran sampel jika mungkin, bisa mengurangi masalah kolinearitas.

3.5.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

4 28 162

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting.

2 10 18

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

0 0 17

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS BANK SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016 SKRIPSI Diajukan untu

0 0 135

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN JUMLAH DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI

0 0 28

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah tahun 2013-2016)

0 0 18