Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

dengan sekedar meningkatkan ukuran sampel jika mungkin, bisa mengurangi masalah kolinearitas.

3.5.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas timbul karena varian faktor pengganggu tidak sama atau tidak konstan. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas Gujarati, 1997:173 dalam penelitian Nurtanti, 2006. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas menurut Gujarati 1995:184, antara lain : 1. Sifat Dasar Masalah Seringkali sifat dasar masalah yang sedang dipelajari menyarankan apakah heteroskedastisitas nampaknya sering dijumpai. Dalam analisis cross sectional yang melibatkan pengeluaran IPCG dalam hubungannya dengan penjualan dan tingkat bunga, heteroskedastisitas biasanya bisa diperkirakan akan ada jika perusahaan kecil, menengah dan besar disampel secara bersama-sama. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Metode Grafik Jika tidak ada informasi apriori mengenai mengenai sifat heteroskedastisitas, dalam praktek orang dapat melakukan analisis regresi atas asumsi bahwa tidak ada heteroskedastisitas dan kemudian melakukan pengujian sesudahnya dari kuadrat residual yang ditaksir e i 2 untuk melihat jika residual tadi menunjukkan suatu pola yang sistematis. 3. Pengujian Park Park menformalkan metode grafik dengan menyarankan bahwa  i 2 adalah suatu fungsi yang menjelaskan Xi. Bentuk fungsi yang dia sarankan adalah : vi i i e X    2 2  ln 2 i  = ln  2 +  ln X i + v i dimana v i adalah unsur ganguan disturbance yang stokhastik. Jika  signifikan secara statistik, ini menandakan dalam data terdapat heterokedastisitas. 4. Pengujian Gleiser Gleiser test Setelah mendapatkan residual e i dari regresi OLS, Gleiser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari e i , terhadap variabel X yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan 2 i  . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Pengujian Rank Korelasi dari Spearman Pendefinisian koefisien Rank Korelasi dari Spearman sebagai berikut:             1 6 1 2 2 N N d r i s Pengujian Rank korelasi dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas. Tindakan perbaikan untuk heteroskedastisitas menurut Gujarati 1995:189 ada 2 pendekatan, yaitu : a. Jika diketahui 2 i  : metode Kuadrat Terkecil Tertimbang. Jika 2 i  diketahui, metode yang paling jelas adalah kudrat terkecil tertimbang. Metode kuadrat terkecil biasa atau tidak tertimbang diperoleh dengan meminimumkan RSS :  e i 2 =  Y i -  o -  1 X 1 2 terhadap yang tidak diketahui unknown . Dalam meminimumkan RSS ini, metode kudrat terkecil tidak tertimbang secara implisit memberikan bobot yang sama untuk tiap e i 2 . b. Jika 2 i  tidak diketahui. Tindakan perbaikan yang dilakukan melalui transformasi yang bersifat ad hoc, yang pada dasarnya berspekulasi mengenai 2 i  . Dimana transformasi akan bekerja terrgantung sifat dari masalah dan keparahan dari heteroskedastisitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.3. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

4 28 162

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting.

2 10 18

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

0 0 17

Analisis Pengaruh Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS BANK SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2016 SKRIPSI Diajukan untu

0 0 135

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN JUMLAH DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI

0 0 28

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah tahun 2013-2016)

0 0 18