3. Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak bias dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu
dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran, dan pelaporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandasi pada
nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
2.2.3.6.1. Tata Kelola Keuangan Perbankan Syariah
Konsep ummah atau solidaritas sosial umat Islam berkaitan erat dengan
konsep amanah
kepercayaan: harta
harus diperoleh,
dipergunakan, dan didistribusikan dalam kerangka syariah. Konsep amanah juga mengandung arti bahwa bank Islam bertindak sebagai wakil
wali para investor yang dananya mereka kelola, dan harus memenuhi segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab Lewis 2007:218.
Perbankan bebas-bunga dalam bentuknya yang murni didasarkan atas konsep syirkah kemitraan atau musyarakah, dan mudharabah bagi-
hasil. Musyarakah merupakan kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan Sudarsono 2004, 67. Meski dimungkinkan
dalam hal ini semua penyelia modal tidak ikut serta dalam manajemen proyek, dan pada umumnya bank menyerahkan manajemen kepada mitra.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari sudut pandang pengusaha, tak perlu ada pembayaran tahunan untuk melunasi utang seperti dalam kredit berbunga walaupun modal itu tidak
menambah risiko perusahaan sebagaimana pada pinjaman lainnya melalui daya-tuas leverage: pembiayaan di mana rasio utang lebih besar dari
modal milik sendiri yang bertambah. Dan pihak bank memperoleh pendapatan dari laba mirip dengan deviden dan ia tidak dapat menyita
utang seandainya laba tidak dapat menutupi utang Lewis 2007:219. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian
itu bukan akibat kelalaian pengelola. Jika kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola yang harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut Lewis 2004:69.
2.2.3.6.2. Governance Structure Perbankan Syariah