Harga Diri Self Esteem

Peran budaya yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan dalam membentuk kepribadian seseorang atau kelompok masyarakat. Karena melalui kebudayaan manusia dapat bertukar pikiran. Apalagi di jaman sekarang yang dimana teknologi informasi sangat menjadi acuan atau pengaruh dalam pertukaran kebudayaan dalam masyarakat berbangsa maupun bernegara. Masyarakat sering sekali menerima langsung kebudayaan-kebudayaan negatif yang seharusnya dan memang bertentangan dengan norma-norma, karena kebudayaan negatif inilah yang tidak dapat mengubah kepribadian seseorangmasyarakat. Menurut Raharjo 1997, permasalahan hubungan gender yang asimetris masih tetap mengganjal dan dianggap sebagai sebab utama dari permasalahan- permasalahan perempuan saat ini, termasuk yang berkaitan dengan hak dan kesehatan reproduksi. Ketidakberdayaan perempuan adalah sebagai akibat dari konstruksi sosial yang selama ini menempatkan perempuan pada kedudukan yang subordinat. Di bidang reproduksi, ketidakberdayaan perempuan itu terlihat dari hubungan yang tidak berimbang antara laki-laki dan perempuan dalam hal seksual dan reproduksi seperti tercermin dalam kasus pemaksaan hubungan kelamin yang dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan yang apabila terjadi pada remaja dapat menyebabkan remaja tersebut hamil di usia muda.

2.3.2 Harga Diri Self Esteem

Hapsari 2010 mengutip pendapat Brown 1998, mengatakan harga diri adalah penilaian kemampuan diri, yaitu antara kemampuan yang secara riil dimiliki seseorang dengan kemampuan ideal yang diharapkan ada pada dirinya yang akan Universitas Sumatera Utara ditunjukkan melalui sikap terhadap dirinya sendiri, apakah ia menerima atau menolaknya. Keyakinan seseorang turut mempengaruhi kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri. Menurut Santrock 2007, harga diri Self Esteem adalah suatu dimensi global dari diri. Harga diri mencerminkan persepsi yang tidak selalu sama dengan realitas. Harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi, termasuk keberhasilan dan pencapaiannya. Dengan cara yang sama, harga diri yang rendah dapat mengidentifikasikan persepsi yang tepat mengenai keterbatasan atau penyimpangan, atau bahkan kondisi tidak aman dan inferior yang akut. Santrock 2007 yang mengutip Robin dkk 2002, menyatakan harga diri cenderung menurun di masa remaja, terutama pada remaja perempuan berumur 12-17 tahun. Pada umumnya laki-laki menunjukkan harga diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Menurunnya harga diri remaja perempuan adalah karena mereka memiliki citra tubuh yang lebih negatif selama mengalami perubahan pubertas, dibandingkan remaja laki-laki. Hapsari 2010 mengutip pendapat Reasoner dan Borba 1989, ada beberapa komponen dari harga diri yaitu: a. Security Universitas Sumatera Utara Yaitu perasaan individu mempunyai keyakinan yang kuat, meliputi perasaan aman dan nyaman, mengetahui apa yang diharapkan, mempunyai kemampuan untuk bergantung kepada diri sendiri dan situasi, mempunyai pemahaman akan peraturan dan batas. b. Selfhood lingkungan pribadi Individu mempunyai ciri khas, mempunyai pengetahuan tentang diri pribadi termasuk penggambaran diri yang akurat dan realistik akan peraturan, sikap, karakterisitk fisik. c. Affiliation Yaitu perasaan memiliki, individu merasa diterima atau mempunyai hubungan, khususnya pada hubungan yang dianggap penting, memiliki perasaan diakui, dihargai, dan dihormati oleh orang lain, mempunyai kemampuan untuk menemukan kesenangan, kemampuan, dan latar belakang, memiliki kesadaran dan kemampuan dalam membentuk hubungan, mampu memberi dukungan atas keputusan kelompok. d. Mission misi dan tujuan Yaitu perasaan yang dimiliki individu, ia mempunyai tujuan dan motivasi untuk hidup, mempunyai tanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang ia ambil, mempunyai kemampuan dalam membentuk tujuan yang realistik dan dapat diterima, mampu mengikuti rencana, mempunyai insisatif dan tanggung jawab atas aksinya, individu mampu mencari alternatif atas masalahnya, mampu mengevaluasi dirinya sendiri berdasarkan atas apa yang telah ia lakukan. e. Competence keahlian Universitas Sumatera Utara Yaitu adanya perasaan bahwa sukses yang dimiliki oleh individu berdasarkan pengalaman pribadi dianggap penting oleh individu itu sendiri, kegagalan bagi individu tidak hanya sebagai isu tapi merupakan fakta dan individu menganggap kesalahan yang dilakukannya merupakan alat dalam belajar, mampu memberi penilaian akan kemajuan yang telah dibuat, mampu memberikan umpan balik dalam usahanya menerima kelemahan dan mencari keuntungan dari kesalahan yang dilakukan. Menurut Khera 2003 karakteristik harga diri terbagi atas dua yaitu harga diri tinggi dan harga diri rendah. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut : a. Harga diri tinggi yaitu berani karena pendirian, percaya diri, menerima tanggung jawab, asertif, optimis, menghormati orang lain, disiplin, menyukai kesopanan, mau belajar, dan rendah hati. b. Harga diri rendah yaitu sikap kritis, ragu-ragu, agresif, mudah tersinggung, Hapsari 2010 mengutip pendapat Coopersmith 1967, ada beberapa faktor yang memengaruhi penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri, diantaranya: a. Penerimaan atau Penghargaan Terhadap Dirinya b. Kepemimpinan atau Popularitas c. Keluarga-Orang tua d. Asertifitas-Kecemasan Santrock 2007 yang mengutip Buhrmester 2001, pada sebuah studi longitudinal yang dilakukan, menunjukkan bahwa keterlibatan seksual pada remaja terutama remaja perempuan pada masa remaja awal berkaitan dengan harga diri yang Universitas Sumatera Utara rendah.

2.3.3 Pola Asuh