Pengaruh Pengetahuan terhadap Asertifitas dalam Perilaku Seksual

tekanan psikologis dan emosional, sedangkan external pressure yaitu tekanan dari luar diri remaja seperti teman sebaya, orang tua, guru dan masyarakat. Namun, walaupun pada saat ini pengaruh teman sebaya masih kategori baik terhadap pembentukan asertifitas remaja, tidak menutup kemungkinan pengaruh tersebut berubah kearah yang tidak baik, sehingga tetap diperlukan pengawasan orang tua dalam memantau hubungan anak remaja dengan teman sebaya.

5.6 Pengaruh Pengetahuan terhadap Asertifitas dalam Perilaku Seksual

Pengaruh pengetahuan dengan asertifitas dalam perilaku seksual didapat bahwa dari 78 responden berpengetahuan baik terdapat 60,3 yang asertifitas dalam perilaku seksual tinggi. Terdapat 51,4 responden yang berpengetahuan kurang tetapi memiliki asertivitas dalam perilaku seksual tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,380 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap asertifitas dalam perilaku seksual. Walaupun nilai p 0,25, pengetahuan tetap dimasukkan kedalam model analisis multivariat, dikarenakan secara teori memengaruhi perilaku, namun hasil analisis tidak menunjukkan pengetahuan memengaruhi asertifitas remaja dalam perilaku seksual p 0,05. Menurut Feeney 1999 yang mengutip teori kompetensi komunikasi interpersonal Spitzberg dan Cupach 1984 menggambarkan tiga komponen utama dalam komunikasi yang salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan mengacu dengan kemampuan individu mengidentifikasi perilaku yang paling tepat selama proses komunikasi dalam situasi tertentu. Oleh karena itu secara tidak langsung Universitas Sumatera Utara mempengaruhi perilaku asertif. Dalam penelitian ini pengetahuan tidak berpengaruh terhadap asertifitas, dikarenakan pernyataan pengetahuan yang diberikan lebih fokus pada perilaku seksual daripada perilaku asertif. Sehingga pemahaman remaja tentang asertifitas belum begitu jelas. Hal ini juga dapat dilihat pada hasil tabulasi silang bahwa terdapat responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi asertifitasnya rendah yaitu 39,7. Menurut Ali dan Asrori 2011, bahwa perkembangan intelektual dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan. Keluarga sebagai lingkungan yang dekat dengan remaja memberikan intervensi berupa memberikan pengalaman kepada remaja dalam memperoleh informasi. Salah satu cara yang digunakan, misalnya mendorong keingintahuan anak dengan jalan menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Namun proses ini menuntut perhatian orang tua yang besar pada anak. Dalam penelitian ini pola asuh tidak memberikan pengaruh terhadap asertifitas, hal ini juga yang mendasari mengapa pengetahuan juga tidak memberikan pengaruh terhadap asertifitas remaja.

5.7 Pengaruh Self Efficacy terhadap Asertifitas dalam Perilaku Seksual