Pengaruh Harga Diri terhadap Asertifitas dalam Perilaku Seksual

5.3 Pengaruh Harga Diri terhadap Asertifitas dalam Perilaku Seksual

Pengaruh harga diri terhadap asertivitas dalam perilaku seksual didapat bahwa dari 84 orang responden yang memiliki harga diri tinggi terdapat 65,5 yang asertivitas dalam perilaku seksual tinggi. Terdapat 34,5 responden yang memiliki harga diri rendah tetapi juga memiliki asertivitas dalam perilaku seksual yang tinggi. Berdasarkan analisa bivariat, hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,004 artinya ada pengaruh yang signifikan antara harga diri terhadap asertivitas dalam perilaku seksual. analisis multivariat terdapat pengaruh yang signifikan harga diri terhadap asertifitas dalam perilaku seksual dengan nilai p = 0,023 α=0,05 dan OR 3,12 dengan 95 CI=1,17-8,34. Hal ini berarti kemungkinan responden yang memiliki harga diri tinggi memiliki asertifitas dalam perilaku seksual 3,12 kali lebih tinggi disbanding kelompok responden yang harga dirinya rendah setelah dikontrol dengan variabel budaya, teman sebaya, pengetahuan, self efficacy dan media informasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Anindyajati dan Carima 2004, yang memaparkan bahwa semakin tinggi tingkat harga diri yang dimiliki individu, semakin tinggi pula asertifitasnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat harga diri remaja, maka akan semakin rendah pula asertifitasnya. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,560 p0,001. Penelitian lainnya yang turut mendukung adalah yang dilakukan oleh Whitaker, dkk 2000, menunjukkan bahwa remaja yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung akan menunda atau tidak melakukan aktivitas seksual dibandingkan dengan remaja yang memiliki harga diri yang rendah. Universitas Sumatera Utara Menurut Anindyajati dan Carima 2004, asertifitas bukan merupakan suatu karakteristik yang dengan tiba-tiba muncul pada masa remaja, juga bukan merupakan faktor yang dibawa individu sejak ia dilahirkan. Remaja yang asertif memiliki keyakinan serta keberanian untuk bertindak maupun berpendapat, walaupun tindakan dan pemikirannya berbeda dengan lingkungannya. Hal tersebut didukung oleh kepercayaan diri yang dimiliki oleh remaja, perasaan mampu, dan yakin akan dirinya sendiri. Sedangkan remaja yang cenderung kurang percaya diri, tidak yakin pada kemampuannya maka akan sulit untuk memunculkan keberanian untuk bertindak maupun berpendapat, dan secara pasif mengikuti apa saja yang menjadi kehendak orang lain atau lingkungannya. Keyakinan dan kepercayaan remaja pada dirinya bahwa ia adalah seorang yang mampu, seseorang yang berarti, dan seseorang yang bisa meraih apa yang ia inginkan, pada akhirnya melahirkan suatu penilaian terhadap diri sendiri. Penilaian tersebut bisa positif dan bisa pula negatif, yang disebut sebagai harga diri. Individu yang berhasil untuk berperilaku asertif adalah individu yang harus memiliki keyakinan. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri. Berdasarkan hasil penelitian Novianti dan Tjalla 2008, yang meneliti perilaku asertif pada tiga orang remaja, dan diperolah hasil bahwa ketiga subjek merasa memiliki harga diri yang tinggi dan dengan harga diri yang tinggi tersebut, ketiga subjek mampu menunjukkan perilaku asertifnya kepada orang lain. Universitas Sumatera Utara Adanya pengaruh harga diri terhadap asertivitas juga dapat dilihat dari penjelasan Khera 2003, dimana seseorang dengan harga diri tinggi lebih berani karena memiliki pendirian, percaya diri, menerima tanggung jawab, asertif, optimis, menghormati orang lain, disiplin, menyukai kesopanan, mau belajar, dan rendah hati. Sedangkan seseorang dengan harga diri rendah memiliki sikap kritis, ragu-ragu, agresif, mudah tersinggung. Fatma 2009 dalam penelitiannya memaparkan di SMPN 20 Malang tidak menemukan adanya indikasi terdapat korelasi yang signifikan antara harga diri dan asertifitas p = 0,08 0,05, hal ini dikarenakan oleh pengaruh lingkungan sekolah yang tidak mendukung, seperti teman sebaya hal ini membuat siswa yang sebenarnya memilki harga diri yang tinggi tetapi belum tentu memilki perilaku asertif yang tinggi pula. Dalam kaitannya dengan perilaku seksual, hasil penelitian yang dilakukan Mulyana dan Purnamasari 2010, menjelaskan sekaligus membuktikan bahwa harga diri menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah, dimana hasil analisa korelasi product moment, diperoleh nilai rxy= -0.328 p0.05 yang artinya bahwa ada hubungan negatif antara sikap terhadap perilaku seksual pranikah dengan harga diri pada remaja.

5.4 Pengaruh Pola Asuh terhadap Asertivitas dalam Perilaku Seksual