Kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi tersebut. Oleh karena itu, kinerja sebagai kualitas dan kuantitas usaha yang diperoleh dari
proses manajemen. Artinya, kinerja pada dasarnya adalah hasil kerja selama periode tertentu melalui cara membandingka dengan target yang telah disepakati
bersama. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan hasil karya nyata dari seseorang atau perusahaan yang dapat dilihat, dihitung jumlahnya dan
dapat dicatat perolehannya. Kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan
dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang bersangkutan.
1. Model Kinerja
Proses kinerja organisasional dipengaruhi oleh banyak faktor. Hersey, Blanchard Johnson Wibowo, 2011: 98-99, menggambarkan hubungan antara
kinerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam bentuk satellite model, kinerja organisasi yang diperoleh dari terjadinya integrasi dari faktor-faktor
pengetahuan, sumber daya bukan manusia, dan struktur. Kinerja dilihat sebagai pencapaian tujuan dan tanggung jawab bisnis dan sosial dari perspektif pihak
yang mempertimbangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendapat lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan oleh Armstrong Baron Wibowo, 2011: 100 sebagai
berikut: a.
Personal Factors, ditunjukkan oleh tingkat ketrampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
b. Leadership factors, yang ditentukan oleh kualitas dorongan,
bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team kerja leader.
c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh
rekan sekerja. d.
System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.
e. Contextualsituational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat
tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Notoatmodjo Depdiknas, 2008: 20 mengatakan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ability, capacity, incentive,
environment dan validity. Berpijak pada pendapat-pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa ada beberapa komponen yang membentuk kinerja, yaitu 1
komponen kompetensi atau kemampuan ability. Kompotensi tidak hanya diartikan sebagai kompetensi kognitif penguasaan teoritis, tetapi juga
menyangkut ketrampilan skill; 2 tujuan goal yang telah ditetapkan sebelumnya dan menjadi sasaran organisasi; 3 tingkat level, jenjang tanggung
jawab sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi job script or job analysis; 4 interaksi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan pimpinana dan
teman kerja; 5 Attitude sikap; 6 motivasi; insentif atau kompensasi; 8 promosi; 9 kualifikasi; 10 iklim kerja atmosphere; 11 gaya kepemimpinan
; dan 12 unsur-unsur demografis seperti jenis kelamin, masa kerja, jarak tempuh dari rumah ke kantor, jumlah anak dan keluarga.
Menurut Locke dan Latham, Supardi, 2014: 48, secara individual, kinerja seseorang ditentukan oleh beberapa bidang sebagai berikut:
a. kemampuan ability,
b. Komitmen commitment
c. Umpan balik feedback
d. Kompleksitas tugas task complexity
e. Kondisi yang menghambat situational
f. Tantangan challenge
g. Tujuan goal
h. Fasilitas, keakuratan dirinya self-afficacy
i. Arah direction, usaha effort
j. Daya tahanketekunan persistence,
k. Strategi khusus dalam menghadapi tugas task specific strategis