Inspirational Motivation Ciri-Ciri Pemimpin Transformasional

b. Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku behavioral approach merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan. Sikapa dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari-harinya, dalam hal bagaimana pemimpin itu memberikan perintah, membagi tugas dan wewenang, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan, dan sebagainya Purwanto, 2002: 32 George Jonnes Sagala, 2009: 51-52 mengatakan untuk pendekatan kepemimpinan yang berorientasi perilaku, pemberian penghargaan terjadi ketika seseorang pemimpin memberikan penguatan secara positif kepada bawahan agar terjadi perilaku-perilaku yang dikehendaki. Jika bawahan dapat melakukan pekerjaan yang baik, maka pemimpin memberikan pengakuan melalui pujian, hadiah atau keuntungan-keuntungan yang kasat mata seperti peningkatan upah dan promosi. Pemimpin memberikan penghargaan untuk memastikan pegawai memiliki kinerja pada tingkat yang tertinggi. Selanjutnya, untuk pemimpin yang berorientasi menghukum, terjadi ketika seorang pemimpin mencerca atau menanggapi secara negatif terhadap bawahan yang melakukan perilaku-perilaku yang tidak efektif, namun juga memicu perilaku yang membahayakan di dalam organisasi. Umumnya, lebih efektif menggunakan penguatan untuk menghentikan perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki jika dibandingkan dengan menggunakan hukuman, karena dengan hukuman dapat menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan seperti kemarahan. Perbedaan antara pendekatan sifat dan pendekatan perilaku terletak pada asumsi teori dasarnya. Bila teori sifat memang bisa diakui, hal ini berarti untuk menjadi pemimpin memang bakat sejak lahir. Dengan kata lain, jika ada perilaku khas yang dapat mengidentifikasi para pemimpin, maka kita dapat mengajarkan tentang kepemimpinan yang dapat mendesain program dengan menanamkan pola perilaku pada individu-individu yang diharapkan untuk menjadi pemimpin yang efektif.

c. Pendekatan Lingkungan

Menurut Sudjana 2000: 31, teori lingkungan berasumsi bahwa kemunculan pemimpin merupakan hasil dari waktu, tempat, situasi, dan kondisi tertentu. Suatu peristiwa yang dianggap sangat penting dan luar biasa akan menampilkan seseorang untuk menjadi pemimpin. Situasi dan kondisi tertentu akan melahirkan permasalahan atau tantangan tertentu dan pada gilirannya memerlukan pemimpin yang berhasil. Seorang pemimpin yang berhasil dalam suatu lingkungan belum tentu kepemimpinannya akan menjadi jaminan keberhasilan pada lingkungan lain yang berbeda dengan lingkungannya yang semula. Dengan kata lain, suatu lingkungan tertentu akan memerlukan dan membentuk pemimpin-pemimpin tertentu pula.

d. Pendekatan Kontingensi

Tikno Lensufiie 2010: 81 menjelaskan bahwa teori situsional dicetuskan oleh Hersey Blanchard 1969 teori ini kemudian dikembangkan oleh Fiedler dan dikatakan bahwa kinerja kelompok ditentukan oleh interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung supaya menciptakan keefektifan kepemimpinan. Dari hasil penelitiannya, Fiedler percaya bahwa pemimpin setidaknya menerapkan satu atau lebih gaya kepemimpinan, yakni task-oriented leadership berorientasi pada penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan dan relationship-oriented leadership berorientasi pada relasi, keramahan dengan anggota organisasi. Fiedler mengemukakan tiga faktor situasi yang menentukan gaya kepemimpinan mana yang lebih efektif, task-or-relationship-oriented leadership: 1 faktor relasi antara pemimpin dan anggota leader-member relations berkenaan dengan tingkat kepercayaan dan kepatuhan yang diperoleh pemimpin dari pengikutnya; 2 susunan tugas task structure secara spesifik mengenai karakteristik pekerjaan yang diselesaikan termasuk persyaratan, alternative pemecahan masalah, dan umpan balik dari keberhasilan kerja; dan 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI