membangun semangat kerja para guru, pegawai, dan peserta didik, serta menciptakan suasana lingkungan sosial dan fisik yang nyaman, serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terjadi di sekolah. Fungsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat
membantu kepala sekolah menjalankan perannya secara efektif di tengah tuntutan perubahan yang menekankan kualitas layanan pendidikan.
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berperan dan berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan
motivator. Kepala sekolah yang mengembangkan aspek-aspek fungsi kepemimpinan tersebut dalam perannya sebagai kepala sekolah dapat
memberikan kontribusi terhadap kinerja guru dan pegawai di sekolahnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif dapat tercipta
apabila kepala sekolah memiliki sifat, perilaku dan keterampilan yang baik untuk memimpin sebuah sekolah. Dalam perannya sebagai pemimpin, kepala
sekolah harus mampu untuk mempengaruhi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan yaitu guru, para siswa, dan termasuk iklim sekolah
yang akhirnya dapat meningkatkan mutu sekolah.
2. Kinerja Guru
Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja guru termasuk dalam kategori sangat baikbaik dengan proporsi 89,80. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja guru di Yayasan Tarakanita maupun Yayasan Mardiwijana Gonzaga
sudah baiksangat
baik berkat
adanya kepemimpinan
transformasional. Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan
tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja
guru yang dimaksudkan adalah kerja guru yang terefleksi secara sadar dan sistematis dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses
belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh motivasi kerja, kompetensi, manajemen sekolah dan pendidikanpelatihan guru dalam proses
mencapai prestasi kerja yang tinggi. Jones Lord Mikael Sene: 30-31 mengartikan konsep kinerja guru sebagai suatu proses perkembangan kerja
guru. Menurut peneliti, kondisi hasil penelitian dapat dijelaskan melalui
butir-butir pernyataan kuesioner yang menunjukkan kinerja guru yang mendukung kepemimpinan tranformasional, diantaranya butir 3,23, dan 27.
Butir pernyataan 3 mengatakan bahwa guru harus mempunyai komitmen yang mendalam dalam menjalankan tugas demi pengabdian kepada
sekolah. Komitmen yang mendalam dari seorang guru merupakan hasil dari peran kepemimpinan tranformasional kepala sekolah sebagai motivator.
Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah dapat melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan
secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar
melalui pengembangan pusat sumber belajar. Motivasi tersebut dapat mendorong guru
untuk mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja. Motivasi yang tinggi akan mendorong pengabdian yang mendalam seorang guru terhadap tempat
mereka bekerja, yaitu sekolah. Butir pernyataan 23 menyatakan bahwa guru harus menjaga fasilitas
yang disediakan sekolah. Fasilitas yang ada di lingkungan sekolah dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang menyenangkan,
kreatif, dan inovatif terhadap murid-muridnya. Dalam hal ini, peran kepala sekolah sebagai administrator membantu kinerja guru untuk turut serta
menjaga fasilitas yang ada di sekolah. Butir pernyataan 27 menyatakan bahwa guru harus mendukung
peraturan yang ada. Kinerja guru dalam mendukung peraturan yang ada didukung oleh peran kepala sekolah sebagai leader. Kepala sekolah sebagai
leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan
mendelegasikan tugas. Kemampuan kepala sekolah sebagai leader akan mendorong guru untuk menaati peraturan yang ada.
Berdasarkan fakta temuan penelitian di atas menunjukkan bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi tinggi terhadap
kinerja Guru. Jadi penelitian ini menemukan bahwa aspek-aspek kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh positif dan relatif besar
terhadap aspek kinerja Guru di Yayasan Tarakanita dan Yayasan Mardiwijana Gonzaga.
Sejalan dengan penelitian saya, bahwa ada penelitian lain mengatakan bahwa pemimpin transformasional bagi banyak guru
responden memberi peranan yang sangat tinggi, memberikan inspirasi kepada mereka karena memahami visi-misi sehingga erat hubungannya
dalam meningkatkan organisasi atau lembaga dalam meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja. Samsari; 2009: 94. Berdasarkan hasil analisis yang
diungkapkan esensi kepemimpinan transformasional telah menjiwai dalam proses belajar mengajar disekolah. Esensi tersebut Fry, 2003 adalah bahwa
dalam kepemimpinan transformasional membutuhkan dua hal pokok, yaitu pertama, adanya visi yang memungkinkan guru-guru mengalami perasaan
terpanggil sebagai pendidik, yang merupakan makna terdalam panggilan hidupnya dan hal itu merupakan suatu keunikan. Kedua, budaya sosial atau
budaya organisasi, dimana kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf guru saling memperhatikan, saling menghargai, mempedulikan dengan tulus.
Seorang penulis yang telah menguji hasil penelitiannya mengenai kepemimpinan
transformasional sekolah
dengan beberapa
variabel mengatakan bahwa indikator-indikator dalam kepemimpinan transformasional
seperti menjadi pembaharu, menjadi teladan, mendorong kinerja bawahan, mengharmonisasikan lingkungan kerja, memberdayakan karyawan, bertindak
atas sistem nilai, meningkatkan kemampuannya terus-menerus, dan memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit akan dapat dicapai oleh
kepala sekolah apabila dia memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara persuasif, motivasi untuk berprestasi, serta pengetahuan manajerial
yang mencukukupi, Danim Suparno 2009; 77. Lebih lanjut dikatakan bahwa kepala sekolah bertugas untuk memajukan dan meningkatkan kualitas
organisasi sekolah. Hal ini tidak akan tercapai apabila dalam diri kepala sekolah tidak
memiliki motivasi kuat untuk berprestasi. Agar seluruh personalia yang ada pada sekolah mau bekerja sama dengan baik untuk mencapai visi dan misi
sekolah perlu adanya penciptaan lingkungan kerja yang harmonis. Hasil penelitian ini membenarkan teori bahwa dalam kerangka
organisasi sekolah sebagai sistem yang terbuka, kinerja guru merupakan salah satu elemen penting yang saling berkaitan dengan elemen lainnya, seperti
kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan untuk mewujudkan tujuan sekolah. Dalam keterkaitan tersebut kinerja guru mencerminkan atau