Analisis Data Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Variabel Penelitian Deskripsi data penelitian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Interpretasi data untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah menggunakan PAP Tipe II yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.5 Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori 93 – 110 41 38,00 Sangat baik 80 – 92 63 58,30 Baik 71 – 79 3 2,80 Cukup baik 62 – 70 1 0,9 Tidak baik 22 – 61 Sangat tidak baik Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 63 guru atau sebesar 58,30 mempunyai persepsi bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah sudah baik, sebesar 41 responden atau sebesar 38,00 mempunyai persepsi bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah sangat baik, sebesar 3 responden atau sebesar 2,80 mempunyai persepsi bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah cukup baik, 1 responden atau sebesar 0,9 bahwa kepemimpinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI transformasional kepala sekolah tidak baik, dan tidak ada guru atau sebesar yang mempunyai persepsi bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah sangat tidak baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan guru berkecenderungan mempunyai persepsi bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah sudah berjalan baik. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan melihat nilai-nilai statistik dalam tabel berikut: Tabel 4.6 Nilai Statistik Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Keterangan Nilai Statistik Mean 91,29 Modus 88 Median 89 Standar deviasi 8,063 Minimum 66 Maksimum 110 Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan nilai rata-rata mean yang diperoleh dari 108 responden yaitu 91,29 dengan standar deviasi 8,063. Median berada pada titik 89 dan modus berada pada titik 88. Nilai minimum yang diperoleh 66 dan nilai maksimum 110. Nilai rata-rata sebesar 91,29 berada pada interval 80 – 92 dengan kategori baik, sehingga kesimpulan di atas adalah benar bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah sudah berjalan baik. b. Kinerja Guru Interpretasi data untuk variabel kinerja guru menggunakan PAP Tipe II yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7 Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori 106 – 125 28 25,90 Sangat baik 91 – 105 69 63,90 Baik 81 – 90 10 9,30 Cukup baik 71 – 80 1 0,9 Tidak baik 25 - 70 Sangat tidak baik Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 bahwa 69 responden atau 63.90 mempunyai persepsi bahwa kinerja guru sudah baik, 28 responden atau 25.90 mempunyai persepsi bahwa kinerja guru sudah sangat baik, 10 responden atau 9,30 mempunyai persepsi bahwa kinerja guru cukup baik, dan 1 responden atau 0,9 mempunyai persepsi bahwa kinerja guru tidak baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan peran seorang pemimpin transformasional, kinerja guru terlihat baik. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan melihat nilai-nilai statistik dalam tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.8 Nilai Statistik Variabel Kinerja Guru Keterangan Nilai Statistik Mean 101, 31 Modus 100 Median 100 Standar deviasi 8,534 Minimum 79 Maksimum 125

B. Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian bertitik tolak dari tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui peran kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Sesuai dengan jenis penelitian deskriptif, maka penelitian ini hanya ingin memaparkan kondisikeadaan apa adanya dengan situasi tertentu. Berikut hasil pembahasan terhadap temuan penelitian tersebut.

1. Kepemimpinan Transformasional

Hasil penelitian membuktikan bahwa kepala sekolah dinilai memiliki kepemimpinan transformasional dalam proporsi 96,30 yang mengatakan sangat baikbaik. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah sangat berperan dalam meningkatkan kinerja guru selain itu, juga memberikan kontribusi positif terhadap kinerja guru yang ada di yayasan baik itu di Yayasan Tarakanita maupun Yayasan Mardiwijana Gonzaga. Menurut Bass Swandari, 2003 mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal, dan respek kepada pimpinannya, sehingga pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih yang dari diharapkan. Ciri-ciri kepemimpinan transformasional kepala sekolah harus memiliki idealized influence, intellectual stimulation, dan individualized consideration. Kepala sekolah harus memiliki cara pendekatan kepada para guru dan pegawai secara sifat, perilaku, lingkungan, dan kontingensi. Menurut peneliti, kondisi hasil penelitian dapat dijelaskan melalui butir-butir pernyataan kuesioner yang menunjukkan peran kepemimpinan transformasional yang berperan besar dalam kinerja guru, diantaranya butir 2,11, dan 15. Butir pernyataan 2 menunjukkan kepala sekolah harus mempunyai perencanaan yang baik untuk kemajuan sekolah dalam jangka panjang. Hal ini sesuai dengan teori Mulyasa 2009: 98 – 122, yaitu kepala sekolah harus dapat berfungsi sebagai manager. Kepala sekolah yang berperan sebagai manager harus mempunyai manajemen yang baik. Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Wahjosumidjo 2002: 94 tiga hal yang perlu diperhatikan kepala sekolah sebagai manajer sebagaimana dengan maksud tersebut, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Butir pernyataan 11 menunjukkan kepala sekolah harus menanamkan kejujuran kepada seluruh lingkungan sekolah mengenai pelaksanaan tugas dan administrasi. Hal ini sesuai dengan teori Mulyasa 2009: 98 – 122, yaitu kepala sekolah harus dapat berfungsi sebagai educator. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependudukan di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yag kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan, mental, moral, fisik, dan artistik. Butir pernyataan 15 menunjukkan kepala sekolah mendukung setiap proses pembelajaran bersama guru dan staf untuk menambah strategi dan semangat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan teori Mulyasa 2009: 98 – 122, yaitu kepala sekolah harus dapat berfungsi sebagai innovator. Dalam rangka melakukan peran dan fugsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, rasional, dan objektif, pragmatis, keteladanan, serta adaptable dan fleksibel. Berpijak pada hasil penelitian di atas, kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki peran penting dalam organisasi sekolah untuk mempengaruhi para guru, tenaga pendidikan dan semua stakeholder melalui kemampuan meyakinkan orang lain tentang nilai, norma, dan kepercayaan dalam visi sekolah, menggerakkan dan memajukan aktivitas mereka untuk mencapai tujuan organisasi sekolah. Hal ini senada dengan apa yang tertulis dalam teori yang dikemukakan dalam pasal Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “ Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang tugas di sekolah, memahami keterkaitan antara berbagai unit kerja, memahami kebutuhan dan relasi antar guru, memiliki wawasan tentang organisasi, peraturan perundang-undangan, dan prosedur-prosedur kerja, mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membangun semangat kerja para guru, pegawai, dan peserta didik, serta menciptakan suasana lingkungan sosial dan fisik yang nyaman, serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terjadi di sekolah. Fungsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat membantu kepala sekolah menjalankan perannya secara efektif di tengah tuntutan perubahan yang menekankan kualitas layanan pendidikan. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berperan dan berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. Kepala sekolah yang mengembangkan aspek-aspek fungsi kepemimpinan tersebut dalam perannya sebagai kepala sekolah dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja guru dan pegawai di sekolahnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan yang efektif dapat tercipta apabila kepala sekolah memiliki sifat, perilaku dan keterampilan yang baik untuk memimpin sebuah sekolah. Dalam perannya sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu untuk mempengaruhi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan yaitu guru, para siswa, dan termasuk iklim sekolah yang akhirnya dapat meningkatkan mutu sekolah.

2. Kinerja Guru

Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja guru termasuk dalam kategori sangat baikbaik dengan proporsi 89,80. Hal ini menunjukkan