Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

perbedaan yang signifikan. Dalam perumusan hipotesis penulis mengemukakan bahwa ada perbedaan dalam implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Dikarenakan, berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir diketahui bahwa dalam penerapannya kurikulum 2013 banyak mengalami kendala. Pelatihan yang kurang serta informasi mengenai penerapan kurikulum 2013 menyebabkan guru-guru baik yang masa kerjanya 10 tahun, 10-20 tahun, dan 20 tahun kurang mampu untuk menerapkan kurikulum 2013 dengan maksimal. Guru yang masa kerjanya 10 tahun diharapkan lebih mampu dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena tuntutan zaman sekarang dengan teknologi yang sudah maju. Meskipun tidak ada perbedaan baik guru yang masa kerjanya 10 tahun, 10-20 tahun, dan 20 tahun, responden telah memberikan poin positif dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013. Sebab dalam mengisi kuesioner yang telah diberikan, responden secara keseluruhan lebih condong sudah mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 dengan sangat baik. 3. Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Status Kepegawaian Permendikbud no 103 tahun 2014 memaparkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antar peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Penelitian tentang proses pembelajaran didasarkan pada Sistem Pendidikan Nasional bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipiasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemungkinan sesuai dengan bakat minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dapat diketahui bahwa ada perbedaan mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian. Maksud dari pernyataan sebelumnya bahwa guru dengan status kepegawaian GTT, Yayasan, PNS mempunyai cara yang berbeda dalam mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Kesimpulan tersebut diperoleh dari perhitungan Anova yang menunjukkan nilai sig sebesar 0,016 lebih kecil dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 4,469 lebih besar dari F tabel sebesar 3,15. Di mana status kepegawaian GTT terhadap Yayasan memiliki perbedaan yang signifikan mean difference sebesar -0,795 dan GTT terhadap PNS sebesar -9,073. Deskripsi data mengenai status kepegawaian guru menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang menjadi responden memiliki status kepegawaian sebagai PNS sebanyak 36 guru, 16 guru yang memiliki status kepegawaian sebagai Yayasan dan sisanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai GTT. Pada hipotesis ini, guru PNS menjadi data yang mayoritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam perumusan hipotesis penulis mengemukakan bahwa ada perbedaan dalam implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian. Dikarenakan, berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir diketahui bahwa dalam penerapannya kurikulum 2013 banyak mengalami kendala. Pelatihan yang kurang serta informasi mengenai penerapan kurikulum 2013 menyebabkan guru-guru baik dari PNS, Yayasan maupun GTT kurang mampu untuk menerapkan kurikulum 2013 dengan maksimal. Bahkan guru PNS yang seharusnya lebih mampu untuk mengimplementasikan penilaian dikarenakan memiliki jam kerja yang lebih dan seringnya mengikuti pelatihan dari pemerintah, pun sama dengan dengan guru yayasan dan GTT. 4. Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Masa Kerja Permendikbud Permendikbud no 103 tahun 2014 memaparkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antar peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Penelitian tentang proses pembelajaran didasarkan pada Sistem Pendidikan Nasional bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipiasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemungkinan sesuai dengan bakat minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat dapat diketahui bahwa ada perbedaan mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Maksud dari pernyataan sebelumnya bahwa guru dengan masa kerja 10 tahun, 10- 20 tahun, 20 tahun mempunyai cara yang berbeda bagaimana mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Kesimpulan tersebut diperoleh dari perhitungan Anova yang menunjukkan nilai sig sebesar 0,106 lebih besar dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 2,328 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,15. Deskripsi data mengenai masa kerja menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang menjadi responden memiliki masa kerja yang cukup lama 20 tahun sebanyak 33 guru, 16 guru yang memiliki pengalaman mengajar selama 10-20 tahun dan sisanya merupakan guru baru 10 tahun. Pada hipotesis ini, guru dengan masa kerja 20 tahun menjadi data yang mayoritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam perumusan hipotesis penulis mengemukakan bahwa ada perbedaan dalam implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Dikarenakan, berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir diketahui bahwa dalam penerapannya kurikulum 2013 banyak mengalami kendala. Pelatihan yang kurang serta informasi mengenai penerapan kurikulum 2013 menyebabkan guru-guru baik yang masa kerjanya 10 tahun, 10-20 tahun, dan 20 tahun kurang mampu untuk menerapkan kurikulum 2013 dengan maksimal. Guru yang masa kerjanya 10 tahun diharapkan lebih mampu dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena tuntutan zaman sekarang dengan teknologi yang sudah maju. Meskipun tidak ada perbedaan baik guru yang masa kerjanya 10 tahun, 10-20 tahun, dan 20 tahun, responden telah memberikan poin positif dalam mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Sebab dalam mengisi kuesioner yang telah diberikan, responden secara keseluruhan lebih condong sudah mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dengan baik. 154

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada BAB IV sebelumnya mengenai implementasi penilaian dan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dengan responden guru Akuntansi di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada perbedaan dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian. Hal ini didasarkan pada uji Anova di mana nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,545 lebih be sar dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 0,612 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,15. 2. Tidak ada perbedaan dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Hal ini didasarkan pada uji Anova di mana nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,661 lebih besar dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 0,416 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,15. 3. Ada perbedaan dalam mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian. Hal ini didasarkan pada uji Anova di mana nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 4,469 lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI besar dari F tabel sebesar 3,15. Perbedaan tersebut terletak pada mean difference status kepegawaian GTT terhadap Yayasan sebesar -0,795 dan GTT terhadap PNS sebesar -9,073. 4. Tidak ada perbedaan dalam mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Hal ini didasarkan pada uji Anova di mana nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,106 lebih be sar dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 2,328 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,15.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan, adapun keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan kuesioner, maka peneliti tidak menjamin kejujuran dan kesungguhan responden dalam menjawab semua pertanyaan yang telah disajikan. 2. Peneliti juga tidak terlibat langsung dalam membagikan kuesioner sehingga peneliti tidak dapat berinteraksi dengan responden. 3. Peneliti tidak melakukan wawancara maupun observasi terhadap responden, sehingga penelitian ini kurang menggambarkan tingkah laku responden yang sesungguhnya dalam mengimplementasikan penilaian dan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Peneliti juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan butir-butir kuesioner sehingga menyulitkan bagi responden dalam menjawab.

C. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB IV, penulis memberikan saran-saran sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait. Adapun saran-saran sebagai berikut: 1. Dari hasi penelitian ini dapat diketahui bahwa implementasi penilaian dan implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman sudah berjalan dengan sangat baik, sehingga proses berjalan kurikulum 2013 seharusnya terus dijalankan. 2. Permasalahan yang timbul dalam penerapan kurikulum 2013 bukan hanya pada poin-poin di dalam kurikulum 2013 itu sendiri, tetapi kurangnya waktu pelatihan untuk guru dalam mendalami kurikulum 2013. Maka, pemerintah sebaiknya melakukan pelatihan secara menyeluruh agar apa yang ingin disampaikan dalam kurikulum 2013 dapat diimplementasikan dengan optimal. 157 DAFTAR PUSTAKA Alei, Yulianus. 2012. “Hubungan Antara Supervisi Sekolah, Status Kepegawaian dan Pemberian Kompensasi Dengan Kinerja Guru”. USD Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas Edisi Ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cet. Ke-6. Ghozali, Imam. 2002. Statistik Non-Parametrik. Semarang: Undip Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 Statistik Deskriptif Edisi Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Kunandar. 2014. Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013 Suatu Pendekatan Praktis Disertai Dengan Contoh Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. Ke-3. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Medanbisnis. 2014. [Online]. Tersedia: http:www.medanbisnisdaily.comnewsread20141014123153kuriku lum-2013-kebingungan-guru-dan-beban-siswa.VrCCBUDz8SI [2 Februari 2016]. Michael dan Isaac. 1972. Handbook In research and Evaluation. California: Edits Publishers. Muhadi. 2011. “Metode Penelitian”. Modul. Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nuraheni, Rouberti Hari. 2011. “Persepsi Guru SMA Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru Yang Terbuka Bagi Sarjana Non-Kependidikan Ditinjau Dari Status Kepegawaian, Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja”. USD Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Madrasah Aliyah Kejuruan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Prastiwi, Brigitta Dina Dwi. 2015. “Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Guru”. USD Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Puspitarini, Margaret. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia: http:news.okezone.comread20141108651062782kelebihan- kekurangan-kurikulum-2013 [ 24 Januari 2016]. Setyawan, H. 2015. BAB II Kajian PUSTAKA A. [Online]. Tersedia: http:eprints.uny.ac.id265373BAB20II.pdf [24 Januari 2016]. Suatmaji, Yohanes Yusti. 2012. “Status Kepegwaian, Masa Kerja, Dan Latar Belakang Pendidikan Guru”. USD Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Subagyo, Pangestu. 2003. Statistik Deskriptif Edisi Ke-4. Yogyakarta: BPFE. Sudjana. 2002. Metoda Statiska Edisi Ke-6. Bandung: Tarsito. Cet Ke-2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI INSTRUMEN PENILAIAN TERHADAP KESESUAIAN PELAKSANAAN Implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari instrumen penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII pada mata pelajaran IPA SMP Negeri se-K

0 2 10

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI INSTRUMEN PENILAIAN TERHADAP KESESUAIAN Implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari instrumen penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII pada mata pelajaran IPA SMP Negeri se-Kecamatan Moj

0 4 15

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 263

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru : studi kasus pada guru mata pelajaran akuntansi SMK negeri dan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 273

Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 3 317

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru studi kasus pada SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 261

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 236

EVALUASI STANDAR SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI PERMENDIKNAS NO 40 TAHUN 2008.

1 6 141

KESIAPAN PROSES PEMBELAJARAN SMK BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA SE-KOTA LUBUKLINGGAU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

0 0 199

IMPLEMENTASI EMPLOYABILITY SKILLS PADA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN

0 0 9