Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Dalam pengujian ini digunakan uji Levene Statistic. Berikut hasil pengujian homogenitas dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.59 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig. Implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru 0,974 2 60 0,383 Implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja 1,242 2 60 0,296 Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru 0,695 2 60 0,503 Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja 0,154 2 60 0,858 Dari tabel 4.59 tersebut dapat diperoleh bahwa nilai levene statistic untuk implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru sebesar 0,974 dengan nilai sig sebesar 0,383. Oleh karena nilai sig 0,383 nilai alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian yang digunakan ini memiliki varian yang sama atau homogen. Nilai levene statistic untuk implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja sebesar 0,695 dengan nilai sig sebesar 0,503. Oleh karena nilai sig 0,503 nilai alpha 0,05, maka dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disimpulkan bahwa sampel pada penelitian yang digunakan ini memiliki varian yang sama atau homogen. Nilai levene statistic untuk implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru sebesar 1,242 dengan nilai sig sebesar 0,296. Oleh karena nilai sig 0,296 nilai alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian yang digunakan ini memiliki varian yang sama atau homogen. Lalu, nilai levene statistic untuk implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja sebesar 0,154 dengan nilai sig sebesar 0,858. Oleh karena nilai sig 0,858 nilai alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian yang digunakan ini memiliki varian yang sama atau homogen. 2. Pengujian Hipotesis Berdasarkan data pengujian prasyarat analisis dapat diketahui bahwa data implementasi penilaian dan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama atau homogen. Maka pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji Anova. Pengujian untuk hipotesis ini dapat dilakukan dengan One Way Anova pada program SPSS 16.0 for Windows. Hasil pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Impementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian 1 Perumusan Hipotesis I Ho 1 = Tidak ada perbedaan implementasi penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru. Ha 1 = Ada perbedaan implementasi penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru. 2 Pengujian Hipotesis I Tabel 4.60 Hasil Uji Beda Data Implementasi Penilaian Berdasarkan Status Kepegawaian Guru Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 96.79 2 48.395 0.612 0.545 Within Groups 4742.639 60 79.044 Total 4839.429 62 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.60 nilai F hitung sebesar 0,612, dengan nilai probabilitas signifikansi 0,545. Nilai F tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df between group = 2, dan df within groups = 60 adalah 3,15 oleh karena nilai probabilitas signifikansi 0,545 0,05 maka Ho diterima. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan ketika guru mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 bila ditinjau dari status kepegawaian. b. Implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja 1 Perumusan Hipotesis II Ho 2 = Tidak ada perbedaan implementasi penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Ha 2 = Ada perbedaan implementasi penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. 2 Pengujian Hipotesis II Tabel 4.61 Hasil Uji Beda Data Implementasi Penilaian Berdasarkan Masa Kerja Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 66.225 2 33.112 0.416 0.661 Within Groups 4773.204 60 79.553 Total 4839.429 62 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.61 nilai F hitung sebesar 0,416, dengan nilai probabilitas signifikansi 0,661. Nilai F tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df between group = 2, dan df within groups = 60 adalah 3,15 oleh karena nilai probabilitas signifikansi 0,661 0,05 maka Ho diterima. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan ketika guru mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 bila ditinjau dari masa kerja. c. Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian 1 Perumusan Hipotesis III Ho 3 = Tidak ada perbedaan implementasi proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru. Ha 3 = Ada perbedaan implementasi proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian guru. 2 Pengujian Hipotesis III Tabel 4.62 Hasil Uji Beda Data Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kepegawaian Guru Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1145.713 2 572.857 4.469 0.016 Within Groups 7690.699 60 128.178 Total 8836.413 62 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.62 nilai F hitung sebesar 4,469, dengan nilai probabilitas signifikansi 0,016. Nilai F tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df between group = 2, dan df within groups = 60 adalah 3,15 oleh karena nilai probabilitas signifikansi 0,016 0,05 maka Ho ditolak. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan ketika guru mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 bila ditinjau dari status kepegawaian. d. Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja 1 Perumusan Hipotesis IV Ho 4 = Tidak ada perbedaan implementasi proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Ha 4 = Ada perbedaan implementasi proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. 2 Pengujian Hipotesis IV Tabel 4.63 Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Masa Kerja Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 636.239 2 318.12 2.328 0.106 Within Groups 8200.173 60 136.67 Total 8836.413 62 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4,63 nilai F hitung sebesar 2,328, dengan nilai probabilitas signifikansi 0,106. Nilai F tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df between group = 2, dan df within groups = 60 adalah 3,15 oleh karena nilai probabilitas signifikansi 0,106 0,05 maka Ho diterima. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan ketika guru mengimplementasikan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 bila ditinjau dari masa kerja.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Implementasi Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Status Kepegawaian Permendikbud nomor 66 tahun 2013 penilaian yang baik dalam kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian yang autentik authentic assesment. Kurikulum 2013 menekankan bahwa penilaian autentik lebih mampu untuk memberikan informasi kemampuan peserta didik secara valid. Dalam mengaplikasikan penilaian autentik maka di perlukan juga pembelajaran autentik dan belajar autentik. Penilaian yang diterapkan oleh pendidik berdasarkan prinsip- prinsip yang meliputi objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, serta edukatif. sedangkan teknik yang digunakan dalam penilaian kompetensi sikap adalah observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan yaitu instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Terakhir, untuk penilaian kompetensi keterampilan yaitu penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek ulangan harian, pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester dan ujian tingkat kompetensi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat diketahui tidak ada perbedaan dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian. Maksud dari pernyataan sebelumnya bahwa guru dengan status kepegawaian GTT, Yayasan, PNS memiliki kesamaan dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013. Kesimpulan tersebut diperoleh dari perhitungan Anova yang menunjukkan nilai sig sebesar 0,545 lebih besar dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 0,612 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,15. Deskripsi data untuk status kepegawaian guru menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang menjadi responden memiliki status kepegawaian sebagai PNS sebanyak 36 guru, 16 guru yang memiliki status kepegawaian sebagai Yayasan dan sisanya sebagai GTT. Pada hipotesis ini, guru PNS menjadi data yang mayoritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam perumusan hipotesis penulis mengemukakan bahwa ada perbedaan dalam implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari status kepegawaian. Dikarenakan, berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir diketahui bahwa dalam penerapannya kurikulum 2013 banyak mengalami kendala. Pelatihan yang kurang serta informasi mengenai penerapan kurikulum 2013 menyebabkan guru- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI guru baik dari PNS, Yayasan maupun GTT kurang mampu untuk menerapkan kurikulum 2013 dengan maksimal. Bahkan guru PNS yang seharusnya lebih mampu untuk mengimplementasikan penilaian dikarenakan memiliki jam kerja yang lebih dan seringnya mengikuti pelatihan dari pemerintah, pun sama dengan dengan guru yayasan dan GTT. Meskipun tidak ada perbedaan baik guru PNS, Yayasan dan GTT, responden telah memberikan poin positif dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013. Sebab dalam mengisi kuesioner yang telah diberikan, responden secara keseluruhan lebih condong sudah mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 dengan sangat baik. 2. Implementasi Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Masa Kerja Permendikbud nomor 66 tahun 2013 penilaian yang baik dalam kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian yang autentik authentic assesment. Kurikulum 2013 menekankan bahwa penilaian autentik lebih mampu untuk memberikan informasi kemampuan peserta didik secara valid. Dalam mengaplikasikan penilaian autentik maka di perlukan juga pembelajaran autentik dan belajar autentik. Penilaian yang diterapkan oleh pendidik berdasarkan prinsip- prinsip yang meliputi objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, serta edukatif. sedangkan teknik yang digunakan dalam penilaian kompetensi sikap adalah observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan yaitu instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Terakhir, untuk penilaian kompetensi keterampilan yaitu penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek ulangan harian, pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester dan ujian tingkat kompetensi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dapat diketahui tidak ada perbedaan dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Maksud dari pernyataan sebelumnya bahwa guru dengan masa kerja 10 tahun, 10- 20 tahun, 20 tahun memiliki kesamaan dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013. Kesimpulan tersebut diperoleh dari perhitungan Anova yang menunjukkan nilai sig sebesar 0,661 lebih besar dari α = 0,05 dan F hitung sebesar 0,416 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,15. Deskripsi data mengenai masa kerja menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang menjadi responden memiliki masa kerja yang cukup lama 20 tahun sebanyak 33 guru, 16 guru yang memiliki pengalaman mengajar selama 10-20 tahun dan sisanya merupakan guru baru 10 tahun. Pada hipotesis ini, guru dengan masa jabatan 20 tahun menjadi data yang mayoritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam perumusan hipotesis penulis mengemukakan bahwa ada perbedaan dalam implementasi penilaian berdasarkan kurikulum 2013 ditinjau dari masa kerja. Dikarenakan, berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir diketahui bahwa dalam penerapannya kurikulum 2013 banyak mengalami kendala. Pelatihan yang kurang serta informasi mengenai penerapan kurikulum 2013 menyebabkan guru-guru baik yang masa kerjanya 10 tahun, 10-20 tahun, dan 20 tahun kurang mampu untuk menerapkan kurikulum 2013 dengan maksimal. Guru yang masa kerjanya 10 tahun diharapkan lebih mampu dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena tuntutan zaman sekarang dengan teknologi yang sudah maju. Meskipun tidak ada perbedaan baik guru yang masa kerjanya 10 tahun, 10-20 tahun, dan 20 tahun, responden telah memberikan poin positif dalam mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013. Sebab dalam mengisi kuesioner yang telah diberikan, responden secara keseluruhan lebih condong sudah mengimplementasikan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 dengan sangat baik. 3. Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Status Kepegawaian Permendikbud no 103 tahun 2014 memaparkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antar peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI INSTRUMEN PENILAIAN TERHADAP KESESUAIAN PELAKSANAAN Implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari instrumen penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII pada mata pelajaran IPA SMP Negeri se-K

0 2 10

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI INSTRUMEN PENILAIAN TERHADAP KESESUAIAN Implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari instrumen penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII pada mata pelajaran IPA SMP Negeri se-Kecamatan Moj

0 4 15

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 263

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru : studi kasus pada guru mata pelajaran akuntansi SMK negeri dan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 273

Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 3 317

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru studi kasus pada SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 261

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 236

EVALUASI STANDAR SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI PERMENDIKNAS NO 40 TAHUN 2008.

1 6 141

KESIAPAN PROSES PEMBELAJARAN SMK BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA SE-KOTA LUBUKLINGGAU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

0 0 199

IMPLEMENTASI EMPLOYABILITY SKILLS PADA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN

0 0 9