Harga Pokok Produksi Kualitas Mellorine dari Mengkudu dan Rosella 1. Total Padatan Terlarut

Harga Pokok = per tahun produksi Kapasitas produksi biaya Total = Rp 417.180.335,44 = Rp 1.658,02cup = 1700cup 251613

4. Harga Jual Produksi

Harga jual diperoleh berdasarkan dari harga pokok, harga produk lain dipasarkan dan juga keuntungan yang ingin dicapai ditambah pajak. Keuntungan yang ingin dicapai 40 dari harga pokok. Pajak 10 dari harga jual. Harga Jual = harga pokok + keuntungan 40 + pajak 10 = Rp. 1.700 + 680 + 16,9= Rp. 2.500cup

5. Break Event Point BEP

Analisa Break Event adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Volume penjualan dimana penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian dinamakan “Break Event Point”. Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung, dan komisi penjualan. Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada umumnya depresiasi aktiva tetap, sewa bangunan, bunga pinjaman, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staff research, biaya kantor Pujawa, 2002. Berdasarkan Lampiran 12 diperoleh BEP sebagai berikut : - BEP biaya titik impas = Rp Rp. 151.578.069,80 - BEP titik impas = 24,10 57 58 59 60 - Kapasitas titik impas = 60631 cuptahun Kapasitas tiitik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas tersebut. Jadi produksi es mellorine mencapai keadaan impas jika produksinya sebesar 60631 cuptahun, dengan kapasitas normal sebanyak 215163 cuptahun. Hal ini berarti es mellorine memperoleh keuntungan karena produksinya diatas kapasitas titik impas juga dapat dinyatakan kapasitas produksi mencapai 24,10 .total produksi yang direncanakan. Grafik BEP dapat dilihat pada Lampiran 13

6. Net Present Value NPV

Net Present Value merupakan selisih antara nilai investasi saat sekarang dengan nilai penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Suatu proyek dapat dipilih jika NPV-nya lebih besar dari nol. Berdasarkan Lampiran 13 dipeoleh nilai NPVsebesar Rp 90.020.438,- demikian proyek ini dapat di terima karena nilai NPV nya positif atau lebih besar dari nol.

7. Payback Period PP

Payback Period menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya Pujawa, 2002. Payback Period dari suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari pada Periode Payback maximum, maka usul investasi tersebut diterima. Berdasarkan Lampiran 11 diperoleh nilai Payback Periode PP selama 3 tahun 3bulan. Umur ekonomis proyek yang akan direncanakan selama 5 tahun.