Buah-buah Penghayatan Kedinaan dalam Karya Pelayanan SFD bagi
102
kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Secara umum mereka menilai positif dan mendukung karya pelayanan ini dengan cara hadir atau berkunjung di
tempat anak-anak difabel ini atau ikut terlibat untuk melayani mereka dengan kesiapan secara lahir batin bila mendapat tugas perutusan dari kongregasi. Namun
masih ada juga yang belum siap bila mendapat tugas perutusan dalam karya ini. Karya pelayanan ini cocok dengan semangat kedinaan kongregasi SFD, bahwa
semua ciptaan Allah adalah saudara dan anak Allah yang secitra dengan Allah.
3. Spiritualitas Fransiskan manakah yang menyinggung tentang karya difabel
Semangat kedinaan dari Santo Fransiskus dan rasa cintanya terhadap orang kusta, menjadi inspirasi bagi SFD. Bagi Santo Fransiskus, dalam diri orang kusta
itu Allah. Karena itu, Santo Fransiskus menyadari bahwa Allah yang Mahatinggi dan Mahaluhur sudi hadir dalam diri mereka yang menderita dan dipinggirkan.
Hal ini memperdamaikan dia dengan keberadaannya sendiri yang rapuh dan berdosa, dan membuat dia menjadi saudara bagi mereka yang miskin. Dengan
menganggap dirinya yang paling hina di antara semua insan, Santo Fransiskus memperoleh mereka bagi Allah yang Mahabaik dan penuh kasih.
Oleh karena itu, SFD yang terinspirasi dengan semangat Santo Fransiskus berusaha melayani dengan rendah hati dalam mendidik dan membimbing serta
mengupayakan hidup mereka. SFD berjuang mengangkat harkat dan martabat anak-anak difabel sebagai salah satu peruwujudan dari semangat kedinaan. Anak-
anak difabel ini, dalam banya k hal adalah “orang-orang kecil, lemah, dan
103 dipinggirkan” maka SFD yang mempunyai semangat kedinaan Fransiskus
dipanggil untuk melayani mereka dengan penuh cinta dan kerendahan hati.
4. Menurut suster, apakah karya pelayanan di bidang difabel sudah cocok dengan
visi dan misi SFD Persekutuan membangun persaudaraan yang mengimani bahwa Tuhan
adalah Bapa semua orang, mencintai dan meninggikan setiap orang. Rumusan singkat ini adalah merupakan visi Kongregasi SFD yang diyakini sebagai sebuah
penglihatan yang dianugerahkan Tuhan kepada para suster, dan menjadikannya sebagai sebuah pedoman hidup dalam gerak bersama untuk melayani Tuhan dan
sesama lewat karya pelayanan. Sebagaimana Bapa meninggikan setiap orang, maka SFD pun dipanggil untuk melayani dengan rendah hati dan murah hati
dalam karya pelayanan. Terlibat dengan sepenuh hati dalam karya perutusan. Selain itu, SFD harus “siap dan terbuka bagi kebutuhan zaman seraya
meneladan Yesus Kristus dalam keprihatinanNya terhadap manusia dengan mendampingi, memberdayakan, menghimpun kaum muda, perempuan, orang
kecil orang sakit bersama saudara lain. Dengan misi seperti ini maka karya difabel merupakan salah satu karya untuk menunjukan bahwa SFD berusaha untuk
melihat kebutuhan zaman. Di mana pada masa ini ada banyak anak-anak difabel yang membutuhkan pelayanan kasih dan pendidikan ini. Anak-anak difabel juga
merupakan “orang kecil” yang harus mendapat perhatian. Oleh karena itu, visi dan misi SFD sejalan dengan apa yang dilakukan dalam karya pelayanan lewat karya
di bidang sosial tentang difabel. Tuhan sendiri mencintai dan meninggikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI