Kerendahan Hati Santo Fransiskus Assisi, dan Injil Sumber Hidup Fransiskus

33 Pth 23; “nilai manusia itu hanyalah sekadar nilainya di hadapan Allah, dan tidak lebih dari itu” St. Bonaventura, Riwayat Hidup Fransiskus: Kisah Besar, VI:1. Seperti Fransiskus, saudara merasa sedih bila ia melihat dirinya dihormati sebagai orang kudus Cermin Kesempurnaan 45. Saudara ingin menerima koreksi dari para saudara dan bersedia membuka diri kepada mereka seraya memahami kelemahan masing-masing. Ini didorong oleh cinta akan kebenaran: “Berbahagialah hamba, yang menerima peringatan, tuduhan dan teguran, yang disampaikan orang lain, dengan begitu sabarnya seperti kalau dari dirinya sendiri datangnya. Berbahagialah hamba, yang menerima dengan rela bila ditegur, menurut dengan hormat, mengakui kesalahan dengan rendah hati, dan mengadakan pemulihan dengan senang hati” Pth 22:1-2. Fransiskus mengajarkan: “Kita tidak pernah boleh ingin berada di atas orang lain, tetapi sebaliknya kita harus menjadi hamba dan bawahan semua orang karena Allah” 2SurBerim 47.

b. Kedinaan para Saudaranya

Kerendahan yang diterima dari Tuhan sendiri, di situlah Santo Fransiskus mendirikan ordonya. Kerendahan itu menjadi batu padas di mana Santo Fransiskus membangun persaudaraannya. Kerendahan adalah dasar di mana Santo Fransiskus membangun Ordonya. Santo Fransiskus, begitu gigih mengikuti kerendahan Tuhan, begitu ter-resapi oleh kerendahan itu sendiri. Kerendahan itu telah menyebar, menjalar dan menjangkiti seluruh sisi hidupnya: dalam berpakaian, dalam kata dan bahasa, dalam tubuh, dalam setiap langkah, dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 setiap aksi, di mata, di telinga, dalam pikiran, atau seluruh dirinya telah diresapi oleh kerendahan itu: seluruh hati dan karyanya. Selain untuk dirinya sendiri, Santo Fransiskus juga meminta para saudaranya pengikutnya dari berbagai jenis tugas dan kedudukan mereka agar berusaha merendahkan diri dalam segalanya: “Aku mohon dengan sangat kepada semua saudaraku; baik pengkhotbah, pendoa, pekerja, rohaniwan dan awam, agar mereka berusaha merendahkan diri dalam segalanya ” AngTBul XVII, 5. Fransiskus mengajak para pengikutnya agar mengikuti dalam segala hal contoh kerendahan dan kemiskinan Putra Allah 2 Cel 148. Jadi, dengan ini, Fransiskus telah menempatkan diri dan persaudaraannya dalam perendahan yang permanen. Mereka siap dengan gembira dan rela menjadi rendah, sekalipun kerendahan itu “pahit” pada mulanya, tetapi menjadi “manis” akhirnya. Kekuatan cinta Tuhan sendirilah yang mengajarkan hal itu kepada Fransiskus dan para saudaranya. Fransiskus memeluk hidup minor dan humilis bukanlah atas inisiatifnya sendiri, tetapi diwahyukan Allah kepadanya. Dalam memandang dan mengalami Allah, ia terpusat pada minoritas, humilitas Situmorang, 2014:5. Allah itu, yang nyata dalam sejarah keselamatan. Bagi Fransiskus, Allah itu adalah yang merendah, yang miskin dan hina dina. Karena minoritas dan humilitas Allah itu, maka Santo Fransiskus merasa terperangkap dan tak bisa berbuat lain lagi selain menjadi minor dan humilis. Dia dan saudaranya adalah Saudara Dina Fratres Minores, dan Ordonya adalah OFM: Ordo Fratrum Minorum . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Santo Fransiskus mengajak para saudaranya untuk mengikuti kerendahan Tuhan dengan menghayati kedinaan, ia mengajak para saudara untuk meninggalkan kuasa: Saudara-saudara hendaknya jangan bertindak sebagai penguasa atau tuan, khususnya di antara mereka sendiri; mereka harus saling mencuci kaki. Sebagai tanda kedinaan, ia mengajak para saudara untuk menghayati kerendahan hati: Semua saudara di mana pun mereka tinggal untuk mengabdi dan bekerja pada orang lain, janganlah menjadi bendaharawan atau pengelola kekayaan atau pemegang jabatan kepala di rumah, tempat mereka mengabdi; tetapi hendaklah mereka menjadi yang lebih rendah dan tunduk kepada semua orang yang tinggal di rumah itu; para saudara harus bersukacita apabila mereka hidup di tengah orang-orang jelata dan yang dipandang hina, orang miskin dan lemah, orang sakit dan orang kusta serta pengemis di pinggir jalan. Santo Fransiskus mengajarkan: “supaya para saudara tidak pernah boleh ingin berada di atas orang lain, tetapi sebaliknya harus menjadi hamba dan bawahan semua orang karena Allah” 2SurBerim 47. Kerendahan hati adalah ciri khas cinta kristiani seturut ajaran Santo Paulus Rm 12:10; Flp 2:3. “Kerendahan hati yang suci mengacaubalaukan kesombongan serta semua manusia dari dunia ini, demikian juga segala sesuatu yang dari dunia ini” SalKeut 12.

2. Allah Yang Dina dalam Semangat Fransiskan

Santo Fransiskus suka merenungkan seluruh hidup Yesus selama di dunia ini. Namun yang paling menarik perhatian serta yang menyentuh dan mengharukan hatinya ialah kerendahan, yang secara istimewa tampak di dalam diri Yesus, yang menjadi kecil, rendah, dan dina. Kerendahan Allah itu dihayati oleh Santo Fransiskus dalam rangka sejarah keselamatan Yoh 1:1-18. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI