Singkatan Kitab Suci Relevansi semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam tugas pelayanan para Suster Fransiskus Dina (SFD) pada masa kini bagi kaum difabel.

2 Membangun sikap tanggung jawab dalam tugas pelayanan untuk nama baik karya dan komunitas. Sekalipun usia karya pelayanan bagi kaum difabel tersebut telah begitu lama dan visi-misi karyanya tersusun rapi namun pelaksanaan pelayanan oleh para anggota SFD tidak dapat dikatakan berjalan mulus apalagi mudah. Selain hal material dan manajerial, salah satu tantangan bahkan hambatan yang menghadang gerak laju karya pelayanan ini adalah tantangan spiritual atau motivasi, keyakinan atau semangat cinta kasih dari para pelayannya khususnya para anggota SFD yang berkarya di bidang tersebut. Selain kemampuan, keahlian dan keterampilan menghadapi anak dengan keterbelakangan mental, para suster SFD pun dituntut memiliki penghayatan spiritualitas kedinaan Fransiskus yang kuat dan selalu diperbarui dengan berbagai kegiatan rohani dan akademis. Dengan kata lain, bagi seorang suster SFD yang terpanggil untuk berkarya bagi kaum difabel, terdapat pergulatan batin atau mental yang istimewa khusus untuk dapat benar-benar menjiwai, berdaya tahan dan mengembangkan karya pelayanan tersebut sesuai amanat perutusan Gereja melalui kongregasinya. Tak mudahnya pergulatan spiritual para suster SFD tersebut semakin dapat dibayangkan jika melihat situasi dan mentalitas masyarakat dunia zaman ini yang begitu mengagungkan kemudahan, kenginan “instan” alias mendapatkan hasil sebanyak dan secepat mungkin tanpa usaha, kenikmatan, keindahan dan kesempurnaan fisik serta hasrat kekuasaan, kekayaan dan ketenaran dibandingkan nilai-nilai rohani-keagamaan, kesederhanaan, asketisme, keugaharian dan keluhuran budi pekerti lainnya. Perkembangan mentalitas, ilmu pengetahuan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 teknologi mutakhir di satu sisi memang memberi suatu sumbangan yang sangat positif, di mana orang dapat melakukan segala sesuatunya dengan lebih mudah dan cepat. Tetapi di sisi lain juga terdapat dampak negatifnya; di mana manusia jatuh pada keinginan serba instan dan kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan atau menyenangkan bagi dirinya, tanpa peduli pada orang lain. Singkatnya, zaman ini ditandai dengan keinginan untuk menjadi lebih unggul dari yang lain dan untuk mendapatkannya ditempuh dengan menghalalkan segala cara. Dunia saat ini menawarkan serba kemudahan dalam hidup hingga tak jarang disertai dengan cara-cara untuk menyingkirkan sesama tanpa adanya belas kasihan. Manusia yang rakus akan harta dan kuasa. Maka pada zaman ini kita sering dan mudah melihat sikap tak terpuji di mana orang menuntut banyak hal demi kesenangannya tetapi tidak mau menerima suatu tugas tertentu yang mungkin sulit dan berat baginya. Ketulusan memberi, keiklasan berkorban, rela dan bertanggung jawab tanpa pamrih dalam karya menjadi pemandangan yang semakin langka. Begitu pula dengan semangat melayani sesama yang menderita dan penuh dengan persoalan hidup. Cinta kasih, rasa simpati dan empati atau sikap bela rasa menjadi semakin mengering dari manusia zaman ini. Kecenderungan mentalitas masyarakat modern sebagaimana tergambar di atas tentu berdampak sangat kuat bagi kaum difabel. Menurut Diono 2014: 20, hingga saat ini, sejumlah hal yang berkaitan dengan mental masyarakat bahkan termasuk keluarga penyandang disabilitas masih menjadi permasalahan eksternal yang membelenggu usaha menghargai kaum difabel dalam berbagai aspek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI