57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu. Peningkatan motivasi  belajar  siswa  terlihat  dari  adanya  keterlibatan  siswa  selama
proses  pembelajaran  serta  bagaimana  tanggapan  siswa  terhadap pembelajaran.  Peningkatan  hasil  belajar  pada  ranah  kognitif  dapat
diukur dari hasil post-test di setiap akhir siklus.
A. Deskripsi dan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu terdiri dari 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari
2  kali  pertemuan.  Berikut  ini  akan  diuraikan  mengenai  proses  pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian.
1.  Siklus I
a  Perencanaan Pada  tahab  perencanaan,  peneliti  berdiskusi  bersama  guru  mata
pelajaran  Biologi  untuk  mempersiapkan  penelitian.  Selanjutnya,  peneliti menentukan  indikator  keberhasilan  yang  didasarkan  pada  observasi  awal.
Kemudian,  peneliti  menyusun  instrumen  pembelajaran,  yaitu  silabus Lampiran 1, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Lampiran 2 dan
Lembar Kerja Siswa LKS Lampiran 3. Menyusun skenario pembelajaran dengan  model  pembelajaran  tipe  picture  and  picture.  Membuat  gambar
sesuai  dengan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  picture  and  picture. Menyusun  pedoman  penilaian  tes,  lembar  observasi  Lampiran  12,  soal
pre-test lampiran 7, post-test Lampiran 9 dan kuisioner Lampiran 5. b  Pelaksanaan
Pelaksanaan  pada  siklus  I  dilaksanakan  dalam  dua  kali  pertemuan yaitu,  pada  tanggal  5  September  2016  dan  19  September  2016.  Di  kelas
penelitian, yaitu kelas X PMIIA 2 pembelajaran biologi dilaksanakan 3 x 45 menit dalam satu minggu yang dilaksanakan setiap hari senin pukul 08.00-
10.30  WIB.  Pembelajaran  biologi  dilaksanakan  pada  jam  pelajaran  ke  dua sampai ke empat. Akan  tetapi,  jam pelajaran dipotong istirahat  setelah jam
ke tiga berlangsung dan jam ke empat pelajaran biologi dilaksanakan setelah istirahat. Jam pertama digunakan untuk pelaksanaan upacara bendera.
Pertemuan  pembelajaran  pertama  yang  dimulai  pada  tanggal  5 September  2016  jam  ke  dua  dilaksanakan  setelah  upacara  bendera  sampai
jam  ke  empat  yaitu  pukul  08.00-10.30  WIB,  dengan  37  siswa  yang mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan, pertemuan ke dua dilaksanakan
tanggal 19 September 2016, satu jam pertama pelajaran biologi yaitu pukul 08.00-08.45  dikhususkan  untuk  pelaksanaan  post-test  I  dan  jam  ke  tiga
sampai jam ke empat dilanjutkan untuk pembelajaran silkus II. Pada awal pembelajaran, peneliti membagikan kuisioner awal dan soal
pre-test  kepada  siswa-siswi  kelas  X  PMIIA  2.  Setelah  siswa-siswi  selesai mengerjakan kuisioner awal dan soal pre-test, peneliti memberikan motivasi
kepada  siswa  dengan  menampilkan  gambar  melalui  power  point  dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempersilahkan  siswa  untuk  mengemukakan  pendapatnya  tentang  gambar yang ditampilkan.
Peneliti  menyampaikan  tujuan  pembelajaran,  yaitu  siswa  mampu menjelaskan  konsep  keanekaragaman  hayati  tingkat  gen,  jenis  dan
ekosistem, menyebutkan contoh-contoh keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis  dan  ekosistem  serta  menentukan  faktor  penyebab  timbulnya
keanekaragaman  hayati  tingkat  gen,  jenis  dan  ekosistem.  Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan kelompok.
Pada saat peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran tiba-tiba terjadi mati listrik,  sehingga  tujuan  pembelajaran  dan  power  point  tidak  dapat
ditampilkan  pada  layar  proyektor  dan  akhirnya  tujuan  pembelajaran  serta klarifikasi disampaikan secara lisan oleh peneliti.
Selanjutnya, peneliti mulai mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar  dan  membagi  kelas  menjadi  6  kelompok  kecil  yang  terdiri  dari  6
sampai  7  orang.  Pembagian  kelompok  yang  terdiri  dari  6  sampai  7  orang dikarenakan  melihat  kondisi  dan  keadaan  kelas  di  tempat  penelitian  dan
menyesuaikan  jumlah  LKS  serta  gambar-gambar  yang  dibagikan  kepada siswa.  Apabila  pembagian  kelompok  terdiri  dari  4  sampai  5  siswa  maka
gambar  yang dibutuhkan juga semakin banyak dan tidak mencukupi  papan tulis.  Peneliti  menjelaskan  model  pembelajaran  picture  and  picture,
kemudian  membagikan  amplop  yang  berisi  LKS  dan  gambar-gambar kepada  kelompok  diskusi.  Pada  saat  siswa-siswi  berdiskusi  dan  menjawab
soal pada LKS, peneliti membuat tabel di papan tulis. Tabel tersebut adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tabel  pengelompokan  berbagai  mahkluk  hidup  sesuai  dengan  tingkat keanekaragaman  hayati.  Setelah  selesai  menjawab  soal  pada  LKS,
kemudian  siswa  maju  ke  depan  dan  menempelkan  gambar-gambar  pada tabel  di  papan  tulis  sesuai  dengan  petunjuk  pada  LKS  dan  dilanjutkan
dengan presentasi. Pada  kegiatan  ini,  pembelajaran  menggunakan  Lembar  Kerja  Siswa
LKS yang berisi soal untuk dijawab oleh siswa dan petunjuk penempelan gambar  di  papan  tulis.  Petunjuk  penempelan  gambar  di  papan  tulis
disertakan pada LKS dengan tujuan agar siswa-siswi tidak kebingungan saat menempelkan  gambar-gambar  di  papan  tulis,  sehingga  gambar  yang
ditempelkan  sesuai  dengan  tabel  yang  telah  dibuat  oleh  peneliti.  Pada pembelajaran  ini  jumlah  LKS  yang  dibagikan  adalah  3  LKS  untuk  setiap
kelompok, yaitu LKS keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis  dan  tipe-tipe  ekosistem.  Masing-masing  kelompok  mengerjakan  dan
menjawab  soal  dengan  berbagai  cara,  yaitu  ada  yang  mencari  informasi  di buku paket dan internet seperti yang terlihat pada gambar 4.1. di bawah ini.
Gambar 4.1. Para siswa sedang mencari sumber informasi dan referensi
Setelah berdiskusi dan menjawab soal pada LKS, siswa melanjutkan dengan menempelkan gambar pada papan tulis dan presentasi. Setiap kelompok memiliki
4  sampai  5  gambar  untuk  ditempel,  sehingga  siswa  dapat  bergantian  untuk menempelkan  gambar  pada  papan  tulis.  Siswa-siswi  yang  sedang  menempelkan
gambar dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar  4.2.  Siswa-siswi  sedang  menempelkan  gambar  secara bergantian di papan tulis
Sebelum  presentasi  di  mulai,  peneliti  menanyakan  terlebih  dahulu  alasan siswa  menempelkan  gambar  pada  tabel  di  papan  tulis    seperti  yang  terlihat  pada
gambar 4.3. Selanjutnya, peneliti menunjuk 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil  diskusi  kelompoknya  dan  kelompok  lainnya  menanggapi  presentasi  yang
dilakukan teman-temannya. Presentasi siswa dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar  4.3.  Siswa-siswi  maju  ke  depan  dan  menjelaskan  alasan menempelkan gambar pada tabel di papan tulis.
Gambar 4.4. Siswa-siswi sedang melaksanakan presentasi
Pada kegiatan presentasi ini, peneliti mengklarifikasi  jawaban  yang kurang tepat  dam  membahas  materi  sesuai  dengan  tujuan  pembelajaran.  Kemudian,
peneliti  memberikan  beberapa  pertanyaan  lisan  bagi  para  siswa  terkait  dengan materi yang telah dipelajari dan memberikan penghargaan bagi siswa yang terlibat
dalam  pembelajaran  dengan  applause  atau  tepuk  tangan.  Pada  akhir  kegiatan pembelajaran  peneliti  memberikan  tugas  mengumpulkan  data  berbagai  jenis
mahluk hidup pada tingkat gen, jenis dan ekosistem dalam bentuk kliping. Tugas tersebut  dikumpulkan  pada  pertemuan  berikutnya  sebelum  post-test  I  dimulai.
Peneliti juga menginformasikan bahwa minggu depan sebelum memulai pelajaran akan  diadakan  post-test  I.  Post-test  ini  bertujuan  untuk  melihat  perkembangan
hasil belajar yang diperoleh setelah perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus I.
Post-test I dilaksanakan pada tanggal 19 September 2016 pukul 08.00-08.45 WIB setelah upacara bendera. Sedangkan, untuk jam pelajaran biologi ke tiga dan
ke empat dilanjutkan untuk proses pembelajaran pertemuan pertama siklus II pada pukul  08.45-10.30  WIB.  Post-test  I  seharusnya  dilaksanakan  pada  tanggal  12
September  2016,  akan  tetapi  pada  tanggal  tersebut  bertepatan  dengan  perayaan Idul Adha sehingga sekolah libur.
Pertemuan  pembelajaran  siklus  I  dirasakan  belum  kondusif.  Beberapa kendala  dialami  oleh  peneliti  diantaranya,  siswa  masih  kelihatan  ribut  saat
pembagian  kelompok.  Hal  ini  dikarenakan  siswa  ingin  memilih  sendiri  anggota kelompokknya.  Siswa-siswi  belum  terlibat  aktif  dalam  proses  pembelajaran,
hanya  beberapa  siswa  yang  bersedia  untuk  bertanya  kepada  peneliti  atau  teman saat  prentasi.  Selain  itu,  hanya  dua  kelompok  saja  yang  dapat  melaksanakan
presentasi.  Hal  ini  dikarenakan  jam  pembelajaran  biologi  terpotong  oleh  jam istirahat,  beberapa  siswa  terlambat  masuk  pada  saat  pembelajaran  berlangsung.
Kondisi tersebut menghambat dalam proses pembelajaran. Suasana pembelajaran dapat dilihat dalam gambar 4.5.
Gambar  4.5.  Suasana  pembelajaran  biologi  siklus  I,  siswa- siswi sedang berdiskusi dan menjawab soal pada LKS
Kendala  lain  pada  pembelajaran  siklus  I  adalah  terjadi  mati  listrik  saat proses pembelajaran berlangsung. Materi dan beberapa pertanyaan evaluasi  yang
akan  ditujukan  untuk  siswa  tidak  dapat  ditampilkan  di  layar  proyektor  dan akhirnya  disampaikan  secara  lisan.  Selain  itu,  pada  saat  penempelan  gambar  di
papan  tulis  masih  terlihat  acak-acakan  atau  gambar  tersusun  tidak  rapih.  Hal  ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikarenakan  gambar  yang  ditempelkan  pada  papan  tulis  berukuran  sedikit  lebih besar dari tabel yang sudah dibuat.
a.  Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif Pada  awal  kegiatan  pembelajaran,  peneliti  membagikan  soal  pre-test
kepada  37  siswa  kelas  X  MIPA  2.  Pelaksanaaan  pre-test  bertujuan  untuk mengukur  kemampuan  awal  siswa  pada  materi  Keanekaragaman  Hayati.
Berdasarkan  analisis  data  yang  telah  dilakukan,  hasil  pre-test  dapat  dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Hasil Analisis Nilai Pre Test Siswa Kelas X PMIIA 2
No. Keterangan
Ketercapaian 1.  Rata-rata kelas
29,40 2.  Nilai tertinggi
79 3.  Nilai terendah
13 4.  Jumlah siswa yang tuntas belajar
2 5.  Jumlah siswa yang tidak tuntas
belajar 35
6.  Ketuntasan klasikal 5,40
Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  nilai  rata-rata  kemampuan  awal para siswa secara klasikal adalah 29,32. Hasil tersebut berada jauh di bawah
kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pre tes, diperoleh  nilai  tertinggi  adalah  79  dan  nilai  terendah  adalah  13.  Dari  data
yang  diperoleh  94,59  siswa  belum  mencapai  ketuntasan.  Nilai  pre-test siswa kelas X PMIIA 2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.
Pengukuran  keberhasilan  belajar  aspek  kognitif  siswa  pada  materi Keanekaragaman  Hayati  diukur  dengan  pelaksanaan  Post-test  I.  Post-test  I
dilaksanakan  pada  tanggal  19  September  2016  yang  diikuti  oleh  37  siswa dengan  materi  yang  telah  dipelajari  pada  siklus  I  dan  sesudah  dilakukan
tindakan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, berikut ini adalah hasil yang diperoleh :
Tabel 4.2. Hasil Analisis Nilai Post-test Siklus I Kelas X PMIIA 2
No. Keterangan
Ketercapaian 1.  Rata-rata kelas
62,21 2.  Nilai tertinggi
96 3.  Nilai terendah
11 4.  Jumlah siswa yang tuntas belajar
12 5.  Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
25 6.  Ketuntasan klasikal
32,43
Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  nilai  rata-rata  secara  klasikal adalah 62,21 dengan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 11.
Jumlah  siswa  yang  mencapai  ketuntasan  adalah  12  siswa  atau  secara klasikal  menunjukkan  ketuntasan  sebesar  32,43.  Dengan  demikian,  hasil
belajar  siswa  pada  siklus  I  masih  dibawah  KKM  yang  telah  ditentukan. Nilai  hasil  Post-test  siklus  I  siswa  kelas  X  PMIIA  2  selengkapnya  dapat
dilihat pada Lampiran 20 b.  Analisis Hasil Belajar Aspek Afektif
Perolehan  data  mengenai  kondisi  belajar  aspek  afektif  siswa didapatkan  melalui  hasil  observasi  yang  dilakukan  oleh  peneliti  dan  teman
sejawat peneliti. Berikut ini adalah hasil observasi aspek afektif siswa pada siklus I :
Tabel 4.3. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I Kelas X PMIIA 2
No. Kategori
Interval Skor Jumlah
Siswa Presentase
1.  Tinggi 66,68 ≤ q ≤ 100  28
75,67 2.  Sedang
33,34 ≤ q ≤ 66,67
9 24,32
3.  Rendah 0 ≤ q ≤ 33,33
Jumlah  siswa  yang  tergolong  dalam  kategori  hasil  belajar  aspek afektif rendah adalah nihil. Hal ini berarti tidak ada siswa yang mempunyai
hasil  belajar  aspek  afektif  rendah.  Sebanyak  28  siswa  tergolong  dalam kategori  tinggi  atau sebesar 75,67. Sedangkan, 9 siswa lainnya tergolong
dalam  kategori  sedang  atau  sebesar  24,32.  Hasil  belajar  aspek  afektif siklus I dapat dilihat pada Lampiran 22.
c.  Motivasi Belajar Awal Motivasi  belajar  awal  adalah  motivasi  yang  dimiliki  siswa  sebelum
pelaksanaan  tindakan  yang  diperoleh  dari  hasil  kuisioner.  Sebelum pembelajran dimulai. Peneliti membagikan kuisioner kepada 37 siswa kelas
X  PMIIA  2pada  tanggal  5  september  2016.  Berdasarkan  hasil  analisis tentang  hasil  motivasi  awal  siswa  terdapat  pada  tabel  4.4,  selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 17. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4. Hasil Analisis Motivasi Belajar Awal Siswa Kelas X PMIIA 2
Interval Kategori
Jumlah Siswa
Skor Motivasi
81-100 Sangat Tinggi
11 29,72
66-80 Tinggi
21 56,75
56-65 Cukup
5 13,51
45-55 Rendah
0-45 Sangat Rendah
Berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh 37 siswa kelas X PMIIA 2 diketahui  bahwa  siswa  yang  tergolong  dalam  kategori  rendah  dan  sangat
rendah  adalah  0.  Jumlah  siswa  yang  tergolong  dalam  kategori  cukup adalah  5  siswa  atau  sebesar  13,51.  Jumlah  siswa  dalam  kategori  tinggi
adalah  21  siswa  atau  sebesar  56,75.  Sedangkan,  jumlah  siswa  dalam kategori  sangat  tinggi  adalah  11  siswa  atau  sebesar  29,72.  Dari  data
tersebut  dapat  diketahui  bahwa  sebagian  besar  siswa  kelas  X  PMIIA  2 memiliki  motivasi  belajar  awal  tinggi.  Dengan  presentase  tersebut  dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X PMIIA 2 tinggi. c  Refleksi
Berdasarkan  hasil  pelaksanaan  pembelajaran  siklus  I,  diperoleh  data hasil  belajar  aspek  kognitif  dan  aspek  afektif  siswa  kelas  X  MIPA  2.  Dari
hasil belajar aspek kognitif didapatkan 32,43 siswa kelas X PMIIA 2 telah mencapai  KKM  dengan  nilai  ≥  70.  Sedangkan  hasil  belajar  aspek  afektif
menunjukkan  sebesar  75,67  siswa  kelas  X  PMIIA  2  tergolong  dalam kategori tinggi. Artinya, 75,67 dari 37 siswa memiliki hasil belajar afektif
tinggi.  Pada  motivasi  awal  belajar  siswa  kelas  X  PMIIA  2  memiliki motivasi belajar tinggi atau sebesar 86,47. Ketercapaian hasil belajar pada
siklus  I  untuk  hasil  belajar  kognitif  belum  mencapai  indikator  yang  telah ditetapkan.  Sedangkan,  pada  hasil  belajar  aspek  afektif  dan  motivasi  awal
siswa sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Proses  pembelajaran  dengan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe
picture and picture pada siklus I telah berjalan sesuai dengan prosedur yang direncanakan. Sebagian  besar siswa sudah memperhatikan penjelasan  yang
diberikan  oleh  peneliti,  mencatat  hal-hal  penting  dalam  proses pembelajaran, melaksanakan perintah yang diberikan oleh peneliti, berusaha
menjawab  pertanyaan  yang  diajukan,  memberi  tanggapan  saat  presentasi, mengerjakan  LKS  dengan  cermat  dan  tertib,  bertanya  terhadap  hal  yang
belum  diketahui  dan  siswa  terlihat  bersemangat  ketika  mengikuti  proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture. Ada  beberapa  hal  yang  dianggap  sebagai  kendala  dalam  proses
pembelajaran  yang  telah  dilaksanakan  pada  siklus  I.  Hal-hal  tersebut diantaranya,  waktu  yang  telah  ditetapkan  dalam  Rencana  Pelaksanaan
Pembelajaran  RPP  tidak  sesuai  dengan  proses  pembelajaran  karena  saat proses  pembelajaran  siswa-siswi  tidak  bisa  dipaksakan  untuk  segera
menyelesaikan  LKS  dan  menempelkan  gambar  dengan  tepat  waktu, sehingga  membutuhkan  waktu  yang  lebih  lama  dari  waktu  yang  telah
ditentukan. Selain itu, kendala yang lainnya adalah saat proses pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlangsung tiba-tiba terjadi mati listrik dan proses pembelajaran tidak bisa menggunakan  proyektor.  Namun,  peneliti  sudah  mempersiapkan  apabila
terjadi  mati  listrik  yaitu,  dengan  mencetak  atau  membuat  print  out  tentang materi  yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran tetap bisa dilanjutkan
kembali  walaupun  penjelasan  dan  beberapa  pertanyaan  evaluasi  dilakukan secara lisan.
Setelah  pelaksanaan  pembelajaran  siklus  I,  peneliti  bersama-sama dengan  guru  pembimbing  skripsi  melakukan  evaluasi  di  sekolah.  Guru
pembimbing  skripsi  menyampaikan  beberapa  kekurangan  dan  kelebihan cara  mengajar  peneliti  saat  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe
picture  and  picture.  Hal  tersebut  sangat  bermanfaat  bagi  peneliti  agar  saat proses pembelajaran siklus II yang akan berlangsung dapat berjalan dengan
lebih baik lagi. 2.  Siklus II
a  Perencanaan Pada tahab perencanaan siklus II ini peneliti melakukan perbaikan dari
masalah  yang  terdapat  pada  siklus  I.  Hal  pertama  yang  dilakukan  oleh peneliti  adalah  membentuk  kelompok  baru  untuk  pengerjaan  LKS  dan
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ke dua. Jumlah  anggota  kelompok  baru  pada  siklus  II  masih  sama  dengan  jumlah
anggota  kelompok  pada  siklus  I  yaitu,  6  sampai  7  orang  dalam  setiap kelompok.  Pembentukan  kelompok  didasarkan  pada  tingkat  kemampuan
aspek kognitif hasil belajar siswa pada silkus I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan dari pembentukan kelompok baru adalah untuk mengantisipasi kebosanan yang dapat dirasakan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran,
serta  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  bekerjasama  dengan teman  yang  lainnya.  Selanjutnya,  untuk  proses  pembelajaran,  peneliti
menyiapkan  beberapa  instrumen  dan  media  pembelajaran  seperti  LKS, gambar-gambar, soal post-tets II, lembar observasi dan kuisioner.
b  Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yakni pada tanggal 19
September  2016  dan  26  September  2016.  Kegiatan  pembelajaran  pertama dilaksanakan  tanggal  19  September  2016,  pada  pukul  08.45-10.30  WIB
setelah pelaksanaan post-test I. Pelaksanaan siklus  II diikuti oleh 37 siswa. Pada  pertemuan  ini  tidak  diberikan  pre-test  seperti  siklus  I.  Kegiatan
pembelajaran  diawali  dengan  sapaat  peneliti,  pemutaran  vidio  tentang Keanekaragaman  Hayati  Indonesia  dan  pertanyaan-pertanyaan  di  awal
pembelajaran. Selanjutnya,  peneliti  menyampaikan  tujuan  pembelajaran.  Tujuan
pembelajaran pada siklus II yaitu, menjelaskan penyebaran keanekaragaman hayati  di  Indonesia,  menjelaskan  hubungan  garis  Wallace  dan  garis  Weber
dengan keanekaragaman
hatai Indonesia,
menyebutkan manfaat
keanekaragaman hayati
Indonesia, mengidentifikasi
penyebab menghilangnya  keanekaragaman  hayati  dan  menjelaskan  usaha  pelestarian
keanekaragaman hayati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah  menyampaikan  tujuan  pembelajaran,  kegiatan  belajar selanjutnya
adalah pembentukan
kelompok. Peneliti
mulai mengorganisasikan  atau  mengintruksi  siswa  dalam  kelompok  diskusi  yang
terdiri  dari  6  sampi  7  siswa  dalam  satu  kelompok.  Pemilihan  anggota kelompok  sesuai  dengan  intruksi  dari  peneliti  dan  para  siswa  berkumpul
dalam  kelompoknya  masing-masing.  Peneliti  menjelaskan  kembali  tentang model pembelajaran kooperatif tipe  picture and picture  kepada para siswa.
Peneliti  membagikan  amplop  yang  berisi  LKS  dan  gambar-gambar  kepada siswa.
Pada  kegiatan  ini,  pembelajaran  menggunakan  Lembar  Kerja  Siswa yang  berisi  tentang  Keanekaragaman  Hayati  Indonesia  dan  pelestarian
Keanekaragaman  Hayati  Indonesia.  Pada  saat  siswa-siswi  berdiskusi  dan menjawab  soal  pada  LKS,  peneliti  membuat  tabel  di  papan  tulis.  Tabel
tersebut  adalah  tabel  Keanekaragaman  Hayati  Indonesia  dan  pelestarian Keanekaragaman  Hayati  Indonesia.  Para  siswa  mengerjakan  LKS  dalam
kelompok  dengan  cara  mereka  sendiri  yaitu,  dengan  membaca  buku  paket, internet dan ada juga yang bertanya kepada peneliti. Para siswa yang sedang
mencari informasi dan referensi dapat dilihat pada gambar 4.6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.6. Para Siswa sedang Mencari Sumber Informasi dan Referensi
Setelah  selesai  diskusi  dan  menuliskan  jawaban  pada  LKS,  siswa-siswi maju  ke  depan  untuk  menempelkan  gambar  pada  tabel  di  papan  tulis  sesuai
dengan  petunjuk  yang  ada  di  LKS  dan  dilanjutkan  dengan  presentasi.  Gambar- gambar  yang  ditempelkan  pada  kegiatan  pembelajaran  siklus  II  adalah  gambar
tentang keanekaragaman hayati Indonesia dan gambar pelestarian alam in-situ dan ex-situ.  Siswa-siswi  yang  sedang  menempelkan  gambar  pada  papan  tulis  dapat
dilihat pada gambar 4.7. Peneliti juga tidak lupa untuk menanyakan  alasan siswa menempelkan gambar pada papan tulis seperti yang terlihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.7. Siswa-Siswi sedang Menempelkan Gambar secara Bergantian di Papan Tulis
Gambar  4.8.  Siswa-  Siswi  Maju  ke  Depan  dan  Menjelaskan  Alasan Menempelkan Gambar pada Tabel di Papan Tulis
Pada pertemuan siklus II ini, semua anggota kelompok melakukan kegiatan presentasi.  Presentasi  berjalan  dengan  baik.  Sebagian  besar  siswa  secara  aktif
memberikan  tanggapan  dan  pertanyaan  pada  saat  presentasi.  Siswa-siswi  yang sedang  melaksanakan  presentasi  dapat  dilihat  pada  gambar  4.9.  Pada  kegiatan
presentasi, beberasa siswa memberikan tanggapan seperti pada gambar 4.10.
Gambar 4.9. Siswa-Siswi sedang Melaksanakan Presentasi
Gambar 4.10 Siswa-siswi sedang memberikan tanggapan saat Presentasi
Setelah  pelaksanaan  presentasi  dan  tanggapan  para  siswa  selesai,  peneliti menjelaskan  materi  untuk  mengklarifikasikan  hal-hal  yang  dirasa  belum
dijelaskan  saat  berdiskusi  dan  para  siswa  terlihat  antusias  untuk  memperhatikan penjelasan  dari  peneliti  bahkan  banyak  siswa  yang  berani  bertanya  tanpa  malu-
malu  dan  peneliti  menjelaskannya  dengan  perlahan.  Pada  kegiatan  ini, pembelajaran hanya dilaksanakan selama dua jam pelajaran dikarenakan satu jam
pertama  sudah  digunakan  untuk  post-test  I,  sehingga  pembelajaran  selanjutnya dilaksanakan  pada  tanggal  26  september  2016  pada  jam  pertama  pukul  08.00-
08.45 WIB. Sedangkan, untuk jam ke dua digunakan untuk pelaksanaan post-test II  yaitu  pukul  08.45-09.30  WIB.  Untuk  menutup  pembelajaran  pada  hari  ini,
peneliti  mengumumkan  kepada  para  siswa  agar  belajar  untuk  persiapan  post-test siklus II. Suasana belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.11. Suasana belajar mengajar pada siklus II
Pertemuan ke dua pada siklus II dilaksanakan pada hari senin 26 september 2016  pukul  08.00-09.30  WIB.  Jam  pertama  dimanfaatkan  oleh  peneliti  dan  para
siswa  untuk  melakukan  tanya  jawab  tentang  materi  yang  telah  dipelajari  pada tanggal  19  September  2016.  Hal  ini  dilakukan  agar  para  siswa  lebih  siap  dalam
melaksanakan  post-test  II.  Pukul  09.45  WIB  post-test  II  dilaksanakan.  Peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membagikan soal post-test II dan kuisioner akhir. Sedangkan, siswa mengerjakan post-test II dan mengisi kuisioner dengan tenang dan tertib.
Di  akhir  pembelajaran,  peneliti  memberikan  tugas  yaitu,  menyajikan  data ancaman  kelestarian  berbagai  keanekaragaman  hewan  dan  tumbuhan  khas
Indonesia  dalam  bentuk  laporan.  Laporan  tersebut  dikumpulkan  pada  hari  senin tanggal  3  Oktober  2016  pada  saat  pembelajaran  biologi.  Laporan  tersebut
dikumpulkan  kepada  guru  pamong  karena  peneliti  sudah  tidak  mengajar  lagi, namum peneliti tetap memberikan nilai terhadap laporan siswa-siswi.
a.  Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif Berdasarkan  analisis  yang  telah  dilakukan,  berikut  ini  adalah  hasil
yang diperoleh :
Tabel 4.5. Hasil Analisis Nilai Post-test Siklus II Kelas X PMIIA 2
No. Ketrangan
Ketercapaian 1.  Rata-rata kelas
85,83 2.  Nilai tertinggi
97 3.  Nilai terendah
24 4.  Jumlah siswa yang tuntas belajar
32 5.  Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar  5
6.  Ketuntasan klasikal 86,48
Presentase  ketuntasan  klasikal  dari  kelas  X  PMIIA  2sebesar  86,48  . Diketahui  sebanyak  5  siswa  belum  mencapai  KKM.  Dari  post-test  II  diperoleh
nilai  tertinggi  adalah 97  dan nilai  terendah adalah 25. Sedangkan,  rata-rata kelas yang diperoleh dari uji tindakan II ini adalah 85,83. Hasil analisis post-test siklus
II kelas X PMIIA 2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.  Analisis Hasil Belajar Aspek Afektif Perolehan  hasil  belajar  aspek  afektif  siswa  didapatkan  dari  hasil
observasi.  Hasil  observasi  aspek  afektif  siswa  kelas  X  MIPA  dapat  dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II Kelas X PMIIA 2
No. Kategori
Interval Skor Jumlah
Siswa Presentase
1.  Tinggi 66,68 ≤ q ≤ 100
37 100
2.  Sedang 33,34 ≤ q ≤ 66,67
3.  Rendah 0 ≤ q ≤ 33,33
Dari  tabel  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa  tidak  ada  siswa  yang tergolong  dalam  kategori  rendah  maupun  sedang.  Hal  ini  menunjukkan
siswa  yang  memiliki  kemampian  afektif  rendah  dan  sedang  di  kelas  X PMIIA  2tidak  ada.  Sedangkan,  siswa  yang  memiliki  kategori  tinggi
sebanyak 37 siswa atau sebesar 100. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa  kelas  X  PMIIA  2  SMA  Xaverirus  pringsewu  memiliki  hasil  belajar
aspek afektif tinggi. Beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar aspek afektif  tinggi  adalah  siswa  mulai  menyukai  dan  tertarik  mengikuti  proses
pembelajaran  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  tipe  picture  and picture.    Ketertarikan  siswa  ditandai  dengan  sikap  siswa  yang  antusias
dalam kegiatan menempelkan  gambar, mengerjakan  LKS,  tidak malu-malu saat  mengajukan  pertanyaan  kepada  peneliti  dan  berani  mengungkapkan
pendapat saat presentasi. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c.  Motivasi Belajar Akhir Motivasi  belajar  akhir  adalah  motivasi  belajar  siswa  setelah
pelaksanaan  tindakan  yang  didapatkan  dari  hasil  kuisioner.  Pembelajaran terakhir  dilaksanakan  pada  tanggal  26  September  2016  dan  diisi  oleh  37
siswa kelas X PMIIA 2. Berdasarkan  kuisioner  yang  telah  diisi  oleh  siswa  kelas  X  PMIIA  2
diketahui bahwa siswa yang tergolong dalam kategori sangat rendah adalah 0. Jumlah siswa yang tergolong dalam kategori rendah adalah 0. Jumlah
siswa yang tergolong dalam kategori cukup adalah 0. Jumlah siswa yang tergolong  dalam  kategori  tinggi  adalah  22  siswa  atau  59,45.  Sedangkan
jumlah  siswa  yang  tergolong  dalam  kategori  sangat  tinggi  adalah  15  siswa atau  40,54.  Berdasarkan  hasil  analisis  motivasi  belajar  akhir  kelas  X
MIPA  2,  dapat  dikatakan  bahwa  setelah  pelaksanaan  pembelajaran  siswa kelas X PMIIA 2 memiliki motivasi belajar yang baik. Hal tersebut karena
sebagian  besar  siswa  tergolong  dalam  kategori  tinggi  dan  sangat  tinggi. Hasil motivasi belajar akhir siswa kelas X PMIIA 2 terdapat pada tabel 4.7.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas X MIPA 2
Interval Kategori
Jumlah Siswa Skor Motivasi
81-100 Sangat Tinggi
22 59,45
66-80 Tinggi
15 40,54
56-65 Cukup
45-55 Rendah
0-45 Sangat Rendah
c  Refleksi Berdasarkan  hasil  pelaksanaan  siklus  II,  diperoleh  data  hasil  belajar
aspek kognitif dan afektif siswa kelas X PMIIA 2. Dari hasil belajar aspek kognitif  didapatkan  sebesar  86,48    dari  37  siswa  kelas  X  PMIIA  2  telah
mencapai KKM dengan nilai ≥ 70. Hasil tersebut telah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar aspek kognitif pada siklus II yang telah ditetapkan
yaitu,  70  siswa  mencapai  KKM.  Sedangkan,  dari  hasil  belajar  aspek afektif menunjukkan sebesar 100 siswa kelas X PMIIA 2 tergolong dalam
kategori tinggi. Artinya, 37 siswa memiliki hasil belajar aspek afektif tinggi. Pada  motivasi  akhir  belajar  siswa  kelas  X  PMIIA  2  memiliki  motivasi
belajar tinggi atau sebesar 100. Hasil  tersebut  menunjukkan  seluruh  aspek  dalam  pembelajaran  telah
mencapai  indikator  keberhasilan  yang  telah  ditentukan.  Hasil  tersebut didukung  dengan  kondisi  pembelajaran  yang  lebih  baik  dari  pembelajaran
siklus  I.  Proses  pembelajaran  dengan  model  kooperatif  tipe  Picture  and picture pada siklus II telah berjalan sesuai dengan anggota kelompok dalam
mengerjakan LKS maupun dalam pelaksanaan model kooperatif tipe picture and picture.
Pada  kegiatan  pembelajaran  siklus  II  ini  tidak  terjadi  mati  listrik sehingga  peneliti  dapat  menggunakan  media  pembelajaran  dengan  lebih
maksimal  dan    proses  pembelajaran  berjalan  dengan  lancar.  Pada  kegiatan ini  juga,  gambar  yang  ditempel  pada  papan  tulis  oleh  siswa  terlihat  lebih
rapih.  Penempelan  gambar  yang  rapih  dikarenakan  siswa  sudah  mulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami  urutan  yang  benar  saat  menempelkan  gambar  sesuai  dengan petunjuk penempelan  gambar pada  LKS.  Sebagian besar siswa  aktif dalam
proses  pembelajaran  dengan  selalu  mengajukan  pertanyaan  kepada  peneliti apabila  ada  materi  yang  belum  dimengerti,  berusaha  menjawab  pertanyaan
dari peneliti, memperhatikan penjelasan peneliti, terlihat bersemangat ketika menempelkan gambar dan presentasi serta tertib dan tenang saat berdiskusi.
B. Pembahasan