Pembelajaran Metode Picture and Picture

g. Faktor kesiapan belajar. Faktor kesiapan belajar erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan. Kegiatan belajar akan lebih mudah dan lebih berhasil apabila siswa siap belajar. h. Faktor minat dan usaha. Minat belajar akan timbul apabila murid tertarik akan sesuatu. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang merasa bahwa sesuatu yang menarik untuk dipelajari akan bermakna bagi dirinya. i. Faktor-faktor fisiologis. Fisik yang kurang sehat akan menyebabkan siswa tidak berminat melakukan kegiatan belajar. j. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas lebih mudah menangkap, memahami dan mengingat pelajaran sehingga akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar.

B. Pembelajaran

Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kongnitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta ketrampilan aspek psikomotor seseorang peserta didik. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar directing and facilitating the learning agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti bahwa setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Poerwadarminta, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Winataputra 2008, Pembelajaran adalah proses atau cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan peserta didik sebagai subyeknya dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Evaluasi harus dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa tersebut. Evaluasi hasil belajar adalah suatu kegiatan pengumpulan data mengenai kemampuan belajar siswa untuk menentukan apakah kompetensi dasar dan indikator hasil belajar tercapai seperti apa yang diharapkan Sudjana, 2002. Menurut Darsono 2000, hasil belajar siswa merupakan perubahan yang berhubungan dengan pengetahuankognitif, keterampilan psikomotor dan nilai sikapafektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan lingkungan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sudjana 2002, yang menyatakan bahwa, hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Tirtonegoro 2001, mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Menurut Djamarah dan Zain 1996, hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

2. Aspek-aspek dalam Pembelajaran

Menurut Sudjana 2002, secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. a. Ranah kognitif Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah: 1 Mengingat 2 Memahami 3 Menerapkan 4 Menganalisis 5 Mengevaluasi 6 Berkreasi b. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks sebagai berikut: 1 Recivingattending penerimaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Recivingattending penerimaan berhubungan dengan kesediaan atau kemauan peserta didik untuk ikut dalam fenomena atau stimulasi khusus kegiatan dalam kelas, membaca buku dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Sedangkan perumusan untuk membuat soal pada tahab ini yaitu menanyakan, menjawab, menyebutkan, memilih, mengidentifikasi, memberikan, mengikuti, menyeleksi dan menggunakan. 2 Responding menanggapi Responding menanggapi berhubungan dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya melihat sesuatu fenomena tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan berbagai cara. Hasil belajar dalam tahab ini menekankan pada minat untuk menjawab. Sedangkan perumusan bentuk soalnya adalah menjawab, melakukan, menulis, menceritakan, membantu, melaporkan, dan sebagainya. 3 Valuing penilaianpenghargaan Valuing berkaitan dengan nilai atau penghargaan yang diberikan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Perumusan soal pada tahab ini adalah menerangkan, membedakan, memilih, mempelajari, mengusulkan, menggambarkan, menggabungkan, mempelajari, menyeleksi, bekerja, membaca, dan sebagainya. 4 Organization Organization pengorganisasian yaitu berkaitan dengan memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sistem nilai yang konsisten. Perumusan soal pada tahap ini adalah mengatur, membandingkan, mengintegrasikan, memodifikasi, menghubungkan, menyusun, memadukan, menyelesaikan, mempertahankan, menjelaskan, menyatukan. 5 Karaakteristik nilai atau internalisasi nilai Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai berhubungan dengan tingkah- laku atau kebiasaan peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Contohnya adalah menunjukkan kemandirian saat bekerja secara mandiri, kooperatif dalam kegiatan kelompok, objektif dalam memecahkan masalah dan menghargai pendapat orang lain.

3. Faktor-faktor Hasil Belajar

Menurut Saiful 2006, faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ada empat yaitu: a. Faktor lingkungan, yaitu faktor lingkungan alami dan faktor lingkungan sosial budaya. b. Faktor Instrumental meliputi; kurikulum, program, sarana, fasilitas dan guru. c. Kondisi Psikologis meliputi; minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. d. Kondisi Fisiologis yaitu; keadaan jasmani dari peserta didik mata, hidung, telinga, dan tubuh yang dapat bekerja dengan baik. Menurut Situmorang 2011, faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa, dan faktor yang ada diluar diri siswa. Faktor internal berasal dari dalam diri anak bersifat biologis, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang sifatnya dari luar diri siswa. a. Faktor Internal Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. 1 Faktor yang berasal dari orang tua Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. 2 Faktor yang berasal dari sekolah Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan.

D. Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman, 2011. Sejalan dengan pernyataan Sardiman, Brophy 2004 menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Menurut Hamalik 2007, siswa juga memiliki keterlibatan yang nyata dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

2. Tujuan motivasi belajar

Tujuan motivasi belajar adalah untuk menggerakkan atau memacu siswa agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan Purwanto, 2008. Menurut Sardiman 2011 tujuan motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut: a. Mendorong manusia untuk berbuat. b. Menentukan arah perbuatan. c. Menyeleksi perbuatan. Hamalik 2007 juga mengemukakan tiga tujuan motivasi, yaitu: 1. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya menggerakkan perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang di inginkan. 3. Motivasi berfungsi penggerak.

3. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis menurut Hamalik 2007 yaitu : a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain cara untuk mencapai tujuan. b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri tujuan itu sendiri. Misalnya murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu: 1 Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. 2 Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Sudirman 2011, ciri-ciri seseorang memiliki motivasi belajar yang tinggi, yaitu : a. Tekun menjalankan tugas dapat teru menerus dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai b. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Dapat mempertahankan pendapatnya e. Senang mencari dan memecahkan masalah. Guru memegang peranan yang penting dalam pembelajaran serta motivasi siswa. Guru harus menguasai teknik dan pengidentifikasian motivasi. Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran adalah pernyataan penghargaan secara verbal, menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan, menimbulkan rasa ingin tahu, memunculkan sesuatu yang tak diduga oleh siswa, menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam pembelajaran, menggunakan kaitan yang unik untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami, menuntut siswa menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, memberi kesempatan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran Uno, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Brophy 2004 dan Sardiman 2000 menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah: a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angkanilai yang baik. b. Persaingankompetisi c. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. e. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan. f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif. 5. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar Menurut Siregar 2010, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi yang disebut sebagai ARCS model yaitu Attention perhatian, Relevance relevansi, Confidence kepercayaan diri dan Satisfaction kepuasan. Prinsip-prinsip tersebut tersebut sangat penting untuk memelihara motivasi peserta didik selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adapun indikator dari aspek motivasi yang akan diukur dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Attention perhatian adalah dorongan rasa ingin tahu peserta didik akibat rangsangan dari elemen-elemen baru, unik, lain dengan yang sudah ada dan kontradiktif atau kompleks. Pencapaian aspek ini dapat dilihat dalam indikator sebagai berikut : 1 Perhatian peserta didik saat pelajaran berlangsung; 2 Adanya ketertarikan peserta didik terhadap tujuan dan isi pelajaran 3 Kemauan untuk mempelajari materi pelajaran. b. Relevance relevansi adalah adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi peserta didik. Pencapaian aspek ini dapat dilihat dalam indikator sebagai berikut : 1 Adanya kesadaran terhadap manfaat mempelajari materi; 2 Menghubungkan materi dengan keadaan nyata. c. Confidence kepercayaan diri adalah keadaan perasaan yang merasa kompeten atau mampu untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Dapat dilihat dalam indikator sebagai berikut : 1 Kemauan peserta didik mempelajari isi materi pelajaran; 2 Kemauan peserta didik berlatih dan bekerja keras; 3 Memiliki usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan sendiri; 4 Kesadaran peserta didik untuk tidak mencontek. d. Satisfaction kepuasan adalah keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan sehingga peserta didik akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Indikator yang ingin dicapai sebagai berikut : 1 Kepuasan peserta didik dalam memecahkan masalah. 2 Kepuasan peserta didik dalam keberhasilan menemukan solusi. 3 Kepuasan peserta didik memperoleh nilai baik. Membangkitkan motivasi peserta didik sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memotivasi peserta didik. Upaya guru untuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik dapat dilakukan dengan mengenali peserta didik, mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar, mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran, mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan peserta didik dan mengembangkan aspirasi dalam belajar Imron 1996.

E. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Tujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Slavin, 2009. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki- laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal. Suprijono 2009.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran koopratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki tinggi, sedang, dan rendah. c. Kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda –beda Agar pembelajaran terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi tersebut. Kemudian diminta mempresentasikan hasil diskusinya. Pada saatnya tes akhir harus diusahakan agar siswa tidak bekerja sama pada saat mengerjakan tes. Menurut Rusman 2010, model pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran l ain. mengemukakan bahwa, “pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif”. Karakteristik model pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembelajaran secara tim, dalam model pembelajaran kooperatif, proses pembelajaran dilakukan secara tim atau kelompok. 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif.

3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut sugiyanto 2010, pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa prinsip, yaitu : 1 Model pembelajaran kooperatif akan meningkatkan keaktifan siswa. 2 Proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan belajar bekerjasama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari. 3 Pembelajaran partisipatorik, yaitu pembelajaran yang dilakukan siswa secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran. 4 Mengajar reaktif reactive teaching, yaitu guru menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswa akan manfaat pelajaran yang sedang berlangsung untuk masa depan. 5 Pembelajaran yang menyenangkan joyfull learning, yaitu suasana belajar yang menyenangkan harus dimulai dari sikap dan perilaku guru, baik di luar maupun di dalam kelas. Guru harus memiliki sikap yang ramah dengan tutur bahasa yang baik terhadap siswa.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Model pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan percaya diri, menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian yang ada dan memperbaiki hubungan antar kelompok. Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya. Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya dalam kelompok akan terjadi kesenjangan sehingga usaha kelompok tidak berjalan dengan lancar Ibrahim, 2000.

F. Metode Picture and Picture

1. Pengertian Metode Pembelajaran Picture and Picture Menurut Trianto 2009, metode pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. b. Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c. Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. d. Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi. e. Setiap anggota kelompok siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. f. Setiap anggota kelompok siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kooperatif. Menurut Zainal 2014, pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Metode Picture and Picture ini berbeda dengan media gambar dimana Picture and Picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. 2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Picture and Picture Menurut Zaenal 2014, pembelajaran kooperatif Picture and Picture menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar c. Guru menunjuk atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. e. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Menurut Agus 2009, terdapat enam langkah Metode Pembelajaran Picture and Picture yaitu: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. b. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan berkaitan dengan materi. d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. f. Kesimpulan atau Rangkuman. 3. Tipe Picture and Picture Tipe Picture and Picture yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Picture and Picture mengelompokkan. Pengelompokkan gambar berdasarkan pada klasifikasi dan ciri-ciri gambar. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan nama, ciri-ciri benda yang diamati. Hasil diskusi kelompok dicatat dalam catatan khusus, dipandu dengan lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru Usman, 19. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Picture and Picture a. Kelebihan Metode Picture and Picture Menurut Trianto 2009, kelebihan Picture and Picture adalah : 1 Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2 Melatih berpikir logis dan sistematis 3 Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir. 4 Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5 Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Sedangkan menurut Istarani 2011, kelebihan Picture and Picture adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2 Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. 3 Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. 4 Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. 5 Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. b. Kelemahan Metode Picture and Picture Menurut Trianto 2009, kelemahan metode Picture and Picture adalah: 1 Memakan banyak waktu saat memasangkan gambar atau mengurutkan gambar. 2 Dapat terjadi kekacauan atau kegaduhan di kelas. 3 Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

G. Keanekaragaman Hayati

Dokumen yang terkait

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

PENERAPAN MODEL TIPE PICTURE TO PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 26

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMS Negeri 10 Yogyakarta pada materi animalia.

0 2 188

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan metode picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi biologi vertebrata kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

0 0 208

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu pada materi keanekaragaman hayati

0 1 264

Niken Larasati S841102010

0 0 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA Aden Arif Gaffar

0 1 12