Bunda Maria sebagai Teladan dalam Proses Beriman

18 membuat sasaran devosi tidak lagi pada Allah, hanya berhenti pada Maria Emir, 2006:17. Maria hanya sebagai perantara, sebagaimana Maria yang juga telah melahirkan Yesus. Allah memakai Maria sebagai perantara dalam menghadirkan Yesus ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.Bunda Maria menghantar kita untuk lebih menghormati, menyembah, mencintai, dan sungguh percaya akan kehadiran Yesus yang hadir nyata dalam Ekaristi. Dengan itu kita didorong lebih bersatu, selalu akrab, erat dan mesra dengan Yesus dalam Ekaristi, karena Ekaristi adalah sumber dan puncak dari hidup dan perutusan Gereja Emir, 2006:19.

d. Spiritualitas Bunda Maria 1 Penyerahan Diri seutuhnya

Menyadari diri sebagai hamba dan segala sesuatuhanyalah kelimpahan rahmat semata, Bunda Maria tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri dalam kesederhanaan iman kepada rencana Ilahi. Yang menjadi pedoman Bunda Maria ialah “Jadilah padaku menurut perkataanmy itu” Luk 1:38. Sabda Tuhan itulah yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Dengan bagitu Bunda Maria menjadi hamba karya penyelamatan Allah. Bunda Maria terlibat di dalam rencana keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria tidak mengandalkan diri pada kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan menyertai dengan berbagai rahmat yang lain. 19 Bunda Maria sebagai perempuan saleh Yahudi, pasti akrab dengan sabda- sabda Allah yang terdapat di dalam Kitab Suci. Dia mencintai sabda-sabda itu, karena penuh kuasa. Maka dia menyimpan dan merenungkannya. Dia percaya bahwa sabda itu akan terjadi. Dia berharap agar diperkenankan menyaksikan sabda Allah itu terjadi. Itulah yang membuat Bunda Maria siap dan sedia untuk menyambut tawaran Allah Darminta, 1994:17. Oleh sabda-sabda itu Bunda Maria dibuat mampu untuk menyambut uluran tangan Allah. Dia hidup seutuhnya untuk rencana Allah. Maka kepada Bunda Maria juga dianugrahi hidup ilahi sendiri, yang dibawa oleh Yesus, yaitu hidup sepenuhnya untuk kehendak Allah. Dia dianugrahi keperawanan, meskipun dia itu ibu Sang Penebus. Dia dianugrahi kemiskinan, yang menyerahkan segala sesuatu yang ada pada dirinya kepada Allah. Dia dianugrahi ketaatan, yang menjadikan dia sedia untuk melaksanakan rencana Allah. Karena itu Bunda Maria oleh Roh Kudus dibuat mampu untuk menyambut dan setuju kepada rencana Allah dengan penuh kebebasan, karena dilandasi oleh cinta. Maria menjadi manusia paling merdeka, yang pernah ada di dunia ini. Maria menunjukkan kepada kita, bahwa kemerdekaan beriman adalah anugrah yang diberikan terus-menerus oleh Roh Kudus yang menaungi. Merdeka berarti taat kepada Allah dan memegang seluruh hidup di tangan, serta menggunakan untuk mengabdi Allah dengan penuh kasih. Dalam iman seperti itu Maria menjawab kasih Allah dengan penyerahan diri seutuhnya untuk mengabdi Allah dalam segala-galanya. Maria sungguh hamba Allah. 20 2 Sikap Kontemplatifnya Bunda Maria tumbuh dalam iman, karena ia terus-menerus menatap Sabda Allah. Karena itu Bunda Maria selalu mengarahkan diri kepada pengabdian kepada Allah. Dalam diri Maria terpenuhilah gerak manusia menuju ke kesatuan dengan Allah dalam penyerahan diri dan kepatuhan penuh kasih. Itulah yang memberikan kegembiraan Maria sebagai “anawim” yang kecil dari Allah untuk menghayati hidup sepenuhnya terpusat kepada Allah dan kepada pelayanan kepada Allah. Tidak lagi penting bagi Bunda Maria, apakah pelayanan itu kecil atau besar. Mata iman kontemplatif yang dimiliki Bunda Maria itulah yang memungkinkan Maria melihat kuasa Allah dalam umat-Nya, baik dalam perkara atau peristiwa kecil maupun besar Darminta, 1994:23. Kesadaran hati seperti itu menjadi kekuatan Bunda Maria untuk kerjasama dengan karya penyelamatan Allah lewat Kristus. Bunda Maria melihat dan merasakan dari lubuk hati terdalam, bahwa Allah dengan penuh kuasa sedang berkarya dalam dirinya maupun dalam umat-Nya. Maka Bunda Maria hanya berbuat satu hal, yaitu menyerahkan diri agar digunakan oleh Allah untuk karya-Nya. Membiarkan kuasa Allah nampak dalam hidupnya dan dalam umatnya itulah yang dia lakukan. Bunda Maria percaya, bahwa meskipun dirinya hina dan kecil, Allah berkenan menggunakan untuk menampakkan kuasa dan kekuatan-Nya. Allah setia kepada umat-Nya. Dalam dan dengan kehidupan yang seperti itu, Bunda Maria menyatakan dan mewartakan kepada kita bahwa manusia pada dasarnya dipanggil ke kesatuan dan persatuan dengan Allah. Inilah yang disebut kesatuan mistik. Maria melihat