15
Maria memegang peranan yang tidak dipegang orang lain. Maria percaya beriman pada Allah. Ia percaya bahwa apa pun yang Allah berikan adalah yang
terbaik untuknya. Maka dari itu Maria mau memasrahkan dirinya kepada Allah. Sikap pasrah Maria bukan berarti hanya diam dan tidak berbuat apa-apa. Maria
menjalani hidup seperti orang kebanyakan, makan, minum, bekerja, tidur, dan berdoa. Maria selalu berdoa memohonkan yang terbaik dalam hidupnya, terutama
saat Maria menerima kabar bahwa ia mengandung. Dalam perasaan takutnya Maria terus berdoa sampai akhirnya ia menerima perintah Allah untuk
mengandung Yesus. Maria adalah ibu dari Yesus sang juru selamat semua manusia. Dengan arti yang sama Maria disebut “ibu” semua mereka yang ditebus,
malah “ibu” semua manusia. Konsili Vatikan II tidak berkeberatan menyebut Maria “ibu kaum beriman” dan “ibu semua manusia” dalam tata penyelamatan.
Kita sebagai umat beriman yang mengakui dan mempercayai keberadaan Bunda maria pun juga percaya kepada Yesus yang tidak lain adalah anak yang terlahir
dari rahim Maria sendiri. Keberadaan Yesus bergantung pada Maria, dalam arti keputusan Maria untuk menerima atau tidak saat menerima kabar bahwa ia
mengandung, menentukan keberadaan Yesus saat sekarang ini Groenen, 1988:102
Dengan merelakan diri menjadi ibu Yesus sampai akhir dalam turut menderita Maria secara personal menerima tawaran dari Allah berupa anaknya
sendiri. Dengan demikian Maria secara personal diikutsertakan dalam penyelamatan yang menyangkut semua orang. Berkat penerimaan awal menjadi
ibu oleh Maria itu penyelamatan masuk ke dalam sejarah. Setiap manusia yang
16
secara personal menerima tawaran dari Allah melalui iman akan Yesus Kristus menggabungkan diri dengan penerimaan oleh Maria. Sikap Maria yang pasrah
menyerahkan diri seutuhnya pada Allah sangat patut kita teladani. Di dalam hidup ini kita manusia biasa hanya bisa berharap, berdoa dan berusaha. Selebihnya dari
itu biarkan Tuhan yang menentukan jalan yang harus kita jalani sesuai dengan kehendak-Nya Groenen, 1988: 105-106.
c. Peranan Maria Bagi Kita
Seperti yang kita ketahui bahwa Bunda Maria setia mendampingi Yesus sampai Yesus wafat di kayu Salib. Peristiwa penting saat itu adalah saat dimana
Yesus menyerahkan murid yang dikasihi˗Nya kepada Maria menjadi anaknya, dan Maria kepada Murid-Nya menjadi Ibu-Nya Emir, 2006:42. Peranan Maria
menjadi penting dalam peristiwa ini, karena Maria Ibu Yesus, menjadi Ibu dari murid-Nya dan sekarang menjadi Ibu dari semua umat yang percaya pada Yesus.
Dari peristiwa tersebut penulis menyimbolkan bahwa murid yang diserahkan oleh Yesus untuk jaman ini adalah kita semua yang percaya pada
Yesus. Yesus sudah menyerahkan kita semua pada Maria yang tidak lain adalah IbuNya sendiri. Yesus ingin kita menganggap Maria seperti Ibu kita sendiri. Maka
dari itu tidak sedikit orang yang berdevosi, berdoa kepada Maria, dengan novena, rosario, ziarah, dll. Banyak yang percaya bahwa seperti doa novena 3x salam
maria itu manjur dan bisa terkabul. Hampir setiap hari Minggu dalam misa di gereja, penulis mendengar ucapan terimakasih atas terkabulnya doa novena 3x
salam maria. penulis pribadi sering bercerita kepada Maria, dengan berdoa atau
17
hanya sekedar bercerita sendiri, kadang juga pergi ke Gua Maria untuk berdoa menenangkan diri.
Sosok Maria seperti seorang ibu dalam kehidupan nyata. Peranannya semasa hidup begitu kuat. Sebagai anak, kita meneladani seorang ibu. Dari kita
lahir, kecil, remaja, dewasa, sampai kapanpun ibu yang selalu mengajarkan kita dalam berbuat dan berkata baik dalam hidup kita. Sama seperti Maria, lewat kisah
hidupnya kita diajarkan untuk bisa pasrah, menuruti kehendak Allah, setia mengikuti Yesus, selalu kuat, tegar dalam menghadapi kesulitan. Di sini letak
pentingnya peranan Maria semasa hidupnya. Kita bisa mempelajarinya dari Kitab Suci atau buku bacaan lainnya tentang Maria. Layaknya seorang ibu yang selalu
mendampingi anaknya, memantau anak dari jauh, selalu ada kapan saja untuk anaknya. Yang berbeda adalah sosok yang terlihat nyata dan yang tidak terlihat
secara nyata. Tapi jika dirasakan keduanya menjadi hal yang sama. Ada yang tidak begitu dekat dengan ibunya, tapi rasa sayangnya tetap terasa dan terus ada.
Seperti Pastor Peter John McLaughlin OMI 2010:10 berpendapat: Relasi saya dengan Bunda Maria cukup terpengaruh oleh relasi saya
dengan ibu saya. Saya tidak tergolong dekat dengan ibu. Kendati demikian, saya selalu berusaha dekat dengan ibu. Ibu saya adalah sosok
ibu yang dekat tapi jauh. Gambaran ini mempengaruhi relasi rohani saya dengan Maria. Doa rosario sering saya lakukan
Ada kasus bahwa Bunda Maria sering dilihat sebagai jalan pintas, pintu belakang ke surga, atau juru kunci rahasia Emir, 2006:16. Pandangan tersebut
sebetulnya tidak baik, karena menimbulakan kesan yang berbau magis dan tahyul. Menganggap rosario atau benda rohani lainnya sebagai benda magis. Dan
18
membuat sasaran devosi tidak lagi pada Allah, hanya berhenti pada Maria Emir, 2006:17.
Maria hanya sebagai perantara, sebagaimana Maria yang juga telah melahirkan Yesus. Allah memakai Maria sebagai perantara dalam menghadirkan
Yesus ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.Bunda Maria menghantar kita untuk lebih menghormati, menyembah, mencintai, dan sungguh percaya akan
kehadiran Yesus yang hadir nyata dalam Ekaristi. Dengan itu kita didorong lebih bersatu, selalu akrab, erat dan mesra dengan Yesus dalam Ekaristi, karena Ekaristi
adalah sumber dan puncak dari hidup dan perutusan Gereja Emir, 2006:19.
d. Spiritualitas Bunda Maria 1 Penyerahan Diri seutuhnya
Menyadari diri sebagai hamba dan segala sesuatuhanyalah kelimpahan rahmat semata, Bunda Maria tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri dalam
kesederhanaan iman kepada rencana Ilahi. Yang menjadi pedoman Bunda Maria ialah “Jadilah padaku menurut perkataanmy itu” Luk 1:38. Sabda Tuhan itulah
yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Dengan bagitu Bunda Maria menjadi hamba karya penyelamatan Allah. Bunda Maria terlibat di dalam rencana
keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria tidak mengandalkan diri pada
kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan menyertai dengan berbagai rahmat yang lain.