62
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data yang dianalisis dan dibahas pada bab ini adalah data laporan keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tahun
2013-2015. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha dengan metode balance scorecard teknik analisis data yang digunakan, yaitu
analisis rasio keuangan dan analisis pertumbuhan. Pengukuran kinerja ini meliputi pengukuran kinerja perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
A. Perspektif keuangan
Pengukuran yang terkait dengan perspektif keuangan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan Laksmita, 2011. PT. BPR Chandra
Muktiartha dapat digolongkan ke dalam tahap berkembang growth menuju tahap bertahan sustain, sehingga ukuran kinerja yang digunakan adalah
NPL Non Performing Loan, Rasio Likuiditas yaitu LDR Loan to Deposit Ratio, dan Rasio Rentabilitas yaitu profit margin, ROA Return On Asset,
dan BOPO Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi. 1.
NPL Non Performing Loan Rasio kredit diproksikan dengan Non Performing Loan NPL, yang
merupakan perbandingan antara total kedit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Hasil perhitungan NPL pada PT. BPR Chandra
Muktiartha tahun
2013-2015 dapat
dilihat pada
tabel 5.1.
63
Tabel 5.1 NPL Non Performing Loan
Dalam ribuan rp
Tahun Kredit
bermasalah Total kredit
Rasio
2013 732,887 83,867,564 0.87
2014 1,755,199 116,496,007 1.51
2015 2,254,183 124,547,944 1.81
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui rasio NPL Non Performing Loan PT. BPR Chandra Muktiartha pada tahun 2013-2015 berturut-turut
yaitu 0.87, 1.51, dan 1.81. NPL PT. BPR Chandra Muktiartha adalah sangat baik karena berada dibawah 5 berdasarkan standar peraturan BI.
Artinya total kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha sangat kecil dari seluruh total kredit yang diberikan kepada para nasabah.
Jumlah nasabah yang meminjam kredit pada tahun 2013, 2014, dan 2015 mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan rasio pembayaran kredit yang berarti kinerja keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha mengalami penurunan.
2. Rasio Likuiditas
LDR Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi seluruh jumlah kredit
yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank dana pihak ketiga seperti tabungan, giro, dan deposito. Hasil perhitungan LDR pada
PT. BPR Chandra Muktiartha tahun 2013-2015 dapat diihat pada tabel 5.2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 5.2 LDR Loan to Deposit Ratio
Dalam ribuan rp
Tahun Kredit yang
diberikan Dana pihak ketiga
Tabungan +deposit Rasio
2013 83,867,564
90,115,595 93.07
2014 116,496,007
120,354,098 96.79
2015 124,547,944
141,417,178 88.07
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui hasil rasio LDR Loan to Deposit Ratio pada tahun 2013-2015 berturut-turut yaitu 93.07, 96.79,
dan 88.07. Rasio LDR PT. BPR Chandra Muktiartha adalah sangat baik karena berdasarkan standar Peraturan BI yaitu 85-110. Rasio LDR
mengalami peningkatan di tahun 2014 dan mengalami penurunan di tahun 2015, terdapat peningkatan dana pihak ketiga dari tabungan dan deposito
yang disertai dengan meningkatnya total kredit yang diberikan kepada nasabah. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. BPR Chandra Muktiartha
mampu membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan pendapatan bunga yang
diperoleh akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan LDR sehingga profitabilitas bank juga meningkat.
Dari hasil yang diperoleh, pada tahun 2013 dan 2014 rasio LDR bank terus meningkat di mana pada tahun tersebut hasil rasio LDR bank sudah
mencapai standar BI yang menandakan bahwa profitabilitasnya sudah memuaskan walaupun di tahun 2015 mengalami penurunan namun masih
berada pada standar BI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3. Rasio Rentabilitas Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset dan modal. Dalam
penelitian ini rasio rentabilitas meliputi: a.
Profit Margin Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh oleh Bank untuk
setiap pendapatan. Semakin tinggi nilai profit margin maka akan semakin baik, karena dianggap perusahaan cukup baik dalam memperoleh laba. Hasil
perhitungan profit margin pada PT. BPR Chandra Muktiartha tahun 2013- 2015 dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Profit Margin
Dalam ribuan rp
Tahun Laba bersih
setelah pajak Pendapatan
Rasio
2013 3,953,713
5,090,615 77.67
2014 3,848,521
5,004,574 76.90
2015 4,516,192
5,575,443 81.00
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha
Berdasarkan tabel 5.3 profit margin PT. BPR Chandra Muktiartha tahun 2013-2015 berturut-turut adalah 77.67, 76.90, dan 81. Pada
tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 0.77, tetapi di tahun 2015 terjadi peningkatan 4.1. Profit margin PT. BPR Chandra Muktiatha selama tiga
tahun menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif sehingga dapat dikatakan baik.
Rasio profit margin mengalami peningkatan di tahun 2015. Peningkatan profit margin tersebut disebabkan karena perolehan laba bank
66
yang meningkat di tahun 2015, sedangkan biaya operasi pada bank mengalami penurunan.
b. ROA Return on Asset
Rasio ini
menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari seluruh total pendapatan yang dimiliki bank. Hasil perhitungan ROA pada PT. BPR Chandra Muktiartha tahun 2013-
2015 dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Return on Asset
Dalam ribuan rp
Tahun Laba bersih
sebelum pajak Total aktiva
Rasio
2013 5,053,175
102,284,999 4,94
2014 4,968,521
136,614,930 3,64
2015 5,778,871
160,974,422 3,59
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha
Berdasarkan tabel 5.4 ROA Return on Asset PT. BPR Chandra Muktiartha pada tahun 2013-2015 berturut-turut adalah 3.87, 2.82, dan
2.81. Hasil tersebut menunjukkan adanya penurunan ROA setiap tahunnya. ROA PT. BPR Chandra Muktiartha dari tahun 2013-2015 adalah
sangat baik karena lebih besar dari 2 menurut standar Peraturan BI Nomor 131PBI2011. Artinya PT. BPR Chandra Muktiartha mampu memperoleh
laba yang sangat tinggi dari seluruh total aktiva yang dimilikinya. Dapat dilihat bahwa PT. BPR Chandra Muktiartha mampu
meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan perolehan laba yang tinggi. Peningkatan pendapatan disebabkan karena bank mampu meningkatkan
pelayanan produk dan jasa kepada nasabah, pengembangan unit kerja yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
bertujuan untuk memproleh tingkat kredit yang tinggi dan meningkatkan jumlah nasabah .
c. BOPO Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Hasil perhitungan BOPO pada PT. BPR Chandra Muktiartha tahun
2013-2015 dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Dalam ribuan rp
Tahun Biaya Operasi
Pendapatan operasi Rasio
2013 13,398,598
18,489,213 72.47
2014 20,951,091
25,955,665 80.72
2015 25,014,013
30,589,456 81.77
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPR Chandra Muktiartha
Berdasarkan tabel 5.5 Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi PT. BPR Chandra Muktiartha, pada tahun pertahunnya mengalami
perubahan yaitu pada tahun 2013 sebesar 72.47 dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 80.72 dan 81.77.
Semakin tinggi nilai BOPO maka akan semakin buruk kualitasnya, namun BOPO PT. BPR Chandra Muktiartha adalah baik karena berada dibawah
94 berdasarkan standar Peraturan BI. Rasio BOPO tahun 2013-2015 mengalami peningkatan disebabkan
biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank untuk mendukung peningkatan pendapatan operasional dapat terkendali secara efektif misalnya
biaya sewa, biaya promosi, biaya pelatihan, dan lain-lain. Bank mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengendalikan biaya operasional secara lebih efisiensi sehingga pendapatan yang diperoleh oleh bank cukup besar.
B. Perspektif Pelanggan