Pengertian Balance Scorecard Keunggulan Balance Scorecard

9 Menurut Ismail 2010, berdasarkan jenis-jenis bank yang ditinjau dari segi fungsinya dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Bank Sentral Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank-bank yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada satu di setiap negara dan mempunyai kantor yang hampir di setiap provinsi. Bank sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia. 2. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Fungsi BPR umumnya yaitu hanya memberikan pelayanan jasa dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. BPR tidak memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran atau giral.

C. Pengertian Balance Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton 2000: 16, balance scorecard adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang 10 diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, balance scorecard juga memperkenalkan pendorong kinrja finansial masa depan. Pendorong kinerja, yang meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata. Menurut Anthony et.al. dalam Rangkuti 2011: 204, definisi dari balance scorecard adalah ukuran dan sistem manajemen yang memandang kinerja suatu unit bisnis dari empat perspektif: keuangan, pelanggan, peroses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan menurut Charles H Brandon et.al. dalam Rangkuti 2011: 204, definisi balance scorecard adalah pendekatan sistem untuk mengorganisasikan ukuran kinerja ke dalam kerangka yang terintegrasi dan mudah dipahami berdasarkan empat perspektif berbeda key variable yang menetapkan sasaran perusahaan.

D. Aspek-aspek yang diukur dalam Balance Scorecard

Menurut Yuwono et.al. 2006: 31, empat aspek pengukur kinerja menggunakan balance scorecard sebagai berikut:

1. Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: 11 bertumbuh growth, bertahan sustain, dan menuai harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya berbeda pula. a. Bertumbuh Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produkjasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastuktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. b. Bertahan Sustain adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dalam reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan kemacetan, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. c. Menuai Harvest dalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar- benar memanenmenuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. Pengukuran kinerja keuangan untuk bank dapat diukur melalui rasio rentabilitas dan rasio likuiditas sebagai berikut Laksmita, 2011: 1 NPL Non Performing Loan Rasio kredit diproksikan dengan NPL Non Performing Loan, yang merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Credit risk adalah risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga, dan lain-lain. 2 Loan to Deposit Ratio LDR Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar 13 kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit yang diberikan kepada para debiturnya. 3 Rasio Rentabilitas Rasio Profitabilitas Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio yang digunakan sebagai berikut: a Net Profit Margin Menurut Weston dan Copeland 1998, net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Semakin besar net profit margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. b Return On Assets ROA Menurut Riyadi 2006, return on assets adalah perbandingan antara keuntungan ebelum biaya bunga dan pajak EBIT = Earning before interest and taxes dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan, dengan menggunakan data yang ada pada Neraca dan Perhitungan Laba Rugi pada perusahaan tersebut. 14 c Rasio Efisiensi Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Rasio efisiensi BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya atau rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

2. Perspektif Pelanggan

Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya fokus pelanggan dan kepuasan pelanggan. Perspektif ini merupakan indikator utama. Jika pelanggan tidak puas mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik. Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu: a. Pengukuran inti pelanggan customer core measurement 1 Pangsa pasar market share Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan. 15 2 Retensi pelanggan customer retention Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. Dalam hal ini, retensi pelanggan dapat dihitung dengan cara membagi jumlah pelanggan lamatotal pelanggan. 3 Akuisisi pelanggan customer acquisition Mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. Hal ini bisa diukur dengan cara menghitung jumlah pelanggan barutotal pelanggan secara keseluruhan. 4 Kepuasan pelanggan customer satisfaction Pengaruh timbal balik dari hasil yang diberikan oleh perusahaan. Kepuasan pelanggan ini tidak bisa ditekan berlebihan. 5 Keuntungan pelanggan customer profitability Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut. b. Proporsi nilai pelanggan customer value proposition 1 Atribut layanan produk productservice attributes Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan. 16 2 Hubungan pelanggan customer relationship Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. 3 Citra dan reputasi image and reputation Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjkan.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis rantai nilai value-chain. Manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Menurut Rangkuti 2011: 102 proses internal bisnis dapat diukur melalui indikator: a. Proses inovasi Proses inovasi adalah proses di mana perusahaan mampu memahami kebutuhan dari nasabah dan menciptakan produk jasa yang dibutuhkan. 17 b. Proses operasi Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk jasa. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya. c. Proses pelayanan purna jual Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk jasa tersebut dilakukan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan fondasi keberhasilan bagi knowledge-worker organization dengan tetap memperhatikan faktor sistem dan organisasi. Hasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Menurut Kaplan dan Norton dalam Rangkuti 2011, “learning” lebih sekedar “training” karena pembelajaran meliputi pula proses “mentoring dan tutoring”, seperti kemudahan dalam komunikasi di segenap pegawai yang memungkinkan mereka untuk siap membantu jika dibutuhkan. Dalam perspektif ini, perusahaan melihat tolok ukur sebagai berikut: a. Kemampuan karyawan Perencanaan dan upaya implementasi pelatihan ulang pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi. b. Kemampuan sistem informasi Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. c. Motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi pegawai. Paradigma manajemen terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi pegawai untuk melakukan trial and error sehingga turbulensi lingkungan sama- sama dicoba-kenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis tetapi juga oleh segenap pegawai di dalam organisasi sesuai kompetensinya masing- masing. 19 Dalam menentukan tujuan dan ukuran yang berkaitan dengan kemampuan karyawan ada tiga hal yang dipertimbangkan pada penelitian ini yaitu Zudia, 2010: 1. Produktivitas Karyawan Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian karyawan, inovasi, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan jumlah yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Ada banyak cara untuk mengukur produktivitas kerja dan salah satu ukuran produktivitas yang paling sederhana adalah pendapatan perkapita. 2. Persentase Pelatihan Karyawan yang Terampil Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas yang perlu diperhatikan. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dalam mengelola manajemen, sehingga karyawan terus dapat berkembang dan terampil di masing-masing unit kerja. 3. Kepuasan Karyawan Kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar perusahaan dan hal ini merupakan pra-kondisi untuk meningkatkan produktivitas, daya tanggap mutu, dan layanan pelanggan. Kepuasan karyawan dapat tercapai apabila pihak manajer dapat melakukan survey secara rutin. 20

E. Keunggulan Balance Scorecard

Menurut Rangkuti 2011: 94, beberapa keunggulan utama sistem balance scorecard dalam mendukung proses manajemen strategis antara lain: a. Memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategis. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, personel perlu menempuh langkah-langkah strategis dalam hal permodalan yang memerlukan langkah besar berjangka panjang. Selain itu sistem ini juga menuntut personel untuk mencari inisiatif-inisiatif strategis dalam mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. b. Menghasilkan program kerja yang menyeluruh. Sistem balance scorecard merumuskan sasaran strategis melalui keempat perspektif. Ketiga perspektif nonkeuangan hendaknya dipicu dari aspek keuangan. c. Menghasilkan bussines plan yang terintegrasi. Sistem balance scorecard dapat menghasilkan dua macam integrasi : a integrasi antara visi dan misi perusahan dengan program dan b integrasi program dengan rencana meningkatkan profit laba. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data berupa keterangan-keterangan menggunakan metode deskriptif yaitu proses pemecahan masalah dengan menjabarkan kondisi subjek dan objek pada periode penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya dengan metode pengukuran balance scorecard dan aspek-aspek manajemen pada PT. BPR Chandra Muktiartha. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka secara tertulis seperti data keuangan laporan neraca dan laba rugi konsolidasian tahun 2013-2015 PT. BPR Chandra Muktiartha.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. BPR Chandra Muktiartha, yang beralamat di Jalan Gedong Kuning No. 157, Banguntapan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian: April-Mei 2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI