2. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik remaja dimulai dengan masa pubertas. Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi
perubahan tubuh dan hormonal. Pertambahan berat badan dan tinggi badan berada pada jadwal perkembangan yang sama. Seiring dengan berat
badan yang bertambah, tinggi badan juga akan bertambah. Perubahan tubuh akibat kematangan seksual terjadi pada remaja. Remaja laki-laki
mengalami pertumbuhan rambut pada kemaluan dan ketiak, ejakulasi pertama dan perubahan suara. Kematangan seksual pada remaja
perempuan terlihat dari datangnya menstruasi dan payudara yang membesar. Tubuh remaja menghasilkan dua jenis hormon yang penting
dalam perkembangan pubertal. Hormon tersebut adalah androgen dan estrogen yang merupakan jenis hormon seks. Variabilitas hormon
berkaitan dengan fluktuasi emosi di masa remaja Santrock, 2003. Perkembangan dan perubahan fisik pada remaja membuat remaja harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan pada dirinya sendiri.
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja termasuk dalam tahap operasional formal dalam teori Piaget. Pada tahap ini, para remaja mampu berpikir
logis dengan objek-objek yang abstrak. Hal ini berarti para remaja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki cara-cara yang fleksibel dalam mengelola informasi Papalia, Old Feldman, 2008. Para remaja dapat menyusun rencana pemecahan
masalah dan secara sistematis menguji cara-cara pemecahan yang telah dipikirkan. Proses tersebut disebut juga dengan kemampuan kognitif
dalam mengembangkan hipotesis Ali Asrori, 2005. Santrock 2007 mengungkapkan bahwa remaja juga terlibat dalam
cara-cara untuk menyusun konsep dan bernalar mengenai dunia sosial terkait orang-orang disekitar. Egosentrisme remaja muncul dengan
kesadaran diri yang mulai meningkat dimana tercermin dalam keyakinan bahwa orang lain berminat terhadap sosok diri remaja seperti halnya diri
sendiri Santrock, 2007. Para remaja cenderung merasa menjadi pusat perhatian dan berusaha untuk „terlihat di atas panggung‟. Para remaja juga
menghayati diri sebagai sosok yang unik dan tidak terkalahkan. Penghayatan mengenai keunikan dan tidak terkalahkan cenderung
membuat para remaja terlibat dalam perilaku yang ceroboh Dolcini dkk dalam Santrock, 2007. Tindakan yang ceroboh berarti para remaja
seringkali bertindak tergesa-gesa dan kurang matang dalam mengambil keputusan sehingga menimbulkan masalah-masalah.
Elkind dalam
Papalia, Feldman
Martorell 2008
mengungkapkan bahwa remaja memiliki pola pikir yang tidak matang. Ketidakmatangan pola pikir remaja ditandai dengan idealisme yaitu
remaja percaya bahwa mereka mengetahui bagaimana cara mengatur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI