Dampak perilaku Asertif Perilaku Asertif

3. Aspek-aspek Perilaku Asertif

Individu perlu untuk mengungkapkan perasaan secara terbuka, langsung dan jujur untuk mencapai hubungan yang sehat dengan orang lain. Kemampuan tersebut merupakan pengertian dari perilaku asertif. Perilaku asertif mengandung aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Alberti dan Emmons 1986 mengemukakan aspek-aspek yang terdapat dalam perilaku asertif, antara lain: a. Mendukung kesetaraan dalam hubungan manusia Perilaku ini bertujuan untuk mendapatkan suatu keseimbangan dalam melakukan hubungan interpersonal. Perilaku tersebut juga mendorong kesetaraan dalam hubungan antar manusia. Hal ini berarti individu mengetahui bahwa setiap orang memiliki persamaan derajat yang memungkinkan individu mendapatkan perlakuan yang sama tanpa merasa dirugikan satu sama lain. b. Bertindak sesuai dengan kepentingan dan minat Kemampuan untuk membuat keputusan tentang karir, hubungan dengan orang lain, gaya hidup dan manajemen waktu. Individu yang dapat berperilaku asertif juga memiliki inisiatif untuk memulai pembicaraan, mengatur kegiatan, percaya pada keputusan sendiri, dapat menetapkan tujuan dan bekerja untuk mencapainya. Selain itu, kemampuan ini juga membuat individu untuk berani secara jujur meminta bantuan orang lain ketika berada dalam kesulitan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Mampu mempertahankan hak-hak pribadi Individu memiliki keberanian untuk mengucapkan kata tidak dan menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Individu mampu mempertahankan hak-hak mereka tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain. Selain itu, individu yang memiliki kemampuan ini dapat menanggapi suatu kritik tanpa menggunakan emosi negatif seperti marah ataupun melakukan perilaku agresif. Kemampuan ini juga digunakan individu untuk mengekspresikan atau mendukung atau mempertahankan pendapat yang diungkapkan. d. Mengekspresikan perasaan secara jujur dan nyaman Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan yang dialami secara terbuka baik yang perasaan positif maupun perasaan negatif. Individu mampu untuk tidak menyetujui suatu hal yang tidak sesuai keinginan dan menunjukkan kemarahan secara efektif. Individu juga dapat mengekspresikan kasih sayang dan persahabatan serta menunjukkan persetujuan atau dukungan. Hal ini dilakukan individu secara spontan, tanpa perasaan cemas, ragu-ragu maupun perasaan takut. e. Tidak melanggar hak-hak orang lain Individu memiliki kemampuan untuk mengungkapkan ekspresi tanpa memberikan kritik yang tidak adil bagi orang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain individu menghindari perilaku yang dapat melukai dan mengintimidasi orang lain. Selain itu, individu juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan hubungan yang jujur tanpa memanipulasi dan mengontrol orang lain. Adams 1995 mengemukakan bahwa perilaku asertif memiliki ciri- ciri sebagai berikut: a. Individu mampu bergaul dengan terbuka, otentik, apa-adanya, jujur dan langsung. Artinya, individu dapat menyatakan perasaan-perasaan, kebutuhan-kebutuhan dan ide-ide individu yang sebenarnya kepada orang lain secara langsung. b. Individu mampu mempertahankan hak-hak individu tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain. c. Individu mampu bertindak demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan diri sendiri. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan berinisiatif untuk meminta informasi dan bantuan dari orang lain bilamana membutuhkan. d. Individu bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak apabila mengalami konflik dengan orang lain. Individu yang dapat berperilaku asertif menurut Zeuschner 2003 adalah sebagai berikut: a. Individu memiliki keinginan untuk berkomunikasi. Hal ini berarti individu berkemauan untuk membangun relasi dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara menyatakan ide-ide, kebutuhan-kebutuhan dan perasaan- perasaan yang dimiliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Individu yang asertif merupakan individu yang bertanggungjawab. Individu berarti merupakan orang yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap ide-ide, kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan yang dimiliki. Individu yang bertanggungjawab berarti individu siap menerima konsekuensi atas segala ide-ide, kebutuhan-kebutuhan dan perasaan- perasaan yang dinyatakan kepada orang lain. c. Individu mampu berkomunikasi sesuai dengan norma sosial dan budaya di lingkungan tempat tinggal. Individu sebaiknya mengetahui cara menyampaikan pendapat yang baik kepada orang lain dengan mengacu pada norma sosial dan budaya dimana individu berada. Hal tersebut dilakukan agar tercipta komunikasi yang nyaman dan terkendali. Komunikasi yang terkendali berarti individu mampu menyampaikan ide- ide, kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan tanpa menyerang atau melukai perasaan orang lain. Aspek-aspek perilaku asertif dalam penelitian ini menggunakan teori Alberti Emmons 1986 yang didukung oleh teori Adams 1995 dan Zeuschner 2003. Kelima aspek perilaku asertif tersebut, yaitu: a. Mampu menyatakan perasaan dan pendapat b. Mampu bertindak sesuai kebutuhan dan kepentingan diri c. Mampu mempertahankan hak-hak pribadi d. Mampu menghormati hak-hak orang lain e. Mampu mendukung kesetaraan dalam hubungan manusia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Perilaku Cyberbullying

1. Definisi Perilaku Bullying

Istilah bullying berasal dari kata „bull’ bahasa Inggris yang berarti „banteng‟ yang suka menanduk. Bullying merupakan tindakan yang menyalahgunakan kekuatankekuasaan oleh seseorang atau kelompok kepada korban yang tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik atau mental. Tindakan dapat dikatakan perilaku bullying apabila tindakan dilakukan berulang-ulang dan membuat seseorang merasa takut atau terintimidasi SEJIWA, 2008. Bullying juga didefinisikan sebagai tindakan agresi yang sengaja dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk melukai orang lain secara berulangkali dimana orang lain tidak dapat membela dirinya sendiri. Tindakan bullying tersebut terjadi antara pelaku yang lebih kuat kepada korban yang lebih lemah secara verbal maupun nonverbal, ataupun secara langsung maupun tidak langsung Olweus, 2012. Menurut Dracic 2009, bullying adalah bentuk kekerasan atau serangan yang bertujuan untuk menyebabkan luka atau penderitaan dan ketidaknyamanan pada orang lain, baik penderitaan fisik maupun emosional. Tindakan bullying dilakukan tanpa memperdulikan tempat terjadinya, keparahan dan durasi. Perilaku ini terjadi berulang kali dalam bentuk yang sama dan adanya hubungan kekuasaan atau kekuatan yang tidak sama antara