Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

cyberbullying yang bersifat tidak langsung dan anonymous tidak bernama menyebabkan pelaku tidak dapat melihat secara langsung reaksi maupun respon dari korban. Hal tersebut dapat membuat pelaku tidak memiliki perasaan bersalah dan empati terhadap korban Kowalski dkk, 2012. Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari beberapa keterbatasan. Peneliti merasa kesulitan dalam membuat item yang terlepas dari pengaruh social desirability sehingga dimungkinkan banyak terjadi faking good pada saat uji coba alat ukur penelitian yang sekaligus digunakan sebagai data penelitian. Hasil uji normalitas diperoleh data penelitian yang tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian kurang dapat digeneralisasikan pada semua remaja. Selain itu, skala pengukuran disebarkan melalui penitipan kepada pihak sekolah. sehingga peneliti tidak dapat mengontrol pemahaman subjek tentang cara pengisian skala. Peneliti juga tidak melakukan wawancara yang lebih mendalam terkait perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh subjek. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisis data statistik menunjukkan perolehan koefisien korelasi sebesar -0,482 dengan nilai signifikansi p sebesar 0,000. Hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara perilaku asertif dan perilaku cyberbullying pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi perilaku asertif maka semakin rendah perilaku cyberbullying. Sebaliknya, semakin rendah perilaku asertif maka semakin tinggi perilaku cyberbullying. Tingkat perilaku asertif subjek tergolong tinggi, sedangkan tingkat perilaku cyberbullying subjek rendah. Perilaku asertif juga memberikan sumbangan sebesar 23,2 terhadap perilaku cyberbullying.

B. Saran

a. Bagi Orangtua

Peranan orangtua dalam mengawasi aktivitas anak ketika berinteraksi mengakses internet merupakan faktor yang cukup berpengaruh pada kecenderungan anak untuk terlibat dalam cyberbullying. Orangtua diharapkan mampu untuk membimbing dan mengarahkan bagaimana menggunakan internet dan media komunikasi elektronik lainnya secara positif. Perkembangan kepribadian anak juga perlu diperhatikan oleh para orangtua. Kepribadian yang baik dan kuat mampu untuk membuat anak menghindari hal-hal negatif.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat membuat item yang lebih baik sehingga dapat meminimalisirkan terjadinya social desirability dalam pengisian skala. Kelompok sampel lain juga dapat digunakan sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada semua remaja. Proses penyebaran skala sebaiknya dilakukan secara langsung antara peneliti dengan subjek. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan kontrol terhadap proses administrasi skala sehingga dugaan faking dapat diminimalkan. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan lebih mendalam dengan jenis penelitian kualitatif terkait perilaku cyberbullying remaja. Penelitian kualitatif dapat membantu peneliti untuk mengkaji secara lebih luas faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan perilaku cyberbullying. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Adams, L. Lenz, E. 1995. Jadilah Diri Anda Sendiri = Be Your Best: Efektivitas Pribadi dalam Hidup dan Hubungan Anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Adiwaluyo, Eko. 2016, Maret 29. Sekitar 93 Orang Indonesia Akses Internet Lewat Smartphone. Diunduh 23 Mei 2016 dari http:marketeers.comarticlesekitar-93-orang-indonesia-akses-internet-lewat- smartphone.html. Alberti, R. E. Emmons, M. L. 1986. Your Perfect Right. California: Impact Publishers. Ali, M. Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Andri. 2014, Januari 22. 2019, Pengguna Smartphone Capai 5,6 Miliar. Diunduh 15 Juni 2016 dari http:www.biskom.web.id201401222019-pengguna- smartphone-capai-56-miliar.bwi. Ang, R.P. Goh, D.H. 2010. Cyberbullying among adolescents: The role of affective and cognitive empathy, and gender. Child Psychiatry Hum Dev, 41, 387 –397. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2014. Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Jakarta: Author. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2012. Profil Pengguna Internet Indonesia 2012. Jakarta: Author. Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Berkowitz, L. 1995. Agresi 1, Sebab dan Akibatnya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bonke, A. O. 2010. Bullying behaviour, its associated factors and psychological effects among secindary student in nigeria. Uluslararası Sosyal Arastırmalar Dergisi The Journal of International Social Research, 3 10, 498-509. Bohang, F. K. 2015, April 10. Facebook Masih Didominasi Remaja, Bukan Orang Tua. Diunduh 16 September 2015 dari http:tekno.kompas.comread2015041013100087Bukti.Facebook.Masih.D idominasi.Remaja.Bukan.Orang.Tua Boyd, D. M. and Ellison, N. B. 2008, Social Networking Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13: 210- 230. Doi: 10.1111j.1083-6101.2007.00393.x Brewer, G. Kerslake, J. 2015. Cyberbullying, self-esteem, empathy and loneliness. Computer in Human Behavior, 48, 255-260. Cawood, D. 1997. Manajer yang Asertif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Chibbaro, J. S. 2007. School Counselors and theCyberbully: Interventions and Implications. ASCA, 11 1, 65-68. Creswell, J. W. 2012. Research Design: Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Dilmac, B. Aydogan, D. 2010. Parental Attitudes as a Predictor of Cyber- Bullying among Primary School Children. International Journal of Social, Behavioral, Educational, Economic, Business and Industrial Engineering, 4 7, 1667-1671. Ditch the Label. 2013. The Annual Cyberbullying Survey. UK: www.DitchtheLabel.org. Dracic, S. 2009. Bullying And Peer Victimization. Material Socio Medica, 21 4, 216-219. Emilia, Leonardi, T. 2013. Hubungan antara Kompetensi Sosial dengan Perilaku Cyberbullying yang Dilakukan oleh Remaja Usia 15-17 tahun. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Eskin, M. 2003. Self-reported Assertiveness in Swedish and Turkish Adolescents: A cross-cultural comparison. Scandinavian Journal of Psychology, 44, 7 – 12. Gottfried, Keren. 2012, Januari 9. One in Ten 12 Parents Online, Around the World Say Their Child Has Been Cyberbullied, 26 Say They Know of a Child Who Has Experienced Same in Their Community. Diunduh 1 Juni 2016 dari http:www.ipsos-na.comnews-pollspressrelease.aspx?id=5462. Guarini A., Passini S., Melotti G. Brighi A. Risk and Protective Factors on Perpetration of Bullying and Cyberbullying [Czynniki chroniące i czynniki ryzyka związane z zaangażowaniem w sprawstwo bullyingu i cyberbullyingu]. Studia Edukacyjne nr 23, 2012, Poznań 2012, pp. 33-55. Adam Mickiewicz University Press. ISBN 978-83-232-2520-1. ISSN 1233- 6688 Hidayat, W. S. 2012, Juni 6. Ponsel Pintar di Indonesia Cuma untuk SMS dan Media Sosial. Diunduh 2 Juni 2016 dari http:tekno.kompas.comread2012060618403922Ponsel.Pintar.di.Indonesi a.Cuma.untuk.SMS.dan.Media.Sosial. Hinduja, S. Patchin, J. W. 2010. Cyberbullying and Self-esteem. Journal of School Health, 80 12, 614-621. Hinduja, S. Patchin, J. W. 2014. Cyberbullying: Identification, Prevention Response. Cyberbullying Research Center www.cyberbullying.us. Klomek, A. B., Sourander, A. Gould, M. S. 2011. Bullying and Suicide. Psychiatric Times, 28 2, 1-6. Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT Eresco. Kowalski, R. M., Limber, S. P. Agatston, P. W. 2012. Cyberbullying: Bullying in The Digital Age. Second Edition. Wiley-Blackwell. Langos, C. 2012. Cyberbullying: The Challenge to Define. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 156, 285-289. Lindfors, P. L., Heino, R. K., Rimpela, A. H. 2012. Cyberbullying among Finish adolescents - a population – based study. BMC Public Health, 12.