3. Tanggung jawab etis, yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi melakukan apa yang benar, wajar, dan adil.
4. Tanggung jawab filantropis, untu meningkatkan kesejahteraan manusia dan berniat baik.
Program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat diungkapkan didalamlaporan baik dalam Annual Report, Sustainibility
Repot, maupun Corporate Social Responsibility Rport.
E. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan suatu variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan CSR oleh suatu perusahaan
Uyar, et al. 2015. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa setiap investor memiliki perspektif yang berbeda terhadap pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan. Struktur kepemilikan perusahaan merupakan komposisi
kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Komposisi kepemilikan saham pada suatu perusahaan dapat terdiri dari kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan kepemilikan publik. Struktur kepemilikan yang akan dianalisis dalam
penelitian ini adalah kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik.
1. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi selain institusi pemerintah atau
lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan investor insititusi lainnya.Investor institusi memiliki sumberdaya yang
lebih besar dibandingkan dengan investor individual.Dibandingkan dengan investor individual, investor institusi memiliki persentase
kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan Fauzi, et al., 2007.Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan
investasinya. Sebagai bagian dalam kepemilikan suatu perusahaan, investor
institusi harus memastikan bahwa perusahaan telah menjalankan bisnisnya dengan baik agar dapat going concerndan dapat menjamin
keamanan investasi mereka.Pengungkapan CSR merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa perusahaan telah menjalankan
bisnisnya dengan baik. Investor institusi dapat mengawasi dan melakukan pengawasan
terhadap kinerja manajemen sehingga dengan dilakukannya pengawasan tersebut dapat menghalangi dilakukannya perilaku
opportunisticoleh manajemen. Jansen dan Meckling 1976 dalam Widiana 2012 mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk
mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemillikan institusional yang berfungsi untuk mengawasi agen. Dengan kata lain
kepemilikan institusional akan mendorong pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajemen.