Kepemilikan Institusional Struktur Kepemilikan

anak perusahaan subsidiary. Menurut IFRS 10, Subsidiary adalahentitas yang dikendaliandikontrol olehentitas lain.

2. Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum.Kepemilikan perusahaan oleh publik mempunyai kekuatan besar dalam perusahaan, karena dapat mempengaruhi perusahaan melalui media massa baik berupa kritikan maupun komentar yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau masyarakat. Legitimacy theory menyatakan bahwa untuk mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat, perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan patuh terhadap hukum, nilai, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Kepemilikan publik dalam suatu perusahaan juga mencerminkan bahwa masyarakat percaya bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mampu bertahan hidup Widiana, 2012. Agar publik dapat menilai baik maupun buruknya suatu perusahaan, maka perusahaan perlu menyediakan informasi bagi publik. Informasi tersebut dapat berupa informasi keuangan maupun informasi non keuangan seperti pengungkapan CSR. Semakin luas informasi yang diungkapkan oleh perusahaan, maka publik semakin dapat menilai perusahaan dan mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Yang dikategorikan kedalam kepemilikan publik adalah saham yang dimiliki oleh masyarakat umum diluar perusahaan yang memiliki kepemilikan 5.Bila diakumulasikan kepemilikan publik dalam suatu perusahaan berkisar 0 - 100.Dalam penelitian ini, kepemilikan publik akan dikategorikan kedalam 3 kategori, yaitu kepemilikan publik 20, kepemilikan publik 20 - 50. Dan kepemilikan publik 50.

F. Tipe industri

Industri terdiri dari dua tipe, yaitu industri low profile dan industri high profile.Industri low profile memiliki karakteristik kurang sensitif terhadap terjadinya kerusakan lingkungan sehingga tidak dituntut untuk memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Menurut Zuhroh dan Sukmawati 2003 yang tergolong dalam industri low profile meliputiconsumer goods, miscellaneous industry, property, real estate, and building construction, dan trade service and investment. Utomo 2000 dalam Anggraini 2011 mendefinisikan industri high profilesebagai industri yang memiliki risiko politik yang tinggi, atau kompensasi yang tinggi.Industri yang dikategorikan sebagai high profilemeliputi industri yang bergerak pada sektor mining, agriculture, basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities, and transportation.Perusahaan dengan tipe industri high profile telah diregulasi oleh beberapa regulasi untuk melaksanakan dan mengungkapkan CSR. Pelaksanaan CSR bagi perusahaan dengan tipe industri high profile diatur dalam 3 regulasi sebagai berikut: 1. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam undang-undang ini perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat. 2. Peraturan mengikat Perseroan Terbatas PT yang operasionalnya terkait Sumber Daya Alam SDA, yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 3. Peraturan Pemerintah PP Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

G. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR

Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi atau lembaga nonpemerintah seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan insititusi lain. Investor institusi memiliki sumberdaya yang lebih besar dibandingkan dengan investor individual.Dibandingkan dengan investor individual, investor institusi memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan Fauzi, et al., 2007.Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan investasinya. Investor institusi tidak hanya peduli pada aspek keuangan perusahaan.Investor institusi juga perlu memperhatikan strategi dan aktifitas dalam suatu perusahaan. Pengungkapan CSR oleh suatu perusahaan merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat going concern. Dengan demikian keamanan investasi akan terjamin ketika perusahaan memiliki strategi yang baik dengan mengungkapkan CSR. Kepemilikan institusional juga dapat mengurangi agency cost dalam mengatasi agency conflict. Investor institusional yang memiliki pengetahuan lebih dibandingkan dengan investor individual dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.Permanasari, 2010. Agar dapat mendapatkan penilaian baik dari para investor institusi, manajemen harus menjalankan tugasnya dengan baik.pengungkapan CSR merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk menunjukan kinerjanya, khususnya kinerja sosial kepada seluruh stakeholder.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 85 100

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure. (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 7 142