Untuk mendapatkan data pelengkap, peneliti juga menambahkan wawancara dengan informan biasa, yaitu masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki usaha
nilam dan individu yang berminat membudidayakan nilam sebanyak 8 orang.
1.7 PENGALAMAN PENELITIAN
Untuk melanjutkan tahap berikutnya yaitu bab 2 dan seterusnya memerlukan data lapangan yang diperoleh melalui informan pangkal, informan kunci dan informan biasa
yang langsung dilakukan di lokasi penelitian yaitu di Desa Tanjung Meriah dan harus ikut turun ke ladang petani nilam. Informan pangkal yang juga petani nilam yang deitemui
dapat menunjukkan informan kunci yang mengetahui dan memahami pokok permasalahan yang sedang diteliti. Setiap petani nilam mempunyai kemungkinan sebagai informan biasa,
asalkan ia memiliki waktu dan kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Informan biasa ini untuk melengkapi data yang sifatnya umum.
Awal mula di minggu pertama peneliti melakukan wawancara adalah dengan salah seorang keluarga peneliti sendiri. Setelah informan bersedia diwawancarai, peneliti pun
tidak mebuang-buang waktu untuk langsung mewawancarainya. Diawal wawancara kami pun tertawa-tawa kecil karena tidak biasa melakukan tanya jawab seperti itu. Butuh waktu
sekitar 5 menit untuk menetralkan suasana. Akhirnya peneliti pun mulai mewawancarainya dan informan pun mulai terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan peneliti. Setelah selesai
mewawancarainya tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada informan tersebut.
Tidak kalah sulitnya dengan awal mula peneliti melakukan wawancara pertama, wawancara selanjutnya kepada informan-informan yang telah peneliti tentukan pun
lumayan sulit. Ketika peneliti datang untuk mewawancarai informan yang lain ada sedikit rasa malu peneliti karena peneliti tidak terlalu sering datang ke rumah beliau sehingga
kedatangan peneliti sedikit terlihat aneh. Peneliti pun mulai meminta kesediaan beliau untuk peneliti wawancarai dan dengan sedikit senyuman beliau bersedia. Terpancar dari
raut muka beliau sebuah kebingungan dan pastilah timbul pertanyaan-pertanyaan didalam kepala beliau sebenarnya untuk apa peneliti mewawancarainya. Untuk menjawab
kebingungan beliau peneliti pun coba menjelaskan maksud wawancara peneliti yaitu untuk skripsi. Akan tetapi walaupun sudah peneliti jelaskan beliau tetap saja bertanya kepada
peneliti. Dan untuk kesekian kalinya peneliti harus menjelaskan kepada beliau maksud
wawancara peneliti. Akhirnya beliau mengerti walaupun tergurat di wajah beliau sedikit kekecewaan karena mungkin dalam pikirannya, beliau mengharapkan wawancara ini
gunanya mendata warga miskin yang akan dipakai pemerintah untuk memberikan bantuan, seperti BLT bantuan langsung tunai yang biasanya beliau terima dari pemerintah.
Ketika pertama kali peneliti bertanya kepada beliau pemahaman tentang pengetahuan dalam membudidayakan nilam beliau masih bingung, mungkin karena
pertanyaan peneliti kurang tepat. Kemudian peneliti langsung bertanya bagaimana cara menanam nilam dari awal hingga panen serta cara perawatan, barulah beliau bisa
menjawab. Setelah beberapa pertanyaan dijawab oleh beliau peneliti merasa puas dengan jawabanya. Beberapa hari penelitian telah berlangsung, namun data yang penulis dapat
belum memuaskan, sehingga di minggu berikutnya penulis harus melakukan wawancara langsung di ladang petani.
Penelitian berikutnya dilakukan dengan informan yang berbeda. Penelitian yang dilakukan itu berlangsung di minggu ke dua. Kebetulan penulis sudah menentukan
beberapa informan yang benar-benar tahu tentang nilam dan memiliki lahan nilam. Di hari ini penulis bertemu dengan pak Sanggup. Kebetulan pak sanggup merupakan informan
kunci yang sudah tahu maksud dan tujuan peneliti. Pada saat itu penulis bersama dengan adek penulis sendiri datang pada jam 8 pagi, supaya kami bisa ikut langsung ke ladang
informan tersebut. pada saat itu kami menemukan pak Sanggup sedang minum kopi di teras rumah. Begitu bertemu kami pun langsung member salam dan kami dipersilahkan
masuk kerumah. Sebelum berangkat keladang kami sempat ditunjukkan beberapa botol nilam yang disimpan di tempat khusus oleh pak Sanggup. Penulis pun langsung mengambil
kamera dan menyimpan fhoto minyak nilam simpanan pak Sanggup. Selain minyak nilam, pak Sanggup juga menunjukkan daun nilam yang sudah siap untuk di suling. Beberapa
menit telah kami habiskan berbincang-bincang tentang minyak dan daun nilam dan semua yang disampaikan oleh pak Sanggup pada saat itu telah terekam dalam memori hanpone
penulis. Wawanvara tentang daun kering dan nilam pun selesai dan kami berankat keladang. Adek peneliti yang selalu setia menemani peneliti pun ikut membuat suasana
diperjalanan menuju ladang semakin asik. Jarak ladang dari perkampungan lumayan jauh. Lebih kurang 30 menit kami menempuh perjalanan akhirnya kami sampai juga di tengah
ladang atau tembak nilam pak Sanggup. Tanpa menyia-nyiakan waktu penulispun langsung mengmbil fhoto lahan yang baru di buka dan siap untuk ditanam, nilam yang baru ditanam,
mulai bercabang sampai nilam yang sudah siap di panen. Sangat banyak sekali data yang penulis dapatkan pada saat itu. Tanpa terasa penulis sudah menghabiskan waktu yang
banyak di ladang tersebut pada hari itu. Karena kelelahan kami pun pamit pulang karena
hari berikutnya penulis sudah berjanji akan kembali lagi ke ladang pak Sanggup tersebut. Sehingga data terlengkapi.
Di minggu berikutnya penulis masih melakukan wawancara dengan para petani, namun dengan informan yang berbeda-beda. Seperti biasa dengan langsung ikut ke ladang
diharapkan setiap aktifitas tidak terlewatkan. Dengan demikian pula pedoman saya dalam menanyakan suatu objek permasalahan adalah apa yang ada di hadapan dengan petanyaan-
pertanyaan apa itu, mengapa begitu, untuk apa itu, kenapa harus seperti itu, siapa dan mengapa ada disitu. Yang paling penting adalah hubungan dan komunikasi langsung
dengan petani nilam secara baik dan sopan, dengan demikian saya dapat diterima pada setiap waktu.
Kebetulan tempat tinggal penulis tidak begitu jauh dengan Desa Tanjung Meriah, jadi penulis tidak perlu menyewa tempat tinggal. akan tetapi harus mengorbankan waktu
adik penulis karena harus mengantar jemput ke lokasi penelitian. Walaupun kadang penulis diantar dengan muka cemberut tapi tetap dijalani.
Pada minggu ketiga, penulis masih aktif melakukan pencarian data langsung di lokasi ladang petani. Hal ini setiap harinya penulis lakukan rata-rata dari pukul 09-15 WIB
berada di ladang petani. Selain melakukan pencarian data di ladang, penulis juga mencari data di tempat penyulingan minyak nilam. penyulingan dilakukan di tempat yang berbeda,
karena para petani tidak memiliki tempat penyulingan “kukusen” masing-masing. Jadi
ketika nilam sudah dikeringkan biasanya mereka menyewa truk untuk mengangkat nilam dari ladang.
Pada minggu ke empat penulis tidak begitu aktif lagi di ladang, karena data-data yang telah terkumpul harus di teliti duu, jika masih kurang biasanya penulis mendatangi
petani di malam hari. Karena pada saat itu lah mereka sudah bisa bersantai dan mereka juga tidak merasa terganggu. Pada minggu terahir juga dilakukan pencarian data skunder
untuk melengkapi data skunder yang telah di dapat sebelumnya. Pencarian data ini dilakukan kepada kepala Desa dan masyarakat yang tingal di daerah tersebut.
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Desa Tanjung Meriah