Latar Belakang Masalah Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tulisan ini mengkaji pengetahuan petani dalam budidaya tanaman nilam di Desa Tanjung Meriah Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat. Pengehtuan petani dalam membudidayakan nilam yang dikaji ini dilihat dari aktifitas- aktifitas petani dalam mengolah nilam. Pengetahuan diperlukan dalam proses pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen, bahkan pengetahuan dalam proses penyulingan daun nilam yang diolah menjadi minyak. Di Indonesia, pemahaman terhadap sistem pengatahuan dan teknologi lokal mulai dibicarakan dalam berbagai seminar, lokakarya, dan diskusi di kalangan ahli ilmu-ilmu sosial dan alam, khususnya antropologi dan sosiologi, biologi, hukum adat, pertanian, kehutanan, kesehatan, dan farmasi. Sejak sepuluh tahun terahir ini, berbagai penelitian dilakukan secara interdisipliner, baik oleh kalangan universitas, LIPI, maupun aktifitas LSM, untuk mengkaji sejauh mana sistem pengetahuan dan teknologi lokal dapat mengelola sumber daya alam dan social relevan guna dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Adimiharja, 1999: 6. Menurut Ezra M. Choesin 1 1 Indonesian journal of social and cultural anthropology “seiring perkembangan jaman dan pelaksanaan program-program pembangunan masyarakat, pemerintah maupun pihak-pihak lain secara aktif memperkenalkan pengetahuan “Barat” atau “ilmiah” kepada kelompok-kelompok masyarakat yang belum pernah mengenalnya. Hal ini telah melahirkan kekhawatiran bahwa pengetahuan baru tersebut akan menghapus dan menggantikan pengetahuan masyarakat lokal, yang selama ini telah menjadi acuan mereka dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di Desa memilih untuk memenuhi hidup dengan bertani. Begitu juga dengan masyarakat Pakpak yang tinggal di Desa Tanjung Meriah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Sebagian masyarakat di daerah ini memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani. Karena desa ini memiliki potensi yang tinggi di sektor pertanian. Bermacam-macam jenis tanaman yang di tanam oleh petani di Desa tersebut, namun yang paling sering di temui seperti tanaman gambir, kopi, padi dan nilam. Seperti yang dituliskan oleh Junita Sianturi di Sopo Panisionan dalam blog seputar Pakpak pada hari kamis, tanggal 05 juli 2012. “Pakpak Bharat adalah salah satu Kabupaten yang memiliki potensi yang sangat tinggi di sektor pertanian. Beragam hasil pertanian ada di daerah tersebut, mulai tanaman pangan, hortikultura, tanaman keras sampai perkebunan. Namun dari beragam komoditas tersebut hanya ada beberapa jenis tanaman yang menjadi andalan dari kabupaten tersebut, yaitu tanaman nilam dan gambir. Kedua tanaman ini untuk ke depan mampu menggenjot pendapatan asli daerah PAD Pakpak Bharat terutama pendapatan petaninya”. Walaupun kedua tanaman ini mampu menggenjot pendapatan masyarakat, penulis lebih tertarik untuk meneliti nilam. Karena menurut peniliti nilam lebih unik dari tanaman gambir. Secara umum nilam merupakan tanaman yang diolah oleh petani melalui penyulingan yang hasilnya berupa minyak. Nilam merupakan bahan baku yang penting untuk industri wewangian, kosmetika. Minyak nilam memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1 sukar tercuci, 2sukar menguap dibandingkan degan minyak atsiri lainya, 3 dapat dicampur dengan minyak eteris lainya. Karena sifat-sifatnya inilah nilam dipakai sebagai fiksatif unsur pengikat untuk industri wewangian. Santoso, Budi : 23. Pada umumnya nilam bagi orang Pakpak disebut dengan dilam 2 Sampai perang Dunia ke II, daerah yang dikenal sebagai penghasil utama nilam di Indonesia adalah Aceh. Di daerah ini, nilam telah banyak dibudidayakan sejak awal abad xx. Walaupun daunya saat itu belum dapat diolah sendiri, tapi tanaman ini telah menjadi barang dagangan yang menarik. Barulah pada 1920 penyulingan minyak nilam dilakukan sendiri oleh petani sendiri. Namun kualitas nilam yang dihasilkan masih rendah, karena sering didapati tercampur minyak nabati dari tanaman lainya. Di samping itu penanamanya yang masih dalam bentuk berpindah-pindah dan tradisional, menyebabkan tanaman ini dituduh sebagai penguras unsur hara tanah. Penanaman yang berpindah- . Tanaman ini mereka kenal sejak kecil yang diperkenalkan oleh orang tua mereka. Biasanya tanaman ini dijadikan sebagai tanaman sampingan selain padi dan kopi. Cara penanaman nilam di daerah ini berbeda-beda, tergantung kondisi tanah yang akan dijadikan tempat nilam ditanam. Menurut salah satu informan penulis yaitu pak Isman Bancin, cara penanam nilam di hutan dan di dekat perkampungan itu berbeda karena di hutan tanahnya masih subur, sedangkan diperkampungan kurang subur atau sudah tandus. 2 Dilam dalam bahasa Indonesia disebut dengan Nilam pindah ini disebkan masih adanya anggapan yang keliru bahwa produksi nilam akan menurun apabila ditanam lebih dari satu kali pada areal yang sama. Padahal menurut beberapa hasil penelitian di Aceh menunjukkan bahwa tanaman nilam dapat memberi hasil yang memuaskan apabila ditanam di areal yang sama selama tiga tahun berturut- turut dengan memperhatikan sistem rotasi, pemupukan, dan pengapuran. Sudaryani, Titik dan endang sugiharti, 1999: 2 Kini budidaya bercocok tanam nilam sudah menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia termasuk juga menyebar di Pakpak. Sehingga pada saat ini sebagian masyarakat Pakpak membudidayakan tanaman tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, suku Pakpak banyak mengalami perkembangan. Sebagai contoh pada tahun 2009 minyak nilam di Kabupaten Pakpak Bharat mencapai harga tertinggi pada kisaran Rp 850.000 per kilogram kg. Berdasarkan data stastistik Pakpak Bharat 2009 produksi minyak nilam Kabupaten Pakpak Bharat : adalah 8,14 ton, dengan luas areal 195 ha Pakpak Bharat dalam Prospek tanaman nilam kian hari semakin memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Dengan perubahan zaman juga mengakibatkan pengetahuan semakin berubah, yang didukung oleh canggihnya alat media cetak dan alat elektonik yang membantu masyarakat untuk mengakses sebuah informasi dan pengetahuan yang baru dengan mudah dan cepat. Tidak hanya di kota saja bahkan masyarakat desa juga sudah bisa menggunakan alat elektronik untuk mencari pengetahuan baru yang bisa menambah wawasan, sehingga dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dari alat elektonik maupun media massa maka lambat laun mereka akan melupakan cara lama yang mereka miliki sejak kecil. Alat yang biasa digunakan oleh petani untuk mencari sebuah informasi yaitu hanpone yang bisa membuka internet, biasanya mereka mencari tahu tentang cara penanaman yang simpel yang lebih mudah tapi menghasilkan minyak yang banyak dan bagus dan pupuk yang cocok digunakan untuk tanah yang tandus dan yang lainya, juga cara mengatasi hama ulat yang sering memakan daun nilam. Hal ini dituturkan oleh salah satu informan penulis bernama Isman Bancin 34tahun. Ia menyatakan bahwa dengan kehadiran alat kmunikasi berupa hanpone yang kebetulan bisa membuka internet membuatnya semakin mudah mendapatkan informasi yang dia inginkan sehingga dapat menyempurnakan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang dimiliki oleh petani untuk mengolah nilam memang bermacam-macam, namun tujuanya hanya satu yaitu demi mendapatkan hasil yang sempurna dan mendapatkan minyak yang banyak. Seperti yang diutarakan oleh pak Isman, menurut dia di Pakpak daun nilam dipetik dari batangnya kemudian tangkainya dibuang, sedangkan di tanah Karo nilam dicincang tanpa membuang batangnya. Dengan melihat hal tersebut jelas terlihat bahwa kebudayaan suatu masyarakat itu memang berbeda-beda. Menjadi seorang petani, ada dua hal yang bisa membuat petani kalah dalam melakukan suatu tindakan yaitu, petani memiliki lahan namun tidak memiliki pengetahuan, dan yang kedua petani memiliki pengetahuan namun tidak memiliki lahan, hal inilah yang sering dialami oleh petani. Dalam sejarah peradapan manusia selalu termuat upaya manusia yang tidak ada habis-habisnya untuk meraih kebebasan dan kemerdekaanya. Sejak awal, manusia petani senatiasa kalah. Kekalahan yang pertama datang dari alam. Ini sesuatu yang sangat ironis bila mengingat pada awalnya kultur bercocok tanam lahir berkat anugrah kekayaan alam. Tetapi ini dapat dipahami apabila karena ketergantungan petani pada alam sebenarnya menciptakan ancaman di dalam dirinya sendiri. Sementara kekalahan kedua yang menimpa petani adalah dengan terbentuknya masyarakat dan lembaga beserta system kekuasaan dan politik yang ada di dalamnya” Suetomo, 1997: 4. Dari paparan latar belakang tersebt, maka penulis melakukan penelitian di Desa Tanjung Meriah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Alasan pmilihan lokasi penelitian di desa tersebut dilatarbelakangi beberapa alasan sebagai berikut: pertama lokasi yang penulis pilih tidah jauh dari tempat tinggal penulis. Kedua di desa ini masih banyak yang membudidayakan nilam. Ketiga penulis ingin tahu pengetahuan petani dalam membudidayakan nilam di desa tersebut.

1.2 Tinjauan Pustaka

Dokumen yang terkait

Sistem Usahatani dan Pemasaran Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat(Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu TAli Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat)

5 53 131

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan)

0 42 84

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

5 48 101

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PN-PM) UNTUK PEMBANGUNAN DESA MBINALUN KEC. SITELLU TALI URANG JEHE KAB. PAKPAK BHARAT.

0 2 21

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 4

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 19

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21