3.  Tuntutan Pidana
Tuntutan  yang  diajukan  Jaksa  Penuntut  Umum  dalam  Perkara  ini tertanggal 27 Januari 2014 adalah sebagai berikut:
127
a Menyatakan  Terdakwa  Ir.  FAHMI  RIZAL  LUBIS  secara  sah  dan
meyakinkan  bersalah  melakukan  Tindak  Pidana  Korupsi  sebagaimana  diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 2 Ayat 1 Jo. pasal 18 Undang-undang No.
31  Tahun  1999  sebagaimana  telah  diubah  dan  ditambah  dengan  Undang- undang No. 20 Tahun 2001 sebagaimana dalam Dakwaan Primair;
b Menjatuhkan  pidana  terhadap  Terdakwa  Ir.  FAHMI  RIZAL  LUBIS  berupa
Pidana  Penjara  selama  9sembilan  tahun  dikurangi  selama  terdakwa  berada dalamtahanan  sementara  dengan  perintah  agar  terdakwa  tetap  ditahan,  dan
ditambah  dengan  denda  sebesar  Rp.  700.000.000,-  tujuh  ratus  juta  rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan.
c Menyatakan barang bukti berupa : Bukti Nomor 1 sd Nomor 70 Diserahkan
kepada Kejaksaan Negeri  Medan untuk dijadikan  barang buktidalam  perkara lain.
d Menetapkan  agar  terdakwa  membayar  biaya  perkara  sebesar  Rp.  5.000,-
limaribu rupiah.
4.  Pertimbangan Hakim
Hakim yang mengadili perkara ini dalam putusannya mempertimbangkan yang pokoknya menerangkan sebagai berikut:
128
127
Berdasarkan  tuntutan  Jaksa  Penuntut  Umum  dalam  putusan  perkara  pidana  nomor 94Pid.Sus.K2013PN.Mdn
128
Berdasarkan  pertimbangan  hakim  dalam menjatuhkan  putusan  nomor
19Pid.Sus.K2014PT-Mdn
Universitas Sumatera Utara
Majelis  Hakim  dalam    pertimbangannya  melihat  apakah  perbuatan  para terdakwa  sebagaimana  yang  mereka  terangkan  dipersidangan  telah  memenuhi
unsur-unsur  delik dari  Pasal-Pasal  yang di dakwakan.  Untuk menentukan apakah para  terdakwa  dapat  dinyatakan  terbukti  secara  sah  dan  meyakinkan  bersalah
melakukan tindak pidana sebagai mana didakwakan Jaksa Penuntut Umum dalam suarat  dakwaan  tersebut  terlebih  dahulu  dipertimbangkan  tentang  tindak  pidana
yang menjadi dasar dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Selanjutnya  Hakim  mempertimbangkan  keterangan  saksi-saksi  yang
dihadirkan  oleh  Jaksa  Penuntut  Umum  di  Persidangan  guna  membuktikan  dalil- dalil  dalam  dakwaannya.  Adapun  saksi  yang  dihadirkan  adalah  Efendi  Butar-
Butar yang merupakan pegawai  PT. PLN Persero Pembangkit Sumbagut. Saksi memberikan  kesaksian  bahwa  dia  mengenal  Ir.  Fahmi  Rizal  Lubis  sebagai
manager produksi di PT. PLN Persero KITSBU. Selanjutnya saksi Efendi Butar- Butar  membenarkan  bahwa  adanya  pengadaan  Flame  Tube  PLTGU  GT.  12
Belawan  dan  saksi  menjabat  sebagai  anggota  dalam  panitia  pengadaan barangjasa.
Hakim  juga  mempertimbangkan  keterangan  saksi  Zainal  Arifin  yang merupakan  supervisor  kesejahteraan  pegawai  bagian  administrasi  SDM  yang
diangkat pada tahun 2007. Beliau membenarkan bahwa adanya pengadaan barang Flame  Tube  PLTGU  GT  12  dan  diangkat  sebagai  Anggita  Tim  Pemeriksa
MutuBarang  berdasarkan  Surat  Keputusan  General  Manager.  Saksi  melakukan pemeriksaan  barang  pada  tanggal  19  Desember  2007  bertempat  di  Belawan,
bersama  regu  pemeliharaan  PLTGU  dan  hasil  pemeriksaan  secara  visual  kondisi
Universitas Sumatera Utara
baik  dan  tidak  cacat  serta  dilengkapi  sertifikat  keaslian  barang.  Saksi  tidak menetahui bahwa adanya perbedaan design barang. Saksi juga menyatakan bahwa
penandatanganan  Berita  Acara  Penerimaan  Barang  tidak  ditanggal  19  Desember 2007 melainkan setelah tanggal tersebut, dan saksi tidak ingat tanggal tepatnya.
Selanjutnya  hakim  juga  mempertimbangkan  keterangan  saksi  ahli  yang dihadirkan  di  persidangan  guna  memberikan  penerangan  dalam  proses
pemeriksaan  untuk  memperoleh  keyakinan  hakim  dalam  memutus  perkara  ini. Adapun  saksi  yang  diharikan  adalah  saksi  ahli  Ahli  Rugito  Yohanesyang
menyatakan  bahwa  Flame  Tube  adalah  bagian  dari  main  equipment  gas  turbin yang berfungsi  sebagai ruang percampuran antara udara  yang bertekenan  dengan
bahan  bakar  gas  untuk  proses  pembakaran,  berdasarkan  pemeriksaan  Ahli  di lapangan  ditemukan  gambar  Flame  Tube  yang  di  dalam  kontrak  tidak  sama
dengan Flame Tube yang baru. Selanjutnya  keterangan  saksi  ahli  Hari  Yurismono  yang  menyatakan
bahwa  ahli  menemukan  adanya  perbedaan  posisi  brick  holder  pada  flame  tube yang baru terletak ditenganh sedangkan brick holder pada flame tube lama terletak
di  bawah.  Ahli  juga  melihat  keadaan  flame  tube  yang  baru  tidak  dalam  keadaan komplit  yaitu  ahli  menemukan  adanya  part  dari  flame  tube  lama  yang
dipasangkan  pada  flame  tube  baru  dan  ahli  juga  menegaskan  bahw  flamee  tube tidak  dapat  dilakukan  modifikasi  seperti  yang  dijelaskan  ahli  sebelumnya.
Sehingga  meyebabkan  garansi  yang  diberikan  oleh  pihak  Siemens  menjadi  tidak berlaku lagi.
Universitas Sumatera Utara
Majelis  Hakim  mempertimbangkan  Dakwaan  Subsidair,  yaitu  Terdakwa telah  didakwa  melanggar  Pasal  3  jo  Pasal  18  Undang-Undang  RI  Nomor  :  31
Tahun  1999  tentang  Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi  sebagaimana  telah diubah  dengan  Undang-Undang  RI  Nomor  :  20  Tahun  2001  tentang  Perubahan
atas  Undang-Undang  RI Nomor  : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan  Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Maksud  dari  menyalahgunakan  kewenangan,  kesempatan  atau  sarana yang  ada  padanya  karena  jabatan  atau  kedudukan  ditafsirkan  kewenangan  yang
ada  pada  diri  terdakwa  tidak  digunakan  sesuai  dengan  tugas  dan  kewenangan yang  telah  ditetapkan  didalam  ketentuan  peraturan  perundangundangan  maupun
didalam ketentuan peraturan lainnya. Berdasarkan  bukti  surat  berupa  Berita  Acara  Pembongkaran  GT
12tertanggal  14  Oktober  2012,  yang  dibuat  PT.  PLN  Persero  KITSBU SektorPembangkitan  Belawan  diperoleh  fakta  hukum  bahwa  flame  tube  DG
10530GT  12  mengalami  kerusakan  berat  dan  tidak  dapat  dioperasikan  sejak tanggal12 Oktober 2012.
Laporan  Hasil  Audit  dalam  rangka  Penghitungan  Kerugian  Keuangan Negara  atas  Kasus  Dugaan  Tindak  Pidana  Korupsi  Dalam  Pengadaan  Flame
Turbine pada Pekerjaan Life Time Extention LTE Major Overhouls Gas Turbine GT.12  di  PT.  PLN  PERSERO  Pembangkitan  Sumatera  Bagian  Utara  Sektor
Pembangkitan  Belawan  Tahun  2007,  2008  dan  2009,  yang  dibuat  oleh  Badan Pengawasan  Keuangan  dan  Pembangunan  BPKP  Deputi  Bidang  Investigasi
Nomor  :  SR-610    D6    02    2013,  tanggal  27  Agustus  2013,  ditemukan  adanya
Universitas Sumatera Utara
penyimpangan  yang  menimbulkan  kerugian  keuangan  negara  sebesar  Rp. 23.616.001.500,-  dua  puluh  tiga  miliar  enam  ratus  enam  belas  juta  seribu  lima
ratus rupiah. Pemeriksaan  saksi-saksi,  barang  bukti,  keterangan  ahli,  pemeriksaan
sidang  lapangan  dan  dihubungkan  dengan  keterangan  terdakwa,  Majelis  Hakim tidak sependapat dengan Penuntut Umum dan ahli Joko Supriyanto, Ak.CFrA dari
BPKP  Pusat  yang  menyatakan  kerugian  keuangan  negara  dalam  perkara  ini sebesar  Rp.  23.616.001.500,-  dua  puluh  tiga  miliar  enam  ratus  enam  belas  juta
seribu  lima  ratus  rupiah,  dengan  pertimbangan  bahwa  faktanya  hanya  1  satu unit  flame  tube  yang  mengalami  kerusakan  sedangkan  1  satu  unit  flame  tube
masih  bagus  dan  bisa  dioperasikan,  oleh  karenanya  kerugian  keuangan  negara dalam  perkara  ini  adalah  1  satu  unit  flame  tube  dengan  harga  sebesar  Rp.
11.808.000.750,- sebelas  miliar  delapan ratusdelapan juta tujuh ratus  lima puluh rupiah.
Uraian  dan  fakta  hukum  tersebut  diatas,  ternyata  kerusakan  salah  satu flame  tube  juga  mengakibatkan  rusaknya  Hot  Gas  Casing  dan  Gas  Turbine
sehingga  diperlukan  biaya  untuk  memperbaikinya  dan  biaya  yang  akan dipergunakan  untuk  memperbaiki  rusaknyaHot  Gas  Casing  dan  Gas  Turbine
adalah  dikatagorikan  sebagai  kerugian  negara,  akan  tetapi  dalam  perkara  Aquo Penuntut  Umum  maupun  ahli  tidak  dapat  melakukan  perincian  mengenai  biaya
yang  harus  dikeluarkan  PT.  PLN  Persero  untuk  memperbaiki  dan  atau mengganti  kerusakan  tersebut,  oleh  karenanya  Majelis  Hakim  tidak  dapat
Universitas Sumatera Utara
menentukan  berapa  besar  kerugian  negara  untuk  biaya  perbaikan  dan ataumengganti Hot Gas Casing dan Gas Turbine.
Seluruh  rangkaian  fakta-fakta  hukum  tersebut  diatas,  maka  perbuatan terdakwa  tidaklah  dilakukan  secara  berdiri-sendiri  dalam  mewujudkan
perbuatannya,  akan  tetapi  secara  bersama-sama  dan  ada  kesepakatan  antara terdakwa  dengan  Ir.  Albert  Pangaribuan,  Edward  Silitonga,  Ermawan  Arif
Budiman,  Ferdinand  Ritonga,  Lando  Hutabarat  yang  mewakili  CV.  Sri Makmur,Christoph  S.M.Silalahi  dan Petrus  Suhartono  selaku yang mewakili  PT.
Siemens, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa ketentuan Pasal 55 ayat 1 ke-1KUHP telah terbukti dan telah terpenuhi. Sehingga semua unsur dari
pasal  yang  didakwakan  dalam  Dakwaan  Subsidair  telah  terpenuhi  dan  Majelis Hakim  berkeyakinan  bahwa  tindak  pidana  sebagaimana  didakwakan  dalam
Dakwaan  Subsidair  telah  terbukti,  maka  Terdakwa  harus  dinyatakan  terbukti secara  sah  dan  meyakinkan  bersalah  melakukan  tindak  pidana  yang  didakwakan
dalam Dakwaan Subsidair tersebut. Berdasarkan  pertimbangan-pertimbangan  tersebut  di  atas,  oleh  karena
perbuatan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan, Terdakwa mampu bertanggungjawab  serta  tidak  terdapat  adanya  alasan  pemaaf  yang  dapat
meniadakan  kesalahan  maupun  alasan  pembenar  yang  dapat  menghapuskan  sifat melawan hukum dari perbuatan tersebut, maka dengan mengingat ketentuan Pasal
3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang  Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi  sebagaimana  telah  diubah  dengan  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun
2001  tentang  Perubahan  atas  Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentang
Universitas Sumatera Utara
Pemberantasan  Tindak  Pidana  Korupsi,  Terdakwa  haruslah  dijatuhi  pidana penjara  dan  denda.Dalam  perkara  Tindak  Pidana  Korupsi  sifat  Penghukuman
secara “double track system”, terhadap Terdakwa  selain  dijatuhi  Pidana  Penjara turut  pula  dijatuhi  pidana  denda  yang  besarnya  akan  ditentukan  dalam  amar
putusan Pengadilan Negeri Medan. Berdasarkan  pertimbangan-pertimbangan  tersebut  diatas,  oleh  karena
perbuatan Terdakwa telah terbukti secara  sah  dan  meyakinkan,Terdakwa  mampu bertanggungjawab  serta  tidak  terdapat  adanya  alasan  pemaaf  yang  dapat
meniadakan  kesalahan  maupun  alasan  pembenar  yang  dapatmenghapuskan  sifat melawan hukum dari perbuatan tersebut, maka denganmengingat ketentuan Pasal
3  Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentangPemberantasan  Tindak  Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang  Perubahan  atas  Undang-Undang  Nomor  31  Tahun  1999  tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Terdakwaharuslah dijatuhi pidana penjara
dan denda.
5.  Amar Putusan