Tindak Pidana Korupsi Tinjauan Kepustakaan 1. Tindak Pidana

itu telah dilakukan maka barulah melihat pada orangnya jika ia memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab sehingga perbuatan tersebut dapat dipersalahkan kepadanya dan dapat dijatuhi pidana. Menurut Moeljatno yang merupakan salah satu ahli yang menganut pandangan dualistis mengemukakan unsur-unsur tindak pidana yaitu perbuatan manusia, memenuhi rumusan dalam undang-undang formil, bersifat melawan hukum syarat materiil. 10 Simons yang merupakan salah satu ahli penganut pandangan monistis merumuskan tindak pidana merupakan suatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya, yang dinyatakan sebagai dapat dihukum.ia juga mengemukakan beberapa unsur-unsur dari tindak pidana tersebut yaituperbuatan manusia, diancam dengan pidana, melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan, dan oleh orang yang bertanggung jawab. 11 Aliran monistis ini memandang bahwa unsur-unsur mengenai diri orangnya tidak dapat dipisahkan dengan unsur mengenai perbuatan. Semua menjadi satu unsur tindak pidana.

2. Tindak Pidana Korupsi

Defenisi korupsi menurut Hery Campbell Black 1991 adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hal-hak dari pihak secara salah menggunakan jabatannya dan 10 Moeljatno, Perbuatan Pidana Dan Pertanggungjawaban Dalam Hukum Pidana, Bina Aksara, Yogyakarta, 1983, halaman 55 11 http:aurockefeller.blogspot.com201204pandangan-monistis-da-dualistis- hukum.html Diakses pada tanggal 21 Januari 2015 Pukul 23.50 Wib Universitas Sumatera Utara karekternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajiban dan hak-hak dari pihak-pihak lain. 12 Menurut Syamsul Anwar, definisi korupsi adalah penyalahgunaan dalam kepentingan pribadi. Ia berpendapat bahwa masyarakat pada umumnya melihat korupsi sebagai serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum untuk mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain serta penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi. 13 Korupsi merupakan penyimpangan atau perusakan intergritas dalam pelaksanaan tugas-tugas publik dengan penyuapan atau balas jasa sesuai dengan definisi korupsi yang termuat dalam kamus lengkap Oxford The Oxford Unabridged Dictionary. Serta penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi The abuse of public office for private gain yang merupakan pengertian ringkas korupsi dalam World Bank. 14 Secara umum tindak pidana korupsi diatur dalam undang-undang No 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang No 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi selanjutnya disebut UU PTPK. Selain itu, hukum acara dalam menangani tindak pidana korupsi tunduk pada kitab Undang-Undang Hukum acara pidana KUHAP dan penyimpangannya yang diatur secara khusus dalam UU PTPK. 15 12 Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, halaman 137 13 http:www.kajianpustaka.com201308pengertian-model-bentuk-jenis-korupsi.html diakses 15 Desember 2014 pukul 15.59 Wib 14 Ibid, halaman 2 15 Firman wijaya,peradilan korupsi teori dan praktik,Penaku bekerja sama dengan Maharini Press, Jakarta,2008,halaman 2 Universitas Sumatera Utara UU PTPK tidak memuat secara langsung pengertian mengenai tindak pidana korupsi. Akan tetapi, dengan melihat kategori tindak pidana korupsi sebagai delik formil, maka pasal 2 dan pasal 3 UU PTPK mengatur secara tegas mengenai unsur-unsur pidana dari tindak pidana korupsi tersebut. Pasal 2 UU PTPK, menyatakan sebagai berikut : “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara...” Selanjutnya dalam pasal 3 UU PTPK, menyatakan : “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara...” Definisi yuridis yang termuat diatas merupakan batasan formal yang ditetapkan oleh badan atau lembaga formal yang memiliki wewenang untuk itu disuatu negara. Oleh karena itu, batas-batas tindak pidana korupsi sangat sulit dirumuskan dan tergantung pada kebiasaan dan undang-undang domestik suatu negara. 16

3. Pengadaan Barang dan Jasa

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

2 48 143

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Kewenangan Jaksa Pengacara Negara Dalam Gugatan Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi Yang Terdakwanya Meninggal Dunia (Studi Putusan No. Reg 02/Pdt. G/2010/PN.DPK)

0 55 105

Kewenangan Bpkp Dan Kejaksaan Dalam Penentuan Unsur Kerugian Keuangan Negara Terhadap Tindak Pidana Korupsi

0 78 186

Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Sebagai Salah Satu Faktor Yang Meringankan Hukuman Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 40 121

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

0 0 29