Dakwaan Tuntutan Pidana Posisi Kasus 1. Kronologis Perkara

2. Dakwaan

Proses berjalannya persidangan kasus ini Jaksa penuntut umum mendakwa terdakwa pada perkara tindak pidana korupsi ini pada proses di Pengadilan Negeri Medan sebagai berikut: 126 Primair : Atas perbuatan Terdakwa sesuai dengan kronologis diatas maka Terdakwa diancam pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Subsidiair : Atas perbuatan Terdakwa sesuai dengan krnologis diatas maka telah melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 Jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Lebih Subsidiair: Atas perbuatan Terdakwa sesuai dengan krnologis diatas maka telah melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 9 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 126 Berdasarkan Dakwaan dalam Putusan Perkara Pidana Nomor 94Pid.Sus.K2014PN. Mdn Universitas Sumatera Utara

3. Tuntutan Pidana

Tuntutan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam Perkara ini tertanggal 27 Januari 2014 adalah sebagai berikut: 127 a Menyatakan Terdakwa Ir. FAHMI RIZAL LUBIS secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 2 Ayat 1 Jo. pasal 18 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang- undang No. 20 Tahun 2001 sebagaimana dalam Dakwaan Primair; b Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ir. FAHMI RIZAL LUBIS berupa Pidana Penjara selama 9sembilan tahun dikurangi selama terdakwa berada dalamtahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan, dan ditambah dengan denda sebesar Rp. 700.000.000,- tujuh ratus juta rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan. c Menyatakan barang bukti berupa : Bukti Nomor 1 sd Nomor 70 Diserahkan kepada Kejaksaan Negeri Medan untuk dijadikan barang buktidalam perkara lain. d Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- limaribu rupiah.

4. Pertimbangan Hakim

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

2 48 143

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Kewenangan Jaksa Pengacara Negara Dalam Gugatan Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi Yang Terdakwanya Meninggal Dunia (Studi Putusan No. Reg 02/Pdt. G/2010/PN.DPK)

0 55 105

Kewenangan Bpkp Dan Kejaksaan Dalam Penentuan Unsur Kerugian Keuangan Negara Terhadap Tindak Pidana Korupsi

0 78 186

Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Sebagai Salah Satu Faktor Yang Meringankan Hukuman Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 40 121

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

0 0 29