Amar Putusan Posisi Kasus 1. Kronologis Perkara

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Terdakwa haruslah dijatuhi pidana penjara dan denda.Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi sifat Penghukuman secara “double track system”, terhadap Terdakwa selain dijatuhi Pidana Penjara turut pula dijatuhi pidana denda yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan Pengadilan Negeri Medan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, oleh karena perbuatan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan,Terdakwa mampu bertanggungjawab serta tidak terdapat adanya alasan pemaaf yang dapat meniadakan kesalahan maupun alasan pembenar yang dapatmenghapuskan sifat melawan hukum dari perbuatan tersebut, maka denganmengingat ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Terdakwaharuslah dijatuhi pidana penjara dan denda.

5. Amar Putusan

129 a. Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor Regiter 94Pid.Sus.K2013PN.Mdn tertanggal 10 Maret 2013 yang amar putusannya sebagai berikut: 1 Menyatakan Terdakwa Ir. FAHMI RIZAL LUBIS, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Primair ; 129 Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 94Pid.Sus.K2013PN-MDN Universitas Sumatera Utara 2 Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari Dakwaan Primair ; 3 Menyatakan Terdakwa Ir. FAHMI RIZAL LUBIS, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana”Korupsi “ secara bersama-sama ; 4 Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 9 sembilan tahun dan pidana denda sebesar Rp. 700.000.000,- tujuh ratus juta rupiah, dengan ketentuan jika denda tersebut tidak dibayar harus diganti dengan hukuman kurungan selama 6enambulan ; 5 Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 6 Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 7 Memerintahkan barang bukti 1 sampai dengan 70 Diserahkan kepada Kejaksaan Negeri Medan untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain. 8 Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,- lima ribu rupiah. 6. Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Medan Majelis Hakim tingkat banding telah mempertimbangkan bahwa permohonan banding yang diajukanoleh Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum Terdakwa diajukan dalamtenggang waktu dan dengan tata cara serta telah memenuhi syarat-syaratyang telah ditetapkan oleh undang-undang, maka permohonan bandingtersebut secara formal dapat diterima. Universitas Sumatera Utara Majelis Hakim Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan mempelajarisecara seksama berkas perkara dan semua surat-surat yang berhubungan denganperkara ini, berikut Putusan Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi padaPengadilan Negeri Medan tanggal 10 Maret 2014, Nomor : 94Pid.Sus.K2013PN.Mdn, Memori Banding Penasehat Hukum terdakwa tertanggal 10 April 2014,Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dan dapat menerima alasan-alasandan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama tentang telah terbuktinyadakwaan Jaksa Penuntut Umum seperti yang dipertimbangkan Majelis HakimTingkat Pertama dalam putusannya, karena alasan dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut dipandang sudah tepat, benar dan cukup beralasan menurut hukum dan keyakinan, maka Majelis Hakim Tingkat Bandingmengambil alih alasan dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama. Tindak pidana korupsi saat ini dipandang sebagai extraordinary crime, yang oleh karenanya penanggulangannya tidak lagi ditempuh dengan cara-cara yang konvensional. Karena secara kasuistis dampak dari tindak pidana kurupsi itu amat luas, tidak saja merugikan dan mengusik rasa keadilan masyarakat. Lebih bahayanya lagi apabila tindak pidana korupsi dilakukan di suatu negara yang sedang dilanda oleh krisis ekonomi. John Lewis mengatakan bahwa korupsi digolongkan sebagai perbuatan yang amoral karena telah melukai perasaan masyarakat. Oleh karena itu, semangat untuk memberantas tindak pidana korupsi yang di lakukan oleh pemerintah saat ini harus didukung oleh semua pihak dan Universitas Sumatera Utara khususnya oleh para penegak hukum, akan tetapi hendaknya semagat itu jangan sampai mencederai Majelis Hakim Pengadilan tinggi mempertimbangkan Keterangan Ahli Rubiyanto dipersidangan yang mengatakan bahwa Flame Tube yang baru tidak sesuai spesifikasinya dengan Flame Tube yang lama, sehingga pada saat pelaksanaan LTE banyak perubahan dan penambahan bagian peralatan yang diambil dari Flame Tube yang lama. Seharusnya pada waktu pengadaan Flame Tube haruslah Pengadaan Flame Tube Set dan Komplit. hal ini bersesuaian juga dengan keterangan Ahli Hari Yurismono yang mengatakan bahwa Ahli melihat ada perbedaan Flame Tube yang diadakan oleh CV Sri Makmur dengan Gambar Detail material dalam lampiran kontrak. Menurut Ahli Hari Yurismono, jika Flame Tube yang baru dalam keadaan set dan komplit, maka barang tersebut bisa langsung dipasang, namun karena Flame Tube yang baru dalan keadaan tidak set dan komplit, maka tidak bisa dipasang secara langsung, tetapi harus dimodifikasi. Terdapat garansi terhadap Flame Tube selama 1 satu tahun, akan tetapi Flame Tube sudah di modifikasi, maka garansi sudah pasti tidak ada lagi. Seharusnya Flame Tube yang baru tidak boleh dimodifikasi. Tidak ada statemen dari pabrikan atau izin dari PT Siemens untuk Flame Tube di modifikasi. Menurut Ahli posisi brick holder dari Flame Tube yang baru terlalu rendah menyebabkan mudah terpapar api. Setelah beroperasi 32.244 jam brick holder pada salah satu sisi rusak dan 25 buah keramik tahan panas terlepas dari Flame Tube dan terbawa panas menuju turbin dan menghantam sudu sudu turbin sehingga terjadi getaran tinggi diatas batas, system kontrol turbin menshutdown system GT dan GT tidak Universitas Sumatera Utara dapat beroperasi lagi TRIP. Kerusakan pada Flame Tube juga mengakibatkan kerusakan pada sudu sudu turbin statis dan sudu sudu turbin dinamis dan dari temuan Ahli Hari Yurismono, bahwa Ahli menemukan ada benda asing atau ada benda material Flame Tube yang masuk ke turbin, sehingga mengakibatkan Flame Tube rusak. Berdasarkan uraian tersebut diatas, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan majelis hakim tingkat pertama yang menyatakan jumlah kerugian Negara hanya sebesar Rp11.808.000.750,- sebelas milyar delapan ratus delapan juta tujuh ratus lima puluh rupiah dengan alasan bahwa flame tube yang rusak hanya 1satu yaitu flame tube pada sisi B sedangkan flame tube pada sisi A tidak mengalami kerusakan dan lebih sependapat dengan Memori Banding Jaksa Penuntut Umum menyatakan kerugian Negara dalam perkara incasu sebesar Rp 23.616.001.500,- dua puluh tiga milyar enam ratus enam belas juta seribu lima ratus rupiah dengan pertimbangan sesuai dengan fakta yang terungkap dipersidangan berdasarkan keterangan saksi ahli Rugito Yohanes, Rubiyanto, Hari Yurismono, Toorsilo Hartadi, dan Cahyadi menyatakan bahwa secara pabrikasi yang dimaksud set complete dari flame tube terdiri dari 2 dua unit yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan penjualan flame tube yang merupakan salah satu sparepart PLTGU Gas Turbin 1.2 merk Siemens tidak dapat dilakukan secara terpisah melainkan harus secara set complete 2dua unit dan perhitungan kerugian Negara dan hal ini juga bersesuaian dengan keterangan Ahli Joko Supriyanto. Ak.CFrA adalah berdasarkan Perjanjian Kontrak No. 120 Pj61 KITSBU2007 tanggal 7 Juni 2007, dimana barang yang diserahkan oleh Universitas Sumatera Utara CV Sri Makmur tidak sesuai dengan spesifikasinya dalam kontrak dan seharusnya barang berupa Flame Tube GT 1.2 tersebut haruslah ditolak. Hal ini bersesuaian dengan Hasil Audit Perhitungan KerugianNegara oleh BPKP Deputi Bidang Investasi No. SR-610D6022013 tanggal Agustus 2013 yang menyatakan kerugian Negara sejumlah Rp 23.616.001.500,- dua puluh tiga milyar enam ratus enam belas juta seribu lima ratus rupiah. Dengan demikan jumlah kerugian keuangan negara menurut Majelis Hakim Tingkat Banding adalah sebesar Rp. 23.616.001.500,- dua puluh tiga milyar enam ratus enam belas juta seribu lima ratus rupiah.

9. Amar Putusan Pengadilan Tinggi

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

2 48 143

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Kewenangan Jaksa Pengacara Negara Dalam Gugatan Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi Yang Terdakwanya Meninggal Dunia (Studi Putusan No. Reg 02/Pdt. G/2010/PN.DPK)

0 55 105

Kewenangan Bpkp Dan Kejaksaan Dalam Penentuan Unsur Kerugian Keuangan Negara Terhadap Tindak Pidana Korupsi

0 78 186

Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Sebagai Salah Satu Faktor Yang Meringankan Hukuman Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 40 121

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

0 0 29