Latar Belakang Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindak pidana korupsi telah dianggap sebagai suatu perkara “seriousness crime”, kejahatan serius yang sangat mengganggu hak ekonomi dan hak sosial masyarakat dan negara dalam skala yang besar, sehingga penanganannya harus dilakukan dengan cara “extra ordinary treatment” serta pembuktiannya membutuhkan langkah-langkah yang serius, professional dan independen. 1 Korupsi dalam praktik pelaksanaannya sangat erat kaitannya dengan keuangan negara. Keuangan negara dalam arti luas meliputi APBN, APBD, keuangan negara pada Perjam, Perum, Perkebunan Nusantara, dan sebagainya. 2 Korupsi adalah bagian dari aktivitas-aktivitas buruk yang menjauhkan negara ini dari pemerintah yang bersih, jujur dan jauh dari rasa keadilan. Dengan kata lain, korupsi telah menggoyahkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi juga selalu mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan tindak pidana lainnya di berbagai belahan dunia. Fenomena ini dapat dimaklumi mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya dapat menyentuh berbagai bidang kehidupan. Korupsi merupakan masalah serius, tindak pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik, serta dapat merusak nilai-nilai demokratis dan moralitas karena lambat laun perbuatan ini seakan menjadi sebuah 1 Hernold Ferry Makawimbang, Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Suatu Pendekatan Hukum Progresif, Thafa Media, Yogyakarta, 2014, Halaman 1 2 Adrian Sutedi, Hukum Keuangan Negara, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, Halaman 10 Universitas Sumatera Utara budaya tersendiri. Korupsi merupakan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur. 3 Tindak pidana korupsi yang terus merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan masyarakat ini juga mengakibatkan terjadinya kerugian keruangan negara. Tentang permasalahan kewenangan perhitungan kerugian keuangan negara dalam tindak pidana korupsi terjadi ketidakpastian hukum rechszekerheid , Junifer Girsang dalam bukunya “Abuse of Power”, menyatakan terjadi ketidakpastian hukum dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi akibat ketidakjelasnya definisi kerugian keuangan negara, ini berimplikasi pula pada lembaga mana yang berhak dan berwenang menyatakan telah terjadi kerugian keuangan negara. 4 Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melaluiproses pengadaan Barang Pemerintah, diperlukan upaya untuk menciptakan keterbukaan, transparansi, akuntabilitas serta prinsip persiangankompetisi yang sehat dalam proses pengadaan barangJasa pemerintah yang dibiayai APBNAPBD, sehingga diperoleh BarangJasa yang terjangkau dan berkualitas serta dapat dipertanggung-jawabkan baik dari segi fisik,keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan masyarakat. 5 Ketentuan Pengadaan Barang Pemerintahan dalam Peraturan Presiden itu diarahkan untuk meningkatkan ownership Pemerintah Daerah terhadap 3 Evi Hartini, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, Halaman 1 4 Hernold Ferry Makawimbang, Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Suatu Pendekatan Hukum Progresif, Thafa Media, Yogyakarta, 2014, Halaman 3 5 Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum, Hukum Keuangan Negara, Grasindo, Jakarta, 2014, Halaman 153-154 Universitas Sumatera Utara proyekkegiatan yang pelaksaaannya dilakukan melalui skema pembiayaan bersama co-financing antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 6 Skripsi ini akan membahas dan menganalisa secara yuridis terkait dengan pengadaan barang yang merugikan keuangan negara dalam tindak pidana korupsi dengan studi kasus Putusan Pengadilan Tinggi Medan No: 19Pid.Sus.K2014PT- MDN dengan terdakwa mantan manager bidang produksi PT. PLN Persero KITSBU yaitu Ir. Fahmi Rizal Lubis. Terdakwa divonis 9 Tahun penjara dan pidana denda sebesar Rp. 700.000.000,- tujuh ratus rupiah, dengan ketentuan jika denda tersebut tidak dibayar harus diganti dengan hukuman kurungan selama 6 Enam bulan oleh hakim Pengadilan Tinggi Medan dengan Putusan Nomor: 19Pid.Sus.K2014PT-MDN, tanggal 7 Maret 2014. Kesemuanya akan dirangkum dalam penulisan skripsi ini. Kasus tindak pidana korupsi pada PT. PLN Persero KITSBU yang didakwakan kepada terdakwa lahir sebagai konsekuensi atas tindakan terdakwa yang dianggap telah mengakibatkan kerugian keuangan negara. Terdakwa sebagai manager bidang produksi PT.PLN persero KITSBU yang didisposisikan oleh General Manager Ir Albert Pangaribuan sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya untuk membuat syarat teknis atas pengadaan Flame Tube PLTGU DG 10530 yang semula merupakan usulan dari saksi Ir. Ermawan Arif Budiman selaku kepala sektor Pembangkitan Belawan perihal pengadaan material kebutuhan GT 12 umtuk LTE 12. Selanjutnya terdakwa langsung membuat syarat teknis tersebut berdasarkan buku petunjuk yang dikeluarkan oleh PT Siemens 6 Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum, Hukum Keuangan Negara, Grasindo, Jakarta, 2014, Halaman 154. Universitas Sumatera Utara Indonesia tanpa melakukan survey terlebih dahulu ke PT Siemens Indonesia mengenai apakah barang tersebut masih diproduksi oleh PT Siemens Indonesia. Setelah syarat tersebut dibuat oleh terdakwa pada tanggal 11 Desember 2006 yang diteruskan kepada saksi Edward Silitonga sebagai Manager Perencanaan untuk menganalisa dan mengevaluasi tentang syarat teknis yang dibuat terdakwa tersebut, tanpa melakukan survey dan mengkaji lebih detail usulan tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan dan atas syarat teknis tersebut maka Edward Silitonga membuat Rencana Anggaran Biaya dengan besaran Rp. 24.323.251.000 dua puluh empat miliyar tiga ratus dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh satu ribu rupiah termasuk PPN 10 sepuluh persen. Selanjutnya dibuat surat kuasa kerja Nomor INV07BIKEUPRODPLTGU001 tanggal 13 maret 2007 Pengadaan Flame Tube PLTGU GT-12 dengan nilai Rp. 24.323.251.000 dua puluh miliyar tiga ratus dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh satu ribu rupiah tersebut ditandatangani oleh masing-masing manager terkait yaitu terdakwa selaku menager bidang produksi, manager bidang perencanaan Edward Silitonga, dan diketahui oleh manager Bidang Keuangan Irwandi dan disetujui oleh Ir.Albert Pangaribuan selaku General Manager. Pada saat Flame Tube diterima di gudang PT.PLN persero KITSBU sektor pembangkitan belawan ditemukan adanya perbedaan spesifikasi Flame Tube yang disupply oleh yuni selaku direktur CV Sri Makmur yang merupakan CV pemenang pelelangan Pengadaan Flame Tube tersebut yang diakibatkan oleh penetapan paket pengadaan Flame Tube yang tidak benar, yang tidak seharusnya Universitas Sumatera Utara menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri HPS yang disusun oleh Panitia Pengadaan Barang dimana dalam membuat HPS tidak melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkup pengadaan barang dengan cara tidak melakukan survey terlebih dahulu kepada pabrikan PT Siemens Indonesia bahwa Flame tube tersebut tidak lagi diproduksi sejak 5 lima tahun yang lalu. Akibat perbuatan para terdakwa tersebut menyebabkan kerugian negara sebesar Rp. 23.942.490.000,- dua puluh tiga miliyar sembilan ratus empat puluh dua juta empat ratus sembilan puluh ribu rupiah. Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menuntut terdakwa Ir. Fahmi Rizal Lubis berupa pidan penjara selama 9 sembilan tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan, dan ditambah dengan denda sebesar Rp. 700.000.000,- tujuh ratus juta rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan. Kasus-kasus yang seperti ini perlu untuk disoroti karena menyebabkan keresahan dalam masyarakat dan merugikan keuangan negara. Korupsi membuat negara tidak maksimal dalam menyediakan barang-barang publik untuk kepentingan umum. Korupsi juga memperburuk citra pemerintah dimata masyarakat karena ketidakpercayaan dan ketidakpatuhan terhadap hukum. Apabila tidak ada perubahan yang signifikan maka kondisi tersebut akan membahayakan kehidupan bangsa. 7 Melihat bahwa tindak pidana korupsi ini dilakukan oleh PT. PLN persero KITSBU yang merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN 7 http:www.kpk.go.idmoduleseditordocstrategicplan_plan_2008_to_2011_id.pdf,re ncana strategic komisi pemberantasan korupsi,2008-2011. Diakses pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 14.30 WIB. Universitas Sumatera Utara dibidang pengadaan barang yang mengakibatkan kerugian negara dan berdampak pada pereknomian nasional. Disamping itu juga menarik untuk ditelaah regulasi peraturan mengenai pengadaan barangjasa yang terkait dengan tindak pidana ini ataupun yang berakitan dengan tindak pidan korupsi itu sendiri.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

2 48 143

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Kewenangan Jaksa Pengacara Negara Dalam Gugatan Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi Yang Terdakwanya Meninggal Dunia (Studi Putusan No. Reg 02/Pdt. G/2010/PN.DPK)

0 55 105

Kewenangan Bpkp Dan Kejaksaan Dalam Penentuan Unsur Kerugian Keuangan Negara Terhadap Tindak Pidana Korupsi

0 78 186

Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Sebagai Salah Satu Faktor Yang Meringankan Hukuman Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 40 121

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

0 0 29