evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
44
II. Penyedia BarangJasa
penyedia  barangjasa  ini  merupakan  pilar  penting  setelah  pemerintah dalam pengadaan barangjasa. Sesuai dengan konsep dasar pengadaan barangjasa
yang  baik  harus  pula  disediakan  oleh  penydia  barangjasa  yang  baik  juga, sehingga dengan hal ini dikenal istilah kualifikasi.
45
Kualifikasi  diartikan  sebagai  penilaian  terhadap  kompetensi  atau kemampuan  penyedia  barangjasa  dalam  menyediakan  barangjasa  yang
dibutuhkan.  Untuk  membuktikan  penyedia  barangjasa  tersebut  memenuhi kualifikasi  maka  dilakukan  penilaian  sebagaiamana  sesuai  ketentuan  pasal  19
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang telah diubah dalam Perpres Nomor 35 Tahun 2011  dan  Perpres  Nomor  70  Tahun  2012  tentang  Pengadaan  BarangJasa
Pemerintah. Selain  pembuktian  dilakukan  untuk  penyedia  barangjasa  yang  telah
memenuhi kualifikasi perlu juga dilakukan pembuktian penyedia barangjasa yang mampu  menyediakan  barangjasa  yang  dibutuhkan  yaitu  dengan  penilaian
terhadap  dokumen  penawaran  penyedia  yang  terdiri  atas  penilaian  administrasi, teknis dan harga.
46
3.  Proses Pengadaan Barang dan jasa
44
Purwosusilo,  Aspek  hukum  Pengadaan  Barang  dan  jasa,  Pranadamedia  Group, Jakarta, 2014, halaman 248
45
Ibid. Halaman 251-252
46
Ibid. Halaman 253
Universitas Sumatera Utara
Dalam  mengadakan  suatu  barangjasa  dalam  pemerintahan  tentu  saja membutuhkan  tahap-tahap  untuk  membantu  proses  pengadaan  barangjasa
tersebut, tahap-tahap tersebut yaitu,sebagai berikut :
I.  Tahapan Persiapan Kontrak
Tahapan  ini  diawali  dengan  perencanaan  pengaturan  yang  diatur  dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 yang telah diubah dalam Perpres Nomor 35 Tahun
2011  dan  Perpres  Nomor  70  Tahun  2012  Tentang  pengadaan  barangjasa.
47
Purwosusilo  dalam  bukunya  yang  berjudul  aspek-aspek  pengadaan  barang  dan jasa  menyebutkan  proses  pengadaan  barang  dan  jasa  pada  tahapan  persiapan
kontrak  ialah  dimulai  pada  tahapan  pengumuman,  penetapan  harga  perkiraan sendiri  HPS  Owner  Estimate,  pendaftaran  dan  pengambilan  dokumen,
aanwijzing  penjelasan,  pengajuan  penawaran,  jaminan  penawaran,  pembukaan dokumen  penawaran,  penilaianevaluasi,  penetapan  pemenang,  dan  adanya
sanggahan atau sanggahan banding.
II. Tahapan Pelaksanaan Kontrak
Tahapan ini  merupakan  lanjutan  dari tahapan persiapan kontrak, adapun proses di dalam tahapan pelaksanaan kontrak, yaitu :
48
a. Penyempurnaan rancangan kontrak;
b. Penandatangan kontrak;
c. Jaminan pelaksanaan;
d. Pelaksanaan kontrak;
e. Pembayaran uang muka;
47
Purwosusilo,  Aspek-Aspek  Hukum  Pengadaan  Barang  dan  Jasa,  Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, halaman 254
48
Ibid, halaman 291-306
Universitas Sumatera Utara
f. Perubahan kegiatan pekerjaan;
g. Laporan hasil pekerjaan;
h. Penilaian progres kegiatan;
i. Penghentian dan pemutusan kontrak.
III. Tahap Pasca Kontrak
Tahapan-tahapan  pasca  kontrak  ini  terdiri  atas  penerimaan  kontrak, denda dan ganti rugi, keadaan kahar dan terakhir perpanjangan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
49
hal ini  seperti yang dinyatakan  pada  peraturan presiden no 70 tahun 2012  tentang  perubahan  atas  peraturan  presiden  nomor  54  tahun  2010  tentang
Pengadaan barang dan jasa pemerintah. Badan  Usaha  Milik  Negara  BUMN  bukan  hanya  mengacu  pada
peraturan  presiden  nomor  70  tahun  2012  tetapi  menteri  BUMN  juga  telah membuat  tata  cara  pengadaan  barang  dan  jasa  BUMN  berdasarkan  peraturan
menteri  BUMN  nomor  15  tahun  2012  tentang  perubahan  atas  peraturan  menteri nomor 05 tahun 2008 tentang pedoman umum pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa  badan  usaha  milik  negara.  Tata  cara  tersebut  tercantum  pada  pasal  5,  yang menyatakan sebagai berikut :
1. Cara  pengadaan  barang  dan  jasa  disesuaikan  dengan  kebutuhan  pengguna
barang  dan  jasa  serta  dilaksanakan  dengan  memperhatikan  prinsip  umum sebagaimana diatur dalam pasal 2 dan best practice yang berlaku;
2. Cara pengadaan barang dan jasa dilakukan dengan cara antara lain tetapi tidak
terbatas pada :
49
Ibid, halaman 307-310
Universitas Sumatera Utara
a. Pelelangan  terbuka,  atau  seleksi  terbuka  untuk  jasa  konsultan,  yaitu
diumumkan  secara  luas  melalui  media  massa  guna  memberi kesempatan  kepada  penyedia  barang  dan  jasa  yang  memenuhi
kualifikasi untuk mengikuti pelelangan; b.
Pemilihan  langsung,  atau  seleksi  langsung  untuk  pengadaan  jasa konsultan, yaitu pengadaan barang dan jasa yang ditawarkan kepada
beberapa pihak terbatas sekurang-kurangnya 2 dua penawaran; c.
Penunjukkan langsung  yaitu  pengadaan  barang  dan  jasa  yang
dilakukan  secara  langsung  dengan  menunjuk  satu  penyedia  barang dan jasa atau melalui beauty contest;
d. Pembelian  langsung,  yaitu  pembelian  terhadap  barang  yang  terdapat
di pasar, dengan demikian nilainya berdasarkan harga pasar; 3.
Tata cara pengadaan  barang  dan jasa  sebagaiamana  dimaksud pada ayat 2, diatur lebih lanjut oleh direksi BUMN
Berdasarkan ayat 3 tersebut, maka direksi BUMN memiliki wewenang secara  khusus  untuk  membuat  tata  cara  pengadaan  barang  dan  jasa.  Apabila
berdasarkan putusan  94Pid.Sus.K2013PN.Mdn  tentang  kasus  korupsi
pengadaan  barang  dan  jasa  di  PT.  PLN,  dimana  PT.PLN  persero  KITSBU selaku  Badan  Usaha  Milik  Negara  melaksanakan  Pengadaan  barang  jasa  dalam
bentuk flame tube berdasarkan surat keputusan direksi PT.PLN.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGATURAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM UNDANG-UNDANG 31 TAHUN 1999 JO UNDANG-UNDANG 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
A. Pengaturan Tindak Pidana Korupsi dan Perkembangannya
Korupsi  sebenarnya  bukanlah  sesuatu  yang  baru  di  Indonesia,  karena telah  ada  sejak  tahun  1950-an.  Korupsi  seolah  telah  menjadi  bagian  dari
kehidupan,  menjadi  suatu  sistem  dan  menyatu  dengan  penyelenggaraan pemerintahan Negara.
50
Kebiasaan mengambil “upeti” dari rakyat kecil yang dilakukan oleh Raja Jawa  ditiru  oleh  Belanda  ketika  menguasai  Nusantara  1800
–  1942  minus Zaman Inggris 1811
– 1816, Akibat kebijakan itulah banyak terjadi perlawanan- perlawanan rakyat terhadap Belanda. Sebut saja misalnya perlawanan Diponegoro
1825  -1830,  Imam  Bonjol  1821 –  1837,  Aceh  1873  –  1904  dan  lain-lain.
Namun,  yang  lebih  menyedihkan  lagi  yaitu  penindasan  atas  penduduk  pribumi rakyat  Indonesia  yang  terjajah  juga  dilakukan  oleh  bangsa  Indonesia  sendiri.
Sebut  saja  misalnya  kasus  penyelewengan  pada  p elaksanaan  Sistem  “Cuituur
Stelsel CS” yang secara harfiah berarti Sistem Pembudayaan. Walaupun tujuan utama  sistem  itu  adalah  membudayakan  tanaman  produktif  di  masyarakat  agar
50
Penanggulangan  korupsi  di  Era  50-an  tersebut  dengan  menggunakan  perangkat perundang-undangan yang ada  masih banyak  menemui egagalan. http:id.shvoong.comlaw-and-
politicslaw2027081, Opcit.
Universitas Sumatera Utara
hasilnya  mampu  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  rakyat  dan  memberi kontribusi ke kas Belanda, namun kenyataannya justru sangat memprihatinkan.
51
Kemudian setelah perang dunia kedua, muncul era baru, gejolak korupsi ini meningkat di Negara yang sedang berkembang, Negara yang baru memperoleh
kemerdekaan. Masalah korupsi ini sangat berbahaya karena dapat menghancurkan jaringan  sosial,  yang  secara  tidak  langsung  memperlemah  ketahanan  nasional
serta eksistensi suatu bangsa. Reimon Aron seorang sosiolog berpendapat bahwa korupsi  dapat  mengundang  gejolak  revolusi,  alat  yang  ampuh  untuk
mengkreditkan suatu bangsa.
52
Di  Indonesia  sendiri  praktik  korupsi  sudah  sedemikian  parahnya.  Telah banyak gambaran tentang praktik korupsi yang terekspos ke permukaan. Di negeri
ini sendiri, korupsi sudah seperti sebuah penyakit kanker ganas yang menjalar ke sel-sel  organ  publik,  menjangkit  ke  lembaga-lembaga  tinggi  Negara  seperti
legislatif,  eksekutif  dan  yudikatif  hingga  ke  BUMN.  Apalagi  mengingat  di  akhir masa orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana. Mulai dari pejabat kecil
hingga pejabat tinggi.
53
1.  Istilah Tindak Pidana Korupsi