Menurut Rustam Hakim 1993, sirkulasi kendaraan, meliputi jalur distribusi jalur cepat dan jalur akses jalur lambat. Hubungan kedua jalur yang perlu
diperhatikan adalah rambu lalu lintas dan ruang parkir yang disesuaikan dengan keadaan site. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan ketika penumpang dari area
parkir menuju dermaga dapat menghambat penurunan penumpang yang keluar dari kapal yang bersandar di dermaga. Artinya, terjadi penyilangan crossing pada
embarkasi-debarkasi penumpang dari sisi darat. Hal ini disebabkan karena tingginya intensitas penggunaan parkir dengan
banyaknya volume kendaraan yang menunggu untuk masuk ke kapal, namun terbatasnya penataan area parkir yang sempit dan tidak adanya sirkulasi kendaraan
sehingga memakan lahan parkir menjadi jalur distribusi dan jalur akses. Selain itu, tidak adanya rambu lalu lintas atau signage sebagai informasi untuk penumpang juga
mengakibatkan terjadinya penyilangan crossing pada embarkasi-debarkasi penumpang dari sisi darat.
5.2.2 Harapan Aksesibilitas Dari Sisi Darat
Grafik 5.12 Harapan Penumpang Terhadap Aksesibilitas Dari Sisi Darat
Sumber : Olah Data
Grafik di atas menunjukkan harapan penumpang sangat penting terhadap aksesibilitas dari sisi darat.
63 62
62 26
28 30
8 5
5 2
3 3
1 1
20 40
60 80
Dari Area Parkir Ke Dermaga Dari Dermaga Masuk Ke
Kapal Keluar Dari Kapal Ke Dermaga
Sangat Penting Penting
Cukup Penting Kurang Penting
Tidak Penting
Universaitas Sumatera Utara
5.2.3 Penilaian Aksesibilitas Dari Sisi Danau
Grafik 5.13 Penilaian Penumpang Terhadap Aksesibilitas Dari Sisi Danau
Sumber : Olah Data
Grafik di atas menunjukkan bahwa variabel aksesbilitas dari sisi danau dinilai cukup baik dengan dua indikator meliputi sirkulasi ketika kapal bersandar dan ketika
kapal berlayar. Aspek kemudahan aksesibilitas dari sisi danau ke dermaga menjadi salah satu
faktor yang turut mempengaruhi kenyamanan penumpang. Kapal Motor Penumpang KMP dengan jenis kapal fery ro-ro adalah satu moda transportasi perairan yang
digunakan oleh penumpang dan disediakan oleh pelabuhan sebagai transportasi penyeberangan.
Berdasarkan Standar IMO International Maritime Organization dalam maneuvering sebuah kapal ketika berlayar diacu berdasarkan karakteristik dari
pengujian maneuver secara konvensional, dengan menggunakan sistem propulsi dan sistem kemudi steering konvensional. Kedua sistem yang dimaksud adalah dengan
melakukan zig zag maneuver dengan sudut kemudi 10 derajat, lalu kemudi dibelokan berlawanan atau dibalik 10 derajat ke arah menghadap dermaga. Hasil observasi
menunjukkan bahwa aksesibilitas dari sisi danau ketika bersandar dinilai cukup baik. Bentuk sirkulasi ini dapat dilihat dari traffic kapal ferry dalam mencapai dermaga
ketika bersandar dengan arah lurus hingga melepas rampdoor kapal ke dermaga, dan ketika berlayar kapal akan melakukan manuver pergerakan untuk mundur dengan
10 20
30 40
50 60
70
Ketika Kapal Bersandar Ketika Kapal Berlayar
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik
Universaitas Sumatera Utara
10 20
30 40
50 60
Ketika Kapal Bersandar Ketika Kapal Berlayar
Sangat Penting Penting
Cukup Penting Kurang Penting
Tidak Penting
jarak 60 m dengan perputaran membentuk sudut 180 derajat. Hal ini menunjukkan bahwa kapal memenuhi standar dengan melakukan zig zag maneuver sesuai dengan
sudut pada kondisi dermaga air tawar. Menurut A. Wiryawan 2008 beban horisontal yang bekerja pada dermaga
terdiri dari gaya benturan kapal ketika bersandar, dan gaya tarik saat kapal berlayar. Untuk mencegah hancurnya dermaga karena pengaruh benturan kapal ketika
bersandar, maka gaya benturan kapal diperhitungkan berdasarkan bobot kapal dengan muatan penuh dan dengan memasang fender di sepanjang dermaga. Hasil observasi
menunjukkan bahwa aksesibilitas dari sisi danau kurang optimal ketika kapal bersandar di dermaga, hal ini dikarenakan tidak adanya fender sebagai lapisan
dermaga untuk melindungi dari benturan kapal ketika bersandar seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2
5.2.4 Harapan Aksesibilitas Dari Sisi Danau